SURAU.CO – Dalam catatan sejarah Islam, ada pertempuran yang menjadi titik balik fundamental. Pertempuran itu bukan hanya tentang adu kekuatan senjata. Ia adalah panggung bagi ujian keimanan, kecerdasan strategi, dan pertolongan ilahi yang nyata. Peristiwa itu dikenal dengan dua nama: Perang Ahzab (Perang Koalisi) dan Perang Khandaq (Perang Parit). Peperangan ini menjadi bukti abadi bahwa inovasi dan tawakal adalah kunci kemenangan.
Artikel ini akan membawa kita menyelami dahsyatnya Perang Khandaq. Kita akan melihat bagaimana koalisi musuh terbesar terbentuk. Kemudian, kita akan mengagumi strategi parit yang brilian. Dan akhirnya, kita akan menyaksikan bagaimana pertolongan Allah datang dalam bentuk yang tak terduga.
Api yang Menyalakan Koalisi Raksasa (Al-Ahzab)
Semua bermula dari hasutan. Para pemimpin Yahudi dari Bani Nadhir, yang telah diusir dari Madinah karena pengkhianatan, menyimpan dendam yang membara. Salah satu tokoh utamanya adalah Huyay bin Akhthab. Ia berkeliling ke kabilah-kabilah terbesar di Arab. Misinya adalah menyatukan semua kekuatan untuk satu tujuan: menghancurkan Islam dan kaum muslimin di Madinah sampai ke akarnya.
Upayanya berhasil. Ia berhasil meyakinkan kaum musyrikin Quraisy di Mekkah. Ia juga sukses mengajak kabilah Ghathafan, suku nomaden terkuat di gurun. Berbagai suku kecil lainnya pun ikut bergabung. Terbentuklah sebuah aliansi militer raksasa yang belum pernah ada sebelumnya. Pasukan ini berjumlah sekitar 10.000 prajurit. Mereka bergerak serentak menuju Madinah dengan penuh keyakinan.
Di sisi lain, kaum muslimin hanya memiliki kekuatan sekitar 3.000 orang. Perbandingan kekuatan yang sangat tidak seimbang ini menjadi ujian pertama bagi Madinah.
Strategi Tak Lazim: Parit Cerdas Salman Al-Farisi
Berita kedatangan pasukan koalisi raksasa itu sampai kepada Rasulullah ﷺ. Beliau segera mengumpulkan para sahabat untuk bermusyawarah. Di saat genting inilah, seorang sahabat dari Persia memberikan usulan yang cemerlang. Ia adalah Salman Al-Farisi radhiyallahu ‘anhu.
Salman berkata, “Wahai Rasulullah, dahulu di Persia, jika kami dikepung musuh, kami akan membuat parit di sekeliling kami.”
Ini adalah sebuah ide yang sama sekali baru bagi bangsa Arab. Mereka tidak pernah mengenal taktik bertahan menggunakan parit. Namun, Rasulullah ﷺ adalah seorang pemimpin yang visioner dan terbuka terhadap inovasi. Beliau langsung menyetujui usulan brilian tersebut.
Segera, kaum muslimin bekerja keras siang dan malam. Rasulullah ﷺ tidak hanya memberi perintah. Beliau turun langsung ikut menggali, memindahkan tanah, dan memotivasi para sahabat. Dalam proses penggalian ini, banyak mukjizat kecil yang terjadi. Salah satunya ketika para sahabat kesulitan menghancurkan sebuah batu besar. Rasulullah ﷺ kemudian datang dan dengan izin Allah, berhasil menghancurkannya dengan mudah. Peristiwa-peristiwa ini semakin menguatkan iman kaum muslimin.
Pengepungan dan Tusukan dari Dalam
Pasukan Ahzab akhirnya tiba di Madinah. Mereka terkejut dan kebingungan. Di hadapan mereka terbentang sebuah parit lebar yang tidak bisa mereka lewati dengan kuda dan pasukan mereka. Rencana serangan kilat mereka pun gagal total. Mereka terpaksa melakukan pengepungan jangka panjang.
