Sosok
Beranda » Berita » KH. Anwar Zahid, Pesan Kebangsaan, Humor, Dakwah yang Menyejukkan

KH. Anwar Zahid, Pesan Kebangsaan, Humor, Dakwah yang Menyejukkan

KH Anwar Zahid sosok mubaligh yang dakwahnya hingga luar negeri
KH Anwar Zahid, ulama dengan ceramah lucu khas Bojonegoro dengan perjalanan dakwahnya yang menyentuh semua kalangan

SURAU.CO. KH. Anwar Zahid kembali memukau ribuan jamaah. Kali ini, ia hadir dalam pengajian akbar Polres Kudus dalam peringatan Hari Bhayangkara ke-79 baru-baru ini.  dengan gaya khasnya yang cair dan bumbu humor , ulama asal Bojonegoro ini menyampaikan pesan yang  mendalam dalam dakwahnya .

Kiai Anwar Zahid mengajak jamaah untuk selalu bersyukur dan menekankan pentingnya memaknai setiap profesi sebagai bentuk ibadah. Menurutnya, prestasi tertinggi seorang manusia bukanlah jabatan atau kekayaan. Prestasi sejati adalah ketakwaan kepada Allah SWT.
Ia juga menyoroti pentingnya kerja sama antara berbagai elemen bangsa. Ulama dan umara (pemimpin) harus berjalan beriringan. “Polisi juga butuh doa. Ada hal yang tak bisa diselesaikan oleh polisi, tapi bisa oleh ulama. Begitu pula sebaliknya. Maka sinergi antara ulama, umara, dan masyarakat adalah kunci,” pesannya dengan tegas.

Humor sebagai Media Dakwah Efektif

Gaya khas KH. Anwar Zahid yang ringan dan penuh humor kembali terlihat. Ia menggunakan perumpamaan sederhana untuk menjelaskan pesan kebangsaan. Kekompakan dalam masyarakat menjadi tema utamanya. “Kalau semua jari kompak, apa pun bisa dipegang. Tapi kalau cuma jempol dan kelingking yang kompak, ya repot,” ucapnya.

Sontak, perumpamaan itu disambut tawa riuh dan tepuk tangan meriah dari para jamaah. Salah satu jamaah, Sintha Awalnya, datang dari Jepara. Ia mengaku sangat terharu bisa mengikuti pengajian ini. “Alhamdulillah, senang sekali bisa ikut. Suasananya adem, damai, dan semoga membawa berkah untuk kita semua,” ungkapnya penuh syukur.

Gaya ceramah unik ini tentu tidak muncul begitu saja. Siapakah sosok di balik penceramah kondang ini?  KH Anwar Zahid terlahir pada tahun 1974. Beliau berasal dari Dukuh Patoman, Desa Simorejo, Bojonegoro. Logat Bojonegoro yang kental menjadi salah satu daya tariknya.  Selain itu Kiai Anwar Zahid jugai piawai memadukan bahasa Jawa dan Indonesia dalam ceramahnya. Gaya bahasanya sederhana dan tidak terkesan menggurui membuat dakwahnya terasa sejuk dan membuat semua lapisan masyarakat menerimanya. Jargon “Qul Hu ae lek, suwen!” menjadi ikon yang melekat padanya. Ucapan ini sangat populer mulai dari anak-anak hingga dewasa.

Membangun Etos Kerja Muslim yang Unggul Berdasarkan Kitab Riyadus Shalihin

Perjalanan Dakwah

Pendidikan agama pertamanya ia dapatkan langsung dari sang ayah. Ayahnya adalah seorang kiai kampung di desanya. Nilai-nilai akidah dan sosial ia tanamkan sejak dini. Memasuki usia SMP pada 1988, ia melanjutkan studi ke pondok pesantren.

KH Anwar Zahid  memilih Pondok Pesantren Langitan yang sangat masyhur di Jawa Timur. Di sana, ia belajar di bawah asuhan Romo Kiai Abdullah Faqih. Bakatnya dalam berdakwah mulai terasah dengan baik di pondok ini. Setelah tiga tahun, ia meminta izin untuk melanjutkan studi ke Gresik. Romo Kiai Abdullah Faqih pun memberikan restu dan doanya. Ia kemudian berangkat ke Pesantren “APTQ” Sampurnan Bungah, Gresik. Di pesantren ini, ia fokus memperdalam ilmu Al-Quran. Ia belajar tafsir, pelafalan, hingga hafalan secara mendalam.

Bekal ilmu dari dua pesantren besar inilah yang membentuknya. Kini, KH. Anwar Zahid telah berkeliling nusantara untuk berdakwah. Jadwalnya sangat padat. Konon, masyarakat harus antre hingga dua atau tiga tahun untuk mengundangnya.

Keikhlasan dan Kontribusi untuk Umat

Satu hal yang membuat KH. Anwar Zahid begitu dicintai adalah keikhlasannya. Ia tidak pernah memasang tarif untuk setiap undangan ceramah. Selain itu popularitasnya bahkan menembus hingga ke luar negeri. Ia sering mendapat undangan dari  Tenaga Kerja Indonesia (TKI) untuk memberikan siraman rohani.

Di tengah kesibukannya, ia tidak melupakan kampung halamannya. Ia mendirikan sebuah pesantren di dekat kediamannya. Tujuannya adalah untuk mencetak kader-kader pendakwah muda. Selain itu, ia juga membentuk majelis dzikir bernama Maqoomam Mahmudah. Majelis ini menjadi wadah bagi jamaah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT setiap malam Jumat. KH. Anwar Zahid adalah sebuah fenomena. Ia berhasil membawa nilai-nilai agama, nasionalisme, dan humor dalam satu panggung dakwah yang mencerahkan.

Frugal Living Ala Nabi: Menemukan Kebahagiaan Lewat Pintu Qanaah


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement