Pemenangnya Adalah yang Rendah Hati
Dalam kehidupan ini, banyak orang berlomba-lomba menjadi yang paling hebat, paling pintar, paling kaya, dan paling terkenal. Namun, Islam mengajarkan kepada kita bahwa pemenang sejati bukanlah yang paling tinggi derajat dunianya, melainkan yang paling rendah hati di hadapan Allah dan sesama manusia.
Rendah Hati, Ciri Kemuliaan di Sisi Allah
Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Barang siapa merendahkan diri karena Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya.”
(HR. Muslim)
Kerendahan hati (tawadhu’) bukan tanda kelemahan, tapi tanda kekuatan iman. Ia bukan simbol kekalahan, tapi bukti kemenangan batin. Ketika seseorang mampu menahan ego, tidak sombong atas ilmunya, hartanya, pangkatnya, atau ibadahnya—maka dia sedang berjalan menuju kemuliaan hakiki.
Kenapa Yang Rendah Hati Layak Menang?
1. Karena dia tidak sibuk membanggakan dirinya
Orang yang rendah hati fokus memperbaiki diri, bukan membandingkan diri dengan orang lain. Kemenangannya ada dalam kesungguhannya memperbaiki kesalahan, bukan dalam menghakimi kesalahan orang lain.
2. Karena dia tidak mencari pujian, tapi ridha Allah
Ia tak haus sanjungan. Ia sadar, pujian manusia fana, tapi ridha Allah kekal selamanya. Maka setiap amalnya disembunyikan, doanya lirih, amalnya tulus.
3. Karena hatinya luas menerima nasihat
Yang rendah hati akan menerima teguran, tidak mudah tersinggung. Dia tahu, nasihat itu cermin, bukan cemoohan. Maka dari itu, dia lebih cepat tumbuh dan berkembang.
4. Karena dia memuliakan orang lain
Dia tak merasa lebih baik. Dia tak memandang rendah siapa pun. Justru dengan kerendahan hatinya, dia menjadikan semua orang merasa berharga.
Contoh Nyata dari Rasulullah ﷺ
Rasulullah Muhammad ﷺ—manusia paling mulia—adalah teladan terbaik dalam kerendahan hati. Beliau makan bersama para sahabat di lantai, menjahit pakaiannya sendiri, bahkan menyuapi orang miskin dengan tangannya.
Meski beliau pemimpin seluruh umat, tidak pernah kita dengar beliau bersikap sombong. Bahkan saat menaklukkan Makkah, beliau menundukkan kepala hingga janggutnya menyentuh pelana untanya. Tanda syukur dan tawadhu kepada Allah.
Rendah Hati, Jalan Para Ulama dan Orang Sholeh
Lihatlah para ulama besar: mereka tidak pernah menganggap diri sebagai yang paling benar. Mereka senantiasa berkata, “Ini adalah pendapat kami, bisa benar bisa juga salah.”
Kita pun perlu meneladani mereka. Ilmu tak membuat kita tinggi hati. Amal tak menjadikan kita angkuh. Semakin banyak tahu, seharusnya semakin merasa belum tahu.
Hati-Hati, Sombong Menutup Pintu Surga
Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walau sebesar biji sawi.”
(HR. Muslim)
Sombong bukan hanya pada harta dan status, tapi juga bisa dalam ibadah, ilmu, bahkan dalam kebaikan. Maka, setiap saat kita harus menjaga hati.
Penutup: Jadilah Pemenang yang Dirindukan Langit
Dalam pandangan manusia, mungkin yang rendah hati terlihat biasa saja. Tapi di sisi Allah, ia adalah pemenang sejati.
Pemenangnya adalah yang mampu menundukkan nafsu, memaafkan ketika mampu membalas, dan mengakui kesalahan meski punya kuasa.
Pemenangnya bukan yang di atas panggung, tapi yang berlutut di sepertiga malam.
Pemenangnya bukan yang paling banyak bicara, tapi yang paling dalam doanya.
Doa singkat:
“Ya Allah, jadikanlah aku pribadi yang rendah hati, tidak sombong atas nikmat-Mu, dan selalu bersyukur dalam keadaan apapun. Jadikan aku pemenang di dunia dan akhirat.” Aamiin.
Karena yang sesungguhnya menang… bukan yang paling keras suaranya, paling banyak hartanya, atau paling tinggi gelarnya… tapi yang paling rendah hatinya. Penyuluh Agama, Pencinta Nasihat Hati #RendahHati #PemenangSejati #IslamItuIndah #NasihatHidup (Tengku Iskandar)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
