SURAU.CO – Setiap manusia pasti pernah merasakan percikan iri. Mungkin kita melihat teman membeli mobil baru. Atau kita mendengar kerabat mendapat promosi jabatan. Seketika, bisa timbul rasa tidak suka di dalam hati. Perasaan ini memang sangat manusiawi. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, ia dapat berkembang menjadi penyakit berbahaya yang disebut hasad.
Hasad sejatinya lebih dari sekadar iri hati biasa. Ia adalah keinginan agar kenikmatan yang diterima orang lain segera sirna. Oleh karena itu, ia tergolong penyakit hati yang sangat merusak. Hasad mampu menggerogoti keimanan dan menghancurkan amal kebaikan kita. Allah SWT pun sangat membenci sifat ini. Bahkan, kisah pertama tentang hasad telah tercatat dalam Al-Qur’an, yaitu ketika Iblis hasad kepada Nabi Adam ‘alaihis salam. Selain itu, hasad jugalah yang mendorong Qabil untuk membunuh saudaranya sendiri, Habil.
Bahaya sifat ini ditegaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya, “Jauhilah oleh kalian hasad, karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Daud). Hadis ini jelas menunjukkan betapa destruktifnya hasad. Akibatnya, ia bisa melenyapkan pahala kita tanpa kita sadari.
Lantas, bagaimana cara kita memadamkan api hasad yang berkobar di dalam hati? Berikut adalah delapan langkah praktis yang bisa Anda terapkan.
1. Pertama-tama, Berlindung kepada Allah SWT
Langkah pertama dan paling fundamental adalah memohon perlindungan kepada Sang Pencipta. Hasad sering kali berasal dari bisikan setan yang tak kenal lelah. Setan tidak pernah suka melihat manusia bersyukur dan hidup rukun. Maka dari itu, Allah mengajarkan kita untuk senantiasa berlindung kepada-Nya.
Mulailah dengan membaca doa-doa perlindungan secara rutin. Khususnya, surat Al-Falaq dan An-Nas. Dalam Surat Al-Falaq, kita secara spesifik diajarkan untuk berlindung “dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” Ini adalah perisai utama kita melawan hasad. Ucapkan doa ini dengan keyakinan penuh, terutama setiap kali perasaan iri mulai menyelinap masuk.
2. Selanjutnya, Menjaga Ketakwaan kepada Allah
Takwa adalah fondasi dari segala kebaikan. Seseorang yang bertakwa akan selalu merasa diawasi oleh Allah. Akibatnya, ia akan lebih takut untuk berbuat dosa. Ia paham betul bahwa hasad adalah perbuatan yang sangat dibenci Allah. Dengan menjaga perintah dan menjauhi larangan-Nya, hati pun akan menjadi lebih bersih dan terang.
Sebagai contoh, jagalah shalat lima waktu dengan khusyuk. Perbanyak juga amalan sunnah. Berpuasalah untuk melatih kesabaran serta empati. Ketika fondasi takwa Anda kokoh, bisikan hasad akan jauh lebih mudah untuk ditepis.
3. Belajar Bersabar Atas Ketetapan Allah
Hasad sering kali muncul dari rasa tidak sabar dan protes. Kita mungkin merasa Allah tidak adil dalam membagi rezeki. Di sinilah, peran kesabaran menjadi sangat penting. Sabar bukan berarti pasrah tanpa ikhtiar. Sebaliknya, sabar adalah menerima ketetapan Allah dengan hati yang lapang sambil terus berusaha.
Ingatlah selalu bahwa Allah Maha Mengetahui yang terbaik. Dia memberikan rezeki sesuai dengan takaran yang paling tepat untuk setiap hamba-Nya. Sebab, apa yang kita anggap baik belum tentu baik bagi kita, begitu pula sebaliknya. Kesabaran akan mendatangkan ketenangan jiwa.
4. Mendoakan Keberkahan untuk Orang Lain
Ini adalah salah satu cara paling ampuh dan mulia. Saat Anda mulai merasa hasad pada seseorang, lawanlah perasaan itu dengan doa. Doakan dengan tulus agar nikmat yang ia peroleh semakin berkah. Meskipun terasa berat pada awalnya, ini adalah latihan jiwa yang sangat efektif.
Rasulullah telah mengajarkan metode indah ini. Ketika kita mendoakan kebaikan untuk saudara kita, malaikat akan berkata, “Aamiin, dan untukmu kebaikan yang semisal.” Artinya, doa Anda tidak hanya mengubah rasa benci menjadi cinta, tetapi juga akan kembali kepada Anda.
5. Selalu Mengingat Konsekuensi Buruk Hasad
Agar lebih termotivasi, renungkanlah dampak negatif dari hasad. Hasad membuat hati Anda gelisah, resah, dan tidak pernah tenang. Anda akan selalu merasa kurang dan sulit merasakan kebahagiaan. Selain itu, hasad dapat merusak hubungan sosial dengan teman dan kerabat. Lebih parahnya lagi, hasad mampu menghapus pahala amal ibadah Anda.
Pikirkan baik-baik, apakah perasaan iri sesaat itu sepadan dengan semua kerugian tersebut? Tentu saja tidak. Menyadari akibat buruknya akan menjadi rem yang kuat untuk menghentikan Anda.
6. Memperbanyak Ingat Kematian
Mengingat kematian adalah obat yang manjur untuk berbagai penyakit hati. Ketika kita benar-benar sadar bahwa hidup ini fana, segala urusan dunia akan terasa lebih kecil. Mobil mewah, rumah besar, dan jabatan tinggi tidak akan ada artinya saat kita meninggal. Satu-satunya yang kita bawa adalah amal saleh.
Oleh karena itu, cobalah untuk ziarah kubur atau sekadar merenungi kefanaan dunia. Aktivitas ini akan melembutkan hati yang keras. Fokus kita pun akan bergeser dari sibuk memikirkan dunia orang lain menjadi sibuk mempersiapkan bekal akhirat.
7. Memupuk Sifat Qana’ah (Merasa Cukup)
Qana’ah adalah kekayaan jiwa yang sesungguhnya. Ia adalah sikap rida dan merasa cukup atas segala pemberian Allah. Lawan utama dari hasad adalah syukur dan qana’ah. Latihlah diri Anda untuk selalu melihat ke bawah dalam urusan duniawi. Dengan begitu, Anda akan sadar betapa banyak orang yang tidak seberuntung Anda.
Fokuslah pada nikmat yang sudah Anda miliki saat ini. Syukuri kesehatan, keluarga, dan iman yang tak ternilai harganya. Pada akhirnya, kebahagiaan sejati tidak datang dari memiliki semua yang kita inginkan, melainkan dari mensyukuri semua yang kita miliki.
8. Terakhir, Berbuat Baik kepada Orang yang Anda Hasadi
Inilah tingkat tertinggi dalam perjuangan melawan hasad. Ibnu Taimiyah rahimahullah menyarankan cara yang proaktif ini. Jika Anda hasad pada seseorang, paksakan diri Anda untuk berbuat baik kepadanya. Sebagai contoh, berilah ia hadiah, ucapkan salam terlebih dahulu, atau pujilah kebaikannya di depan orang lain.
Perbuatan baik ini secara perlahan akan memadamkan api kebencian di dalam jiwa. Hadiah terbukti dapat menghilangkan dendam di hati. Insya Allah, kebaikan Anda akan dibalas dengan kebaikan, dan hubungan yang renggang pun bisa kembali erat.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
