SURAU.CO. Pondok Pesantren Al-Musaddadiyah berdiri kokoh di Garut, Jawa Barat.Lembaga ini menjadi salah satu pusat pendidikan Islam terkemuka di wilayahnya. Keunikannya terletak pada perpaduan sistem pendidikan modern dan nilai-nilai tradisional. Sejak awal, pesantren ini dirancang sebagai institusi modern (khilafiah).Para santri tidak hanya belajar kitab kuning, tetapi juga mengikuti sekolah formal.
Al-Musaddadiyah sering menjadi pusat kegiatan keagamaan penting. Salah satunya adalah saat tuan menjadi rumah silaturahmi Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar. Dalam acara itu, Menag bertemu dengan ratusan tokoh agama. Dalam kesempatan itu, Menag menekankan pentingnya peran pesantren. Menurutnya, pesantren harus merawat nilai-nilai keagamaan. Menag juga memperkenalkan gagasan “Kurikulum Cinta Ia mengajak para pendidik agama untuk mengajarkan kasih sayang, bukan kebencian.
Pesantren ini berlokasi di Komplek Al-Musaddadiyah, Jayaraga, Tarogong Kidul, Garut. Pondok pesantren ini berdiri pada tahun 1990, Al-Musaddadiyah lahir dari gagasan seorang ulama besar. Sosok penting di baliknya adalah Prof. KH Anwar Musaddad. Beliau merupakan ulama karismatik yang lahir di Jawa Barat. Kiprahnya diakui secara nasional sebagai seorang akademisi dan tokoh agama.
Profil Pendiri: Ulama dan Intelektual
Prof KH Anwar Musaddad adalah tokoh sentral Al-Musaddadiyah. Beliau lahir di Garut pada tanggal 3 April 1910 dengan nama kecil Dede Masdiad.[5] Latar belakang pendidikannya sangat beragam. Beliau menempuh pendidikan formal di Hollandsche Indische School (HIS) hingga Algemeene Middelbare School (AMS).Selain itu, beliau juga seorang penghafal Al-Qur’an yang fasih berbahasa Arab, Belanda, dan Inggris.
Karier akademisnya sangat cemerlang. Beliau merupakan rektor pertama IAIN (kini UIN) Sunan Gunung Djati Bandung. Jabatan tersebut diembannya pada periode 1968-1972Keahliannya sebagai Guru Besar Ilmu Perbandingan Agama dan Kristologi membentuk visinya yang luas. Pemikirannya bahkan membuat Kementerian Sosial mengusulkan namanya sebagai pahlawan nasional. Prof KH Anwar Musaddad wafat pada tahun 2000. Sepeninggal beliau pada tahun 1999, kepemimpinan pondok berlanjut pada putra-putrinya. Mereka terus menjaga warisan pemikiran dan perjuangan sang ayah dalam dunia dakwah dan pendidikan
Visi Pendidikan: Mencetak Umat Terbaik
Visi pendidikan Kiai Anwar Musaddad berpusat pada konsep Khoiru ummah. Konsep ini bertujuan untuk membentuk umat terbaik. Menurutnya, menjadi umat terbaik adalah fitrah bagi umat Islam. Mengabaikannya berarti mengingkari fitrah tersebut.
Filosofi ini menjadi landasan utama pendidikan di Al-Musaddadiyah. Tujuannya sangat jelas dan visioner. Beliau ingin “mengulamakan intelektual” dan “mengintelektualkan ulama”. Artinya, pesantren harus melahirkan cendekiawan yang agamis sekaligus ulama yang intelektual. Visi ini menjadi jawaban untuk menghadapi tantangan zaman yang terus berkembang.
Misi pesantren adalah menyiapkan sumber daya manusia berakhlak mulia. Harapannya lulusan pesantren ini memiliki Iman dan Takwa (IMTAQ) yang kokoh. Di sisi lain, mereka juga harus menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IMTEK). Ini adalah evolusi generasi berilmu amaliah dan beramal ilmiah.
Sistem Pendidikan Terpadu
Al-Musaddadiyah menerapkan sistem pengajaran klasikal. Sistem ini menyesuaikan dengan tingkatan sekolah, yaitu SLTP dan SLTA. Metode pembelajarannya sangat kaya. Pesantren ini menggunakan metode Qira’atul kutub(bandongan), sorogan, dan diskusi Kitab rujukan yang digunakan adalah kitab-kitab kuning pilihan.
Materi pembelajarannya mencakup spektrum yang luas. Santri mendalami Al-Qur’an, Tauhid, Fikih, Akhlak, dan Tarikh. Mereka juga mempelajari ilmu alat seperti Nahwu dan Shorof. Bahasa Arab dan Bahasa Inggris menjadi bagian dari kurikulum.
Sejak awal, Al-Musaddadiyah memang dirancang sebagai sekolah asrama. Pesantren ini hanya menerima santri yang juga pendidikan formal. Perkembangannya sangat pesat, terlihat dari jumlah santri yang terus meningkat. Santrinya datang dari berbagai penjuru Indonesia, tidak hanya dari Garut.
Fasilitas Lengkap dan Kegiatan Ekstrakurikuler
Untuk mendukung proses belajar, Al-Musaddadiyah menyediakan fasilitas yang sangat lengkap. Terdapat gedung asrama yang representatif untuk putra dan putri. Sarana ibadah terdiri dari masjid jami’ dan masjid kecil. Aula besar tersedia untuk berbagai kegiatan.
Pesantren juga peduli pada kesehatan santri dengan menyediakan klinik kesehatan. Terdapat pula dapur umum, kantin, dan sarana olahraga yang memadai. Fasilitas olahraganya meliputi lapangan voli, keranjang, bulu tangkis, futsal, dan tenis meja.
Kegiatan ekstrakurikuler juga menjadi perhatian.Santri dapat mengikuti Tadribul Khitabah (latihan pidato) untuk melatih kemampuan berbicara. Ada juga pilihan lain seperti silat, olahraga, qiroatul qur’an, kesenian, dan kegiatan keputrian.
.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
