SURAU.CO.”Hidup setelah mati”. Berbagai agama dan kepercayaan menganut keyakinan akan kehidupan setelah kematian. Dimana Umat Islam menyebut kehidupan setelah alam barzah sebagai kehidupan akhirat. Selanjutnya Islam menekankan pentingnya iman dan amal shaleh sebagai bekal untuk kehidupan akhirat.
Dimana Kematian memisahkan tubuh manusia yang mengalami penguraian, sementara ruh atau jiwa tetap ada dan berpindah ke alam barzah. Selanjutnya Alam Barzah (Alam Kubur) merupakan alam perantara antara dunia dan akhirat. Kemudian Di alam barzah inilah, roh menunggu hari kebangkitan dan pengadilan. Pada hari kiamat, Allah SWT akan membangkitkan semua makhluk hidup dan mengumpulkan mereka di padang mahsyar. Setelah itu Allah akan menghisab dan menimbang amal perbuatan manusia, lalu menempatkan mereka di surga atau neraka berdasarkan hasil pengadilan tersebut.
Yang Pertama Surat Al-Baqarah ayat 28 berbunyi:
“كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ۖ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ”
Artinya: “Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia akan mematikan kamu, Dia akan menghidupkan kamu kembali, dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan?”.
Allah mempertanyakan secara retoris kepada orang-orang yang mengingkari-Nya, padahal mereka telah mengalami dua kali proses kehidupan dan kematian dalam hidup mereka di dunia.
Ayat ini menegaskan kekuasaan Allah yang menghidupkan dan mematikan serta membangkitkan kembali manusia setelah mati.
Yang Kedua Surat Al-‘Ankabut ayat 57 berbunyi:
“كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۖ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ”.
Artinya : “Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Kemudian, hanya kepada Kami kamu dikembalikan.”
Makna ayat ini bahwa setiap makhluk hidup akan pasti mengalami kematian. Setelah kematian, semua manusia akan kembali kepada Allah SWT untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka selama hidup di dunia.
Yang Ketiga Surat Al-Mu’minun Ayat 99 berbunyi :
حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ ٱلْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ٱرْجِعُونِ
Artinya: (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia),
Surat Al-Mu’minun Ayat 100 berbunyi :
لَعَلِّىٓ أَعْمَلُ صَٰلِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّآ ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَا ۖ وَمِن وَرَآئِهِم بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
Artinya: “Agar aku dapat beramal saleh yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Di hadapan mereka ada (alam) barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan.”
Ayat ini menggambarkan penyesalan orang yang telah meninggal dan berharap dapat kembali ke dunia untuk beramal saleh, namun harapan itu tidak akan terkabul.
Yang Keempat Surat Al-Fajr ayat 27-30 berbunyi:
“Wahai jiwa yang tenang!”
(يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ):
Allah menyeru jiwa-jiwa yang telah mencapai ketenangan hakiki, yaitu jiwa yang beriman, bertakwa, dan selalu terhubung dengan Allah.
“Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya.”
(ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ۚ):
Jiwa yang tenang ini diperintahkan untuk kembali kepada Allah, dengan hati yang penuh kepuasan dan keridhaan, serta diridai oleh Allah atas amal perbuatannya selama hidup di dunia.
“Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku.”
(فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ):
Setelah kembali kepada Allah, dan Allah akan memasukkan jiwa yang tenang ini ke dalam golongan hamba-hamba-Nya yang saleh, yang dicintai dan didekatkan kepada-Nya.
“dan masuklah ke dalam surga-Ku.”
(وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ):
Orang-orang beriman dan bertakwa akan mencapai puncak kebahagiaan jiwa yang tenang ketika masuk ke dalam surga Allah, tempat kenikmatan abadi yang telah disiapkan.
Ayat ini berbicara tentang jiwa yang tenang yang kembali kepada Allah dengan hati yang puas, dan masuk ke dalam surga.
Yang Kelima Surat Al-Hadid Ayat 13 berbunyi:
يَوْمَ يَقُولُ ٱلْمُنَٰفِقُونَ وَٱلْمُنَٰفِقَٰتُ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱنظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِن نُّورِكُمْ قِيلَ ٱرْجِعُوا۟ وَرَآءَكُمْ فَٱلْتَمِسُوا۟ نُورًا فَضُرِبَ بَيْنَهُم بِسُورٍ لَّهُۥ بَابٌۢ بَاطِنُهُۥ فِيهِ ٱلرَّحْمَةُ وَظَٰهِرُهُۥ مِن قِبَلِهِ ٱلْعَذَابُ
Arab-Latin: Yauma yaqụlul-munāfiqụna wal-munāfiqātu lillażīna āmanunẓurụnā naqtabis min nụrikum, qīlarji’ụ warā`akum faltamisụ nụrā, fa ḍuriba bainahum bisụril lahụ bāb, bāṭinuhụ fīhir-raḥmatu wa ẓāhiruhụ ming qibalihil-‘ażāb
Artinya: Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: “Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu”. Dikatakan (kepada mereka): “Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)”. Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa.
Ayat ini menggambarkan penyesalan orang yang terlambat dan menyadari pentingnya amal baik.
(Budi S : mengutip dari berbagai sumber)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
