Indonesia memperingati Hari Anak Nasional (HAN) pada tanggal 23 Juli setiap tahun. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hak-hak anak dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak di Indonesia.
Konvensi Internasional Hak Anak
Indonesia telah meratifikasi Konvensi Hak Anak (KHA) PBB pada tahun 1990. KHA merupakan perjanjian internasional yang menetapkan hak-hak anak dan kewajiban negara-negara untuk melindungi dan memenuhi hak-hak tersebut. Peringatan Hari Anak Nasional di Indonesia juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hak-hak anak dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak di Indonesia.
Sejarah Hari Anak Nasional
Presiden Soeharto adalah yang pertama kali mencetuskan Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) pada tahun 1984. Pemilihan Tanggal 23 Juli sebagai Hari Anak Nasional karena bertepatan dengan pengesahan Undang-Undang tentang Perlindungan Anak. Undang-Undang ini bertujuan untuk melindungi anak-anak dari berbagai bentuk kekerasan, penelantaran, dan eksploitasi.
Hari Anak Nasional (HAN) di Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan berkembang sejak era kepemimpinan Presiden Soekarno. Berikut adalah garis besar sejarah Hari Anak Nasional:
Awal Mula Peringatan HAN
Kongres Wanita Indonesia (Kowani) tahun 1951 adalah momentum memulai gagasan Peringatan HAN di negara kita. Peringatan Hari Anak Nasional pertama kali diadakan pada tahun 1952 dengan acara Pekan Kanak-Kanak di Istana Merdeka yang disambut oleh Presiden Soekarno.
Awalnya, peringatan Hari Anak Nasional diadakan pada minggu kedua bulan Juli tanpa tanggal tetap. Pada tahun 1959, pemerintah menetapkan tanggal 1-3 Juni sebagai Hari Anak Nasional, berdekatan dengan hari ulang tahun Presiden Soekarno dan Hari Anak Internasional.
Pada era Orde Baru, Presiden Soeharto mengubah tanggal peringatan menjadi 23 Juli, bertepatan dengan pengesahan Undang-Undang tentang Kesejahteraan Anak pada tahun 1979.
Penetapan Tanggal 23 Juli. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1984 menetapkan 23 Juli sebagai tanggal peringatan Hari Anak Nasional. Pemilihan tanggal ini karena bertepatan dengan pengesahan Undang-Undang tentang Kesejahteraan Anak yang menjamin hak-hak anak atas pendidikan, kesehatan, dan perlindungan.
Tujuan Peringatan HAN
Tujuan peringatan Hari Anak Nasional adalah:
- Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hak-hak anak dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak di Indonesia.
- Meningkatkan perlindungan anak-anak dari berbagai bentuk kekerasan, penelantaran, dan eksploitasi.
- Meningkatkan peran serta masyarakat dalam melindungi dan memenuhi hak-hak anak.
- Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan anak-anak di Indonesia.
Ragam Kegiatan Peringatan HAN
Peringatan Hari Anak Nasional di Indonesia diisi dengan berbagai kegiatan, seperti:
- Upacara peringatan Hari Anak Nasional yang dihadiri oleh pejabat pemerintah, tokoh masyarakat, dan anak-anak.
- Kegiatan edukatif dan rekreasi untuk anak-anak, seperti lomba mewarnai, lomba membaca puisi, dan lain-lain.
- Kampanye kesadaran masyarakat tentang pentingnya hak-hak anak dan perlindungan anak.
- Kegiatan donor darah dan penggalangan dana untuk membantu anak-anak yang membutuhkan.
Peringatan Hari Anak Nasional memiliki dampak positif bagi anak-anak di Indonesia, seperti:
- Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hak-hak anak dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak.
- Meningkatkan perlindungan anak-anak dari berbagai bentuk kekerasan, penelantaran, dan eksploitasi.
- Meningkatkan peran serta masyarakat dalam melindungi dan memenuhi hak-hak anak.
- Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan anak-anak di Indonesia.
HAN Dalam Pandangan Islam
HAN dalam pandangan Islam merupakan momentum penting untuk meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam melindungi dan memenuhi hak-hak anak. Islam sangat menekankan pentingnya melindungi dan membimbing anak-anak sebagai generasi penerus yang akan membawa perubahan di masa depan.
Hak-Hak Anak dalam Islam
Islam telah menetapkan berbagai hak anak yang harus dipenuhi oleh orang tua dan masyarakat, seperti:
- Hak atas pendidikan: Islam menekankan pentingnya pendidikan bagi anak-anak, baik pendidikan agama maupun pengetahuan umum.
- Hak atas perlindungan: Islam mewajibkan orang tua dan masyarakat untuk melindungi anak-anak dari berbagai bentuk kekerasan, penelantaran, dan eksploitasi.
- Hak atas kasih sayang: Islam menekankan pentingnya memberikan kasih sayang dan perhatian kepada anak-anak, serta membangun hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak.
Peran Orang Tua
Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membimbing dan melindungi anak-anak. Islam menekankan pentingnya orang tua untuk:
- Memberikan pendidikan yang baik: Orang tua harus memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak, baik pendidikan agama maupun pengetahuan umum.
- Memberikan contoh yang baik: Orang tua harus memberikan contoh yang baik kepada anak-anak, sehingga anak-anak dapat mencontoh perilaku yang baik.
- Memberikan kasih sayang dan perhatian: Orang tua harus memberikan kasih sayang dan perhatian kepada anak-anak, serta membangun hubungan yang harmonis dengan mereka.
Peran Masyarakat
Masyarakat juga memiliki peran penting dalam melindungi dan memenuhi hak-hak anak. Islam menekankan pentingnya masyarakat untuk:
- Membantu orang tua: Masyarakat harus membantu orang tua dalam membimbing dan melindungi anak-anak.
- Memberikan dukungan: Masyarakat harus memberikan dukungan kepada anak-anak yang membutuhkan, seperti anak-anak yatim dan piatu.
- Meningkatkan kesadaran: Masyarakat harus meningkatkan kesadaran akan pentingnya hak-hak anak dan perlindungan anak.
Dengan demikian, peringatan Hari Anak Nasional (HAN) dalam pandangan Islam merupakan momentum penting untuk meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam melindungi dan memenuhi hak-hak anak, serta membimbing mereka menjadi generasi yang baik agar membawa perubahan positif di masa depan.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
