Di zaman ini, tak sulit melihat anak kecil yang sibuk menatap layar ponsel, bahkan sejak usia balita. Gawai menjadi teman bermain, guru belajar, hingga tempat hiburan. Tapi pernahkah kita bertanya: apa yang mereka lihat? Siapa yang mereka tiru? Apakah akhlak mereka sedang tumbuh atau justru tergerus?
Tantangan Besar di Era Digital
Teknologi memang memudahkan. Informasi hanya sejauh satu klik. Namun di balik kemudahan itu, ada bahaya yang mengintai: konten negatif, kecanduan gadget, kehilangan adab, dan renggangnya hubungan keluarga. Anak-anak bisa tersesat dalam dunia maya jika tidak didampingi dengan iman dan ilmu.
Sebagai orang tua Muslim, kita wajib menyadari bahwa ini bukan sekadar perubahan zaman. Ini adalah tantangan besar yang perlu disikapi dengan serius. Kita tidak bisa melarang teknologi, tapi kita bisa mendampingi dan mengarahkannya agar tetap dalam bingkai Islam.
Allah SWT berfirman:
يا أيها الذين آمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نار جهنم…
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…”
(QS. At-Tahrim: 6)
Ayat ini menegaskan bahwa orang tua mempunyai tanggung jawab besar: tidak hanya memberi makan dan pakaian, tetapi juga menjaga anak-anak dari bahaya dunia dan akhirat—termasuk bahaya yang tersembunyi dalam layar digital.
Kisah Inspiratif: Asma’ binti Abu Bakar, Ibu Pendidik
Mari kita tengok satu kisah sahabiyah mulia: Asma’ binti Abu Bakar, putri dari sahabat Abu Bakar dan kakak dari Aisyah ra Ia adalah sosok wanita cerdas, pemerintahan, dan penuh tanggung jawab. Dalam kondisi sulit saat hijrah, ia membawa bekal untuk Rasulullah dan ayahnya. Ia juga dikenal sebagai ibu dari Abdullah bin Zubair, seorang pemuda yang saleh dan rutin.
Asma’ mendidik anaknya bukan hanya dengan kata-kata, namun dengan keteladanan. Ia membesarkan Abdullah dengan nilai-nilai keberanian, keimanan, dan keteguhan pada kebenaran. Bahkan ketika anak akan dihukum mati oleh penguasa dzalim, ia tetap berkata tegar, “Wahai anakku, engkau lebih tahu mana jalan kebenaran. Jangan engkau serahkan dirimu pada kehinaan.”
Asma’ tak membesarkan anaknya dengan kemewahan, namun dengan kekuatan iman. Dan hasilnya, anaknya tumbuh menjadi pemimpin yang dihormati dan ditakuti karena keberaniannya mempertahankan kebenaran.
Solusi Islami dalam Mendidik Anak
Berikut beberapa langkah Islami yang bisa kita lakukan untuk mendidik anak di Tengah gempuran teknologi ini:
1.Menanamkan Tauhid Sejak Dini
Ajarkan anak sejak dini bahwa hanya Allah yang layak disembah, hanya kepada-Nya kita bergantung. Bacakan kisah para nabi, ajak anak mengenal asmaul husna, dan biasakan doa-doa harian. Tauhid yang kuat akan menjadi benteng utama ketika anak berselancar di dunia maya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“كل مولود يولد على الفطرة، فأبواه يهوديان أو نصرانيان أو مجوسيان” (رواه البخاري ومسلم).
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), maka kedua orang tuanya lah yang menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Anak adalah lahan kosong. Orang tualah yang mewarnainya. Maka, isi hati mereka dengan iman sebelum dunia mengisinya dengan fatamorgana.
2. Membangun Kebiasaan Baik Bersama
Waktu orang tua dan anak sering terkuras oleh gadget. Maka bangun momen kebersamaan: makan bersama tanpa layar, salat berjamaah, membaca Al-Qur’an bersama, berdiskusi dengan santai.
3. Menjadi Teladan yang Nyata
Anak-anak lebih banyak meniru daripada mendengar. Jika kita meminta anak untuk tidak bermain HP secara berlebihan, sementara kita sendiri terus berbaring di layar, maka pesan kita akan kehilangan makna. Menemukan keteladanan dalam kesederhanaan, adab, dan keimanan.
4. Memfilter Konten Digital dengan Nilai Islami
Gunakan teknologi sebagai alat bantu, bukan pengganti peran orang tua. Pilihkan tontonan dan bacaan yang Islami, ajak anak berdiskusi tentang nilai-nilai dari apa yang mereka tonton. Dengan cara ini, anak belajar berpikir kritis dan tetap terjaga nilai-nilai Islamnya.
5. Doakan Anak dalam Setiap Sujud
Jangan mengingat doa orang tua. Dalam sujud-sujud panjang, sebutlah nama anak-anak kita. Mohon pada Allah agar menjaga hati dan langkah mereka. Karena kita bisa mendidik, tapi hanya Allah yang membolak-balikkan hati.
Harapan di Tengah Tantangan
Setiap zaman punya tantangan sendiri. Tapi setiap zaman juga melahirkan pejuang-pejuangnya. Asma’ binti Abu Bakar hidup di masa sulit, namun ia berhasil membesarkan anak yang teguh di jalan Allah. Kita pun bisa menjadi orang tua hebat, meski hidup di era gawai dan digital.
Kuncinya: jangan lelah mendidik, jangan lengah dalam mendampingi. Jadikan rumah kita taman iman, dan jadilah guru pertama yang dicintai anak-anak kita.
Karena sejatinya, pendidikan terbaik bukan terletak pada kecanggihan alat, namun pada kuatnya hati yang terikat pada Allah.
Semoga Allah menjadikan anak-anak kita menjadi generasi yang saleh, cerdas, berakhlak, dan menjadi cahaya di tengah zaman yang penuh godaan ini. Aamiin.
.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
