Khazanah
Beranda » Berita » Nikmatnya Waktu Pagi: Diberkahi untuk Berdoa dan Beribadah

Nikmatnya Waktu Pagi: Diberkahi untuk Berdoa dan Beribadah

Nikmatnya Waktu Pagi: Waktu yang Diberkahi untuk Berdoa dan Beribadah

Nikmatnya Waktu Pagi.

Pagi adalah detik-detik awal kehidupan yang dihadiahkan kembali oleh Allah setelah kita “dimatikan” sementara dalam tidur. Ia bukan sekadar waktu yang datang setelah malam, tetapi momentum yang sarat berkah dan penuh harapan. Rasulullah ﷺ bersabda:

> “Ya Allah, berkahilah umatku di waktu pagi mereka.”
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Mengapa pagi begitu nikmat?

1. Udara Segar dan Jiwa yang Ringan
Saat pagi tiba, udara masih bersih, belum tercemar oleh kesibukan dunia. Menghirupnya serasa menyuntikkan semangat baru ke dalam dada. Pikiran pun masih jernih. Itulah sebabnya banyak ide cemerlang dan keputusan terbaik lahir di waktu pagi.

2. Waktu yang Diberkahi untuk Berdoa dan Beribadah
Shalat Subuh berjamaah adalah pembuka rezeki dan penjaga diri. Setelahnya, waktu terbaik untuk berdzikir, membaca Al-Qur’an, dan merenung. Hati terasa damai, sebab pagi menghadirkan keheningan yang membangkitkan kesadaran ruhani.

Mengapa Allah Menolak Taubat Iblis?

3. Awal yang Bersih untuk Memulai Segalanya
Seperti kertas putih yang baru dibuka, pagi memberikan kesempatan baru untuk memperbaiki yang salah, menyusun rencana, dan memulai hari dengan niat terbaik. Hidup terasa lebih terarah ketika dimulai dengan kesadaran dan ketenangan.

4. Rezeki dan Kesempatan Mengalir Lebih Deras di Pagi Hari
Banyak penelitian dan pengalaman hidup menunjukkan bahwa orang-orang sukses menghargai waktu pagi. Mereka bangun lebih awal, menata hari, dan memulai langkah lebih cepat daripada orang kebanyakan.

Dalam Perspektif Islam

Pagi bukan hanya soal jam, tapi soal sikap dan spiritualitas. Rasulullah ﷺ tidak hanya bangun di sepertiga malam terakhir, beliau juga menyempatkan dzikir pagi, shalat Subuh berjamaah, duduk di masjid hingga matahari terbit, lalu melanjutkan aktivitas. Itu menjadi teladan manajemen waktu yang luar biasa.

Dalam QS. Adz-Dzariyat: 18, Allah memuji orang-orang yang memanfaatkan waktu malam dan pagi untuk beristighfar:

> “Dan pada waktu sahur mereka memohon ampun.”

Riyadus Shalihin: Antidot Ampuh Mengobati Fenomena Sick Society di Era Modern

Apa yang Bisa Kita Lakukan di Pagi Hari?

Shalat Subuh tepat waktu (lebih baik berjamaah di masjid.

Dzikir pagi dan membaca Al-Qur’an.
Menyusun rencana harian.
Olahraga ringan untuk menjaga tubuh.
Bersyukur atas nikmat kehidupan.

Penutup: Pagi adalah nikmat yang sering diabaikan. Ia datang tiap hari, tapi hanya disambut oleh jiwa-jiwa yang sadar. Bangun pagi bukan sekadar rutinitas, tapi bentuk syukur dan kesiapan menjalani amanah hidup. Jangan biarkan pagi terlewat tanpa makna.

Selamat menikmati nikmatnya pagi. Mulailah harimu dengan Allah dalam hati, semangat dalam jiwa, dan senyum di wajah.

> “Barang siapa yang mengerjakan shalat Subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah.” (HR. Muslim)

Budaya Hustle Culture vs Berkah: Meninjau Ulang Definisi Sukses

 


 

Homoseksual penyakit moderen yang sulit mengobatinya.

Mari kita kaji berdasarkan perspektif Islam dan realita saat ini:

1. Pandangan tradisional Islam

Homoseksualitas dan zina: Al‑Qur’an melukiskan kisah kaum Luth sebagai peringatan terhadap perilaku seksual menyimpang seperti pemerkosaan dan kerusakan moral, bukan hanya orientasi seksual — fokusnya adalah pada tindakan anal penetrasi antar pria  .

Syariat dan hukuman: Mazhab Maliki, Syafi‘i, dan Hanbali menetapkan zina sesama jenis sebagai hudud dengan kemungkinan hukuman berat, sementara mazhab Hanafi menganggapnya najis tapi bukan hudud  .

2. LGBT dan fungsi jiwa dalam Islam

Hak dan fitrah: Islam mendorong pemenuhan kebutuhan manusia dalam kerangka yang halal dan teratur (nikah antara pria dan wanita)  .

Musyrik akhlak: Seperti disebutkan, menyembah selain Allah atau mengagungkan diri sendiri adalah bentuk kesyirikan. Aktivitas LGBT yang menempatkan diri sebagai rival fitrah bisa jadi tergolong menyimpang dari fungsi jiwa sejati.

3. Praktik di dunia Muslim

Arab Saudi, Aceh, Malaysia: Banyak wilayah menerapkan hukuman syariah terhadap perilaku sesama jenis, seperti cambuk atau penjara  .

Indonesia: Secara nasional tidak kriminal, tetapi di Aceh bisa dihukum lash, dan stigma sosial sangat kuat; ormas seperti MUI mengeluarkan fatwa LGBT sebagai deviasi  .

4. Realitas LGBT Muslim masa kini

Keragaman interpretasi: Meski mayoritas menganut pemahaman tradisional, ada kelompok progresif (misalnya di AS/Kanada) yang mendukung inklusi LGBT, melakukan pernikahan sesama jenis, dan menolak homofobia berbasis budaya bukan Qur’ani  .

Perjuangan identitas: LGBT Muslim mengalami konflik batin: beriman tapi tertekan oleh norma tradisional, namun ada suara progresif yang menekankan keadilan, kasih, dan pendekatan qur’ani lain  .

Tinjauan reflektif

1. Kesyirikan hati: Meniru gaya hidup LGBT meski melawan fitrah bisa merusak fungsi jiwa dan menyimpang dari orientasi hidup yang dikehendaki Allah.

2. Pemahaman hukum syariah: Banyak teks mengharamkan perbuatan di luar nikah heteroseksual—tindakannya yang menjadi pusat perhatian, bukan kode orientasi seksual.

3. Perlunya hikmah dan belas kasih: Islam mengajarkan adab, rahmat, dan keadilan—terlepas dari pandangan hukum, manusia harus diperlakukan dengan kasih dan tidak dizalimi.

4. Konflik dan dialog: Ada komunitas LGBT Muslim yang mencari tempat di antara iman dan fitrah mereka—ini menyiratkan pentingnya dialog yang penuh hikmah dan kegunaan hikmah dalam memahami situasi manusia saat ini.

Kesimpulan: Dari dalil syariah dan konteks sosial, Islam memandang perbuatan LGBT (khususnya hubungan sesama jenis) sebagai penyimpangan dari fitrah dan fungsi jiwa, serta pelanggaran hukum yang ditegaskan oleh banyak mazhab dan syariat negara muslim. Namun secara manusiawi, Islam juga memerintahkan kasih sayang, keadilan, dan tidak menzhalimi—hal ini harus tetap ditegakkan dalam pendekatan dakwah dan hukum. (Tengku Iskandar)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement