Kisah
Beranda » Berita » Peristiwa Yang terjadi di Detik-detik Kematian Nabi Adam

Peristiwa Yang terjadi di Detik-detik Kematian Nabi Adam

Ilustrasi Kisah Kematian Nabi Adam
Ilustrasi Kisah Kematian Nabi Adam

Surau.co – Nabi Adam bersama istrinya, Siti Hawa merupakan dua manusia yang lahir tidak melalui rahim seorang ibu. Sebagai “ayah dan ibu” bagi umat manusia, keduanya lahir dengan cara yang khusus. Nabi Adam diciptakan langsung oleh Allah dengan tanah dan ditiupkan ruh pada tubuhnya.

Meski demikian, sebagaimana manusia umumnya, Nabi Adam juga meninggal. Lalu, bagaimana Nabi Adam wafat dan cara menangani jenazahnya?

Detik-detik meninggalnya Nabi Adam, salah satunya dikisahkan dalam Buku kisah-kisah shahih karya Umar Sulaiman Al-asyqor. Seorang doktor ilmu syariah di Universitas Islam Yordania.

Dalam bukunya, dia merujuk pada hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Imam Ahmad dalam Zawaidul Musnad, 5/136. Khususnya untuk menggambarkan situasi menjelang kematian Nabi Adam. Hadits ini walaupun sanadnya mauquf atau tidak sampai pada Nabi (hanya pada Ubay bin Kaab), tetapi mempunyai kekuatan hadits marfu’. Karena perkara seperti ini tidak membuka peluang bagi akal untuk mengakalinya.

Adam Mulai Merindukan Surga

Dari Uttiy bin Dhamurah As-Sa’di berkata, “Aku melihat seorang Syaikh di Madinah sedang berbicara. Lalu aku bertanya tentangnya.” Mereka menjawab, “Itu adalah Ubay bin Kaab.”

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Di situ, Ubay bercerita ketika maut datang menjemput, Adam berkata kepada anak-anaknya, “Wahai anak-anakku, aku ingin makan buah Surga.” Lalu anak-anaknya pergi mencari untuknya.

Di tengah pencarian, para Malaikat datang menyambutnya. Mereka juga telah membawa kain kafan dan wewangiannya, kapak, sekop, dan cangkul.

Pemakaman dilakukan Para Malaikat

Para Malaikat bertanya, “Wahai anak-anak Adam, apa yang kalian cari? Atau apa yang kalian mau? Dan ke mana kalian pergi?” Mereka menjawab, “Bapak kami sakit, dia ingin makan buah dari Surga.” Para Malaikat menjawab, “Pulanglah, karena ketetapan untuk bapak kalian telah tiba.”

Lalu para Malaikat datang. Hawa yang pernah tinggal di Surga melihat dan mengenali para malaikat. Maka dia berlindung kepada Adam. Namun Adam berkata kepada Hawa, “Menjauhlah dariku. Aku pernah melakukan kesalahan karenamu. Biarkan aku dengan Malaikat Tuhanku Tabaraka wa Taala.”

Kemudian para Malaikat mencabut nyawanya. Tak sampai itu, malaikat juga memandikannya, mengkafaninya, memberinya wewangian, menyiapkan kuburnya dengan membuat liang lahat, dan mensalatinya.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Mereka lantas  masuk ke kuburnya, dan meletakkan Adam di dalamnya, lalu mereka meletakkan bata di atasnya. Kemudian mereka keluar dari kubur, mereka menimbunnya dengan batu. Lalu mereka berkata, “Wahai Bani Adam, ini adalah sunnah kalian.”

Rindu Buah Surga Sebagai Petanda

Umar Sulaiman Al-asyqor menjelaskan, Hadits ini menggambarkan kerinduan Adam pada buah Surga menjadi petanda datangnya maut. Apalagi, sebagian hadits menyatakan bahwa Adam mengetahui hitungan tahun-tahun umurnya. Sehingga tanpa ragu, Adam menyuruhnya anak memetik buah dari surga sebagai simbol.

Meski dia sangat sadar, anak-anaknya tidak mungkin memenuhi permintaannya menembus Surga. Di sisi lain, anak-anak Adam juga menyadari hal itu. Akan tetapi, karena rasa bakti mereka kepada bapak mereka, hal itulah yang mendorong mereka untuk tetap berangkat mencarinya.

Sampai kemudian para Malaikat datang mengambil ruh dan mengambilalih penanganan jenazah Adam. Lalu memberi petunjuk bagaimana memperlakukan jenazah sesuai sunnah.

Faedah Peristiwa Kematian Adam

Peristiwa itu memberikan petunjuk penting terkait bagaimana syariat memperlakukan jenazah dan menguburkannya. Sunnah terhadap jenazah menjadi panduan semua Rasul dalam setiap syariat mereka. Tidak hanya ucapan, para malaikat juga mencontohkan dengan perbuatan.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Peristiwa itu juga menunjukkan keutamaan orang tua kita semua, Nabi Adam. Di mana para Malaikat yang mengurusi jenazahnya, menshalatkannya dan menguburkannya. Di luar itu, peristiwa tersebut juga menginspirasi munculnya beberapa peralatan sejak zaman manusia pertama, seperti kapak, cangkul dan sekop.

 

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement