Berita Nasional
Beranda » Berita » MUI Luncurkan Gerakan Nasional Gizi Santri dan Madrasah: Wujud Cinta Generasi Qur’ani

MUI Luncurkan Gerakan Nasional Gizi Santri dan Madrasah: Wujud Cinta Generasi Qur’ani

KH Abdullah Jaidi: Ketua MUI Bidang Pendidikan dan Kaderisasi
KH Abdullah Jaidi: Ketua MUI Bidang Pendidikan dan Kaderisasi

SURAU.CO – Dalam rangka Milad ke-50, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengambil langkah strategis demi masa depan generasi bangsa. MUI secara resmi meluncurkan Gerakan Nasional Pemenuhan Gizi Santri dan Siswa Madrasah. Melalui program ini, MUI menyelenggarakan Pekan Makan Bergizi Santri dan Siswa Madrasah sebagai wujud nyata komitmen dalam mendukung kualitas hidup generasi Qur’ani lewat penyediaan gizi yang layak dan seimbang.

MUI merancang gerakan ini karena menyadari pentingnya pemenuhan gizi bagi anak-anak Indonesia, khususnya mereka yang menimba ilmu di pesantren dan madrasah. MUI memandang bahwa generasi sehat merupakan fondasi utama bagi tegaknya peradaban Islam yang unggul. Oleh karena itu, upaya perbaikan gizi menjadi bentuk jihad kolektif umat Islam dalam membangun masa depan.

Tiga Beban Gizi Anak Indonesia

Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan bahwa angka stunting anak Indonesia berada pada angka 21,6%. Meski angka tersebut menurun dari tahun sebelumnya, namun masih jauh dari target 14% yang pemerintah tetapkan untuk tahun 2024. Ironisnya, kasus wasting atau berat badan sangat rendah justru meningkat dari 7,1% menjadi 7,7%. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan, karena wasting rentan menyebabkan kematian pada anak-anak.

Tidak hanya itu, fenomena diabetes tipe-2 kini mulai menyerang anak-anak usia 5–12 tahun. Riskesdas 2014 mencatat bahwa angka risikonya mencapai 18,8%, melonjak hingga 70 kali lipat dibandingkan tahun 2010. Fakta ini menunjukkan bahwa masalah gizi tidak hanya mengancam fisik, tetapi juga memengaruhi potensi intelektual dan spiritual generasi muda.

Ketika anak-anak mengalami gizi buruk, mereka tidak hanya kehilangan daya tahan tubuh, tetapi juga menghadapi kesulitan belajar dan terhambat dalam tumbuh kembangnya. Bahkan, para ekonom memperkirakan bahwa kerugian akibat stunting mencapai Rp260–390 triliun per tahun, atau sekitar 2–3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Peduli Sumatera: Saat Saudara Kita Menjerit, Hati Kita Harus Bangkit

MUI Menjadi Khadimul Ummah dan Mitra Pemerintah

Sejak berdiri pada 26 Juli 1975, MUI telah menjalankan peran ganda: sebagai khadimul ummah (pelayan umat) dan shadiqul hukumah (mitra pemerintah). Dalam menjalankan misinya, MUI tidak hanya menyuarakan nilai-nilai Islam, tetapi juga turut menjawab berbagai tantangan kebangsaan, termasuk isu kesehatan dan gizi.

Melalui program ini, MUI menunjukkan kesungguhan untuk berkontribusi sebagai bagian dari solusi. MUI menjalin kerja sama lintas sektor, menyusun panduan makanan bergizi yang sesuai syariat, serta memberikan dukungan spiritual kepada masyarakat agar semakin sadar akan pentingnya pola makan seimbang sebagai amanah dari Allah ﷻ.

Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Baqarah: 172:

“يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ”
“Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kalian dan bersyukurlah kepada Allah jika hanya kepada-Nya kalian menyembah.”

Ayat ini mengingatkan bahwa makanan yang halal dan bergizi merupakan bagian dari ibadah seorang mukmin.

