Fadhilah Membaca Mengamalkan Al-Qur’an Secara Umum (I)
Ketahuilah, bahwa pembahasan mengenai hal ini sangatlah luas. Para ulama banyak yang menulis tentang hal ini. Kami akan menjelaskan pembahasan yang menunjukkan fadhilahnya dan gajaran yang telah disediakan oleh Allah kepada ahlul Qur’an Yaitu orang-orang yang mengikhlaskan niatnya dalam mempelajari Al Qur’an karena Allah semata dan mengamalkannya.
Fadhilah Pertama
Fadhilah pertama dari Al Qur’ an yang hendaknya dirasakan oleh seorang mukmin adalah menyadari bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah, Tuhan semesta alam, bukan ucapan makhluk. Seorang mukmin harus memahami bahwa Al-Qur’an adalah firman yang tidak ada sesuatupun yang dapat menyerupainya. Al Qur’an juga memiliki sifat yang tidak ada yang menyerupai dan menandinginya. Al Qur an adalah
bagian dari cahaya Dzat Allah. Para qari’ mendendangkan bacaan Al Qur’ an. Mereka yang membacanya akan mendapatkan pahala karena memang inilah yang diperintahkan kepada mereka pada kondisi-kondisi tertentu yaitu sebagai bentuk kepatuhan mereka dalam melaksanakan ibadah-ibadah tertentu. Sedangkan pada beberapa kondisi lainnya membaca Al Qur’ an hukumnya adalah sunnah (dianjurkan).
Mereka juga diperintahkan untuk tidak menyentuh Al Qur’an pada saat mereka dalam keadaan junub. Mereka akan memperoleh pahala jika mengamalkannya dan mendapatkan hukuman (adzab) jika mereka meninggalkannya. Ini semua telah disepakati oleh kaum muslim yang merupakan kaum yang haq. Atsar-atsar yang ada pun berbicara seperti itu, dan hadits- hadits juga mengisyaratkan hal yang sama Pahala atau hukuman yang diterima masing-masing sesuai dengan apa yang dilakukan oleh para hamba. Pembahasan mengenai hal ini akan kami jelaskan pada pembahasan selanjutnya. Seandainya Allah tidak memberikan kekuatan ke dalam hati hamba- hamba-Nya untuk mengembannya, mengambil pelajaran darinya, dan mengingat ajaran ketaatan dan ibadah yang ada di dalamnya serta menunaikan hak dan kewajiban-kewajibannya, niscaya mereka lemah dan tidak akan
mampu memikulnya. Allah berfirman: “Kalau sekiranya Kami menurunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. ” (Qs. Al Hasyr [59]: 21).
Kekuatan Hati dan Gunung
Sebenarnya di mana letak kekuatan hati atas kekuatan gunung? Meski secara zhahir gunung sebenarnya lebih kokoh dibandingkan hati namun Alla menganugerahkan kekuatan kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki untuk dapat memikulnya sebagai fadhilah dan ratrmat dari-Nya. Adapun atsar yang berkaitan dangan ini adalah: Atsar pertama adalah yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari Abu Sa’i, dia berkata Rasulullah bersabda: “Allah berfirman, ‘Siapa saja yang (hidupnya) disibukkan dengan (membaca dan mempelajari) Al Qur’an dan mengingat-Ku daripada meminta (berdoa) kepada-Ku maka Aku akan memberikan kepadanya sesuatu yang lebih baik dari apa yang Aku berikan kepada para pemohon. “Beliau juga bersabda “Keistimewaan firman Allah dibandingkan ucapan-ucapan lainnya seperti keistimewaan Allah dibandingkan makhluk-Nya”.
Dia (At-Tirmidzi) berkata “Hadits ini hasan gharib.” Abu Muhammad Ad-Darimi As-Samarqandi meriwayatkan dalam kitab Musnad’nya dari Abdullah. Dia berkata, “Tujuh surah yang panjang-panjang, seperti Taurat, surah-surah yang lebih dari seratus ayat seperti kitab Injil, surah-surah yang kurang dari seratus ayat seperti kitab Zabur, dan seluruh Al Qur’an itu memiliki keistimewaan dan kelebihan. Sanad dari Harits, dari Ali, diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda “Akan terjadi suatu fitnah (yang kegelapannya) seperti tengah malam yang gelap.” Aku berkata “Wahai Rasulullah, apa jalan keluar dari fitnah tersebut?” Beliau bersabda, “Kitabullah Yang Maha Suci dan Agung, di dalamnya terdapat berita orang-orang sebelum kalian dan kabar tentang orang-orang yang hidup setelah kalian. Dia (Al-Qur’an) adalah berita yang terperinci dan bukan sebuah senda gurau. Siapa saja yang meninggalkannya karena kesombongan maka Allah akan menimpakan bencana kepadanya. Siapa saja yang mengharapkan petunjuk seIain petunjuk Al-Qur’an maka Allah akan menyesatkannya. Al Qur’an adalah tali Allah yang kokoh, cahaya-Nya yang terang, pemberi peringatan yang bijaksana, dan (petunjuk) jalan yang lurus. Al Qur’an tidak dapat diselewengkan oleh hawa nafsu, tidak dapat disamarkan oleh lisan, dan dia pun tidak memecah belah pandangan-pandangan orang”. Tafsir Al Qurthubi (Muh. Ibrahim-Mahmud Hamid)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