Di tengah situasi tegang inilah, krisis terbesar muncul. Huyay bin Akhthab, sang provokator, tidak tinggal diam. Ia menyelinap untuk menemui Ka’ab bin Asad, pemimpin kabilah Yahudi Bani Quraizhah. Bani Quraizhah tinggal di dalam wilayah Madinah. Mereka memiliki perjanjian damai dengan kaum muslimin. Namun, setelah dihasut oleh Huyay, mereka pun mengkhianati perjanjian itu.
Kondisi kaum muslimin menjadi sangat kritis. Mereka terkepung oleh 10.000 musuh dari luar parit. Sementara itu, di dalam kota, ada musuh dalam selimut yang siap menyerang dari belakang. Inilah puncak ujian keimanan.
Langkah Cerdas Intelijen: Peran Nu’aim bin Mas’ud
Di tengah situasi yang tampak tanpa harapan ini, pertolongan Allah mulai terlihat. Seorang tokoh terpandang dari kabilah Ghathafan, Nu’aim bin Mas’ud, diam-diam mendatangi Rasulullah ﷺ. Ia menyatakan keislamannya. Tidak ada seorang pun dari pasukan Ahzab yang mengetahui hal ini.
Rasulullah ﷺ melihat sebuah peluang emas. Beliau berkata kepada Nu’aim, “Sesungguhnya engkau di tengah-tengah mereka hanyalah seorang diri. Lakukanlah apa saja yang bisa memecah belah mereka, karena sesungguhnya perang adalah tipu daya.”
Nu’aim segera menjalankan misi intelijen yang sangat cerdas.
-
Ia mendatangi Bani Quraizhah dan berkata, “Quraisy dan Ghathafan bisa saja meninggalkan kalian. Mintalah jaminan tokoh mereka sebagai sandera sebelum kalian ikut menyerang.”
-
Kemudian, ia mendatangi para pemimpin Quraisy dan Ghathafan. Ia berkata, “Bani Quraizhah menyesali pengkhianatan mereka. Mereka berencana menangkap tokoh kalian untuk diserahkan kepada Muhammad sebagai bukti.”
Strategi ini berhasil sempurna. Benih kecurigaan dan perpecahan mulai tumbuh di antara pasukan koalisi.
Pertolongan Allah: Badai Kemenangan
Setelah pengepungan berlangsung hampir sebulan, kaum muslimin berada di puncak kelelahan dan kesulitan. Mereka terus berdoa memohon pertolongan. Akhirnya, pada suatu malam yang sangat dingin, Allah mengirimkan bantuan-Nya yang dahsyat.
Angin badai yang sangat kencang dan dingin menerjang perkemahan pasukan Ahzab. Badai itu merobohkan tenda-tenda mereka. Angin itu memadamkan api mereka, yang menjadi sumber kehangatan dan alat memasak. Pasir dan debu beterbangan membutakan mata. Kepanikan dan kekacauan melanda seluruh pasukan musuh.
Abu Sufyan, pemimpin pasukan Quraisy saat itu, akhirnya menyerah. Ia berteriak kepada pasukannya untuk segera bubar dan kembali ke Mekkah. Pasukan Ghathafan pun ikut mundur. Dalam satu malam, dengan kekuatan alam, Allah telah mengalahkan koalisi terbesar yang pernah mengancam Madinah.
Pagi harinya, medan perang telah kosong. Kaum muslimin meraih kemenangan tanpa pertempuran besar. Rasulullah ﷺ kemudian bersabda, “Mulai sekarang, kita yang akan menyerang mereka, dan mereka tidak akan bisa lagi menyerang kita.” Perang Khandaq benar-benar menjadi titik balik dalam sejarah Islam.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