Asosiasi Ma’had Aly Dorong PenguatanDirektorat Jenderal Pesantren

Kolaborasi Mendukung Program MBG

Langkah MUI ini juga sejalan dengan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang Presiden Prabowo Subianto canangkan sejak 2 Januari 2025. Program nasional ini bertujuan mengurangi malnutrisi dan stunting dengan alokasi anggaran sebesar Rp71 triliun. Pemerintah menargetkan program ini menjangkau 82 juta penerima manfaat, termasuk 44 juta anak sekolah dan santri.

Pemerintah tidak hanya mengharapkan peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan dari program MBG, tetapi juga menggerakkan ekonomi rakyat. Dengan melibatkan UMKM, petani, dan nelayan dalam rantai pasok makanan bergizi, pemerintah mendorong pemberdayaan masyarakat dari hulu ke hilir.

Dalam hal ini, MUI berperan aktif dengan memastikan bahwa makanan yang tersaji tidak hanya sehat, namun juga sesuai prinsip halal dan thayyib. MUI memberikan jaminan nilai syariat dalam pemenuhan kebutuhan gizi anak bangsa.

Peluncuran Perdana di Lembaga Pendidikan Islam

Sebagai langkah awal, Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga (PRK) MUI menyelenggarakan “Pekan Makan Bergizi” pada 24–25 Juli 2025 di dua lembaga pendidikan Islam:

  • Sekolah Al Jihad, Yayasan Al Jihad Shalahuddin Al Ayyubi, Tanjung Priok
  • Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Kebon Jeruk, Jakarta

Melalui kegiatan ini, MUI ingin mengangkat kesadaran masyarakat bahwa santri dan siswa madrasah berhak menikmati makanan bergizi, sebagai bagian dari ikhtiar mencetak generasi Islam yang sehat jasmani dan rohani.

Hikayat yang Menggetarkan: Menyelami Kitab Al-Mawa’idhul Ushfuriyah

Menurut data Kementerian Agama, Indonesia saat ini memiliki sekitar 36.600 pesantren dengan 3,4 juta santri aktif dan 370 ribu pengajar. MUI menilai bahwa para santri merupakan aset bangsa yang harus memperoleh perhatian khusus dalam hal gizi dan kesehatan.

Membangun Ekosistem Gizi Seimbang

MUI tidak ingin gerakan ini berhenti pada seremoni. MUI mendorong terbentuknya ekosistem pesantren dan madrasah yang mandiri dan berkelanjutan dalam penyediaan makanan bergizi. Untuk mewujudkannya, MUI mengajak masyarakat sipil, sektor swasta, dan lembaga zakat untuk terlibat aktif memperkuat gerakan ini.

Selain itu, MUI membuka ruang seluas-luasnya untuk edukasi, pelatihan, dan penggalangan sumber daya yang mendukung penciptaan madrasah sehat dan pesantren ramah gizi. MUI berharap, dari lingkungan pendidikan Islam inilah akan lahir generasi unggul yang siap memimpin umat dan bangsa.

Penutup

Pada usia emas ke-50, MUI tidak hanya menengok masa lalu, tetapi terus melangkah ke depan dengan semangat rahmatan lil ‘alamin. Melalui Gerakan Nasional Pemenuhan Gizi Santri dan Siswa Madrasah, MUI menunjukkan wujud cinta sejati kepada anak-anak bangsa — agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang sehat, cerdas, dan berakhlak mulia.

Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:

“إِنَّ لِجَسَدِكَ عَلَيْكَ حَقًّا”
“Sesungguhnya badanmu memiliki hak atasmu.”
(HR. Bukhari)

Menjaga gizi berarti menjaga amanah Allah ﷻ. Maka, mari kita bergandengan tangan — dari masyarakat, pemerintah, hingga ulama — untuk menciptakan generasi yang kuat imannya, sehat raganya, dan unggul akalnya.

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement