Kesehatan
Beranda » Berita » Faktor U: Saatnya Mengenal Proses Penuaan dan Teori Aging Setelah Usia 40 Tahun

Faktor U: Saatnya Mengenal Proses Penuaan dan Teori Aging Setelah Usia 40 Tahun

Saatnya Mengenal Proses Penuaan dan Teori Aging Setelah Usia 40 Tahun
(sumber gambar: gemini.google.com)

SURAU.CO -Ungkapan “Faktor U (Umur) memang tidak bisa bohong” sering kali terdengar di antara mereka yang telah memasuki usia 40-an. Tak jarang pula terdengar candaan seperti “jiwa muda, napas tua” untuk menggambarkan penurunan energi dan daya tahan tubuh yang mulai terasa di usia tersebut. Hal ini menjadi pengingat bahwa setelah memasuki kepala empat, kita perlu lebih bijak dalam menjaga gaya hidup: kurangi begadang, hindari olahraga berlebihan, dan lebih selektif dalam memilih makanan.

Bagi banyak orang usia 40 tahun ke atas, nama-nama produk seperti minyak angin, balsem, obat masuk angin, dan minyak pijat mungkin sudah tidak asing. Bahkan mereka juga menjadi pasar potensial bagi produk kosmetik anti-aging, suplemen kesehatan, dan minuman kolagen yang menjanjikan kulit tampak lebih muda dan segar.

Tak perlu lagi tersinggung jika saat belanja di minimarket, mereka menyapa  Anda  “Pak” atau “Bu” alih-alih “Kak”. Barangkali, lagu “Forever Young” dari Alphaville mulai kehilangan makna magisnya.

Apa Itu Proses Penuaan (Aging)?

Bukan hanya lansia saja yang mengalami fenomena penuaan. Faktanya, proses aging dimulai sejak tubuh mencapai maturitas biologis dan akan berlangsung hingga akhir hayat. Meski demikian, efek-efek penuaan biasanya mulai nyata setelah memasuki usia 40 tahun. (Aru W. Sudoyo, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, 2006)

Penuaan merupakan proses alamiah dan bukan selalu merupakan pertanda penyakit. Faktor genetik, gaya hidup, dan lingkungan justru lebih berpengaruh terhadap penurunan fungsi tubuh daripada usia itu sendiri. Meski begitu, risiko berbagai penyakit memang meningkat seiring bertambahnya usia.

Ubi Jalar, Superfood yang Kaya Manfaat

Gerontologi: Ilmu Tentang Proses Menua

Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari proses menua dari berbagai aspek, termasuk biologis, psikologis, sosial, dan historis. Dalam istilah medis, menua merupakan proses alami yang mengubah orang dewasa sehat menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan kematian akibat menurunnya cadangan fisiologis tubuh.

Istilah Penting: Aging, Senescence, dan Homeostenosis

Aging mengacu pada perubahan biologis seiring waktu. Tidak semua perubahan bersifat merusak. Misalnya, bertambahnya kebijaksanaan bukan bagian dari senescence.

Senescence adalah proses hilangnya kemampuan sel untuk membelah dan berkembang, yang pada akhirnya berujung pada kematian sel.

Homeostenosis adalah berkurangnya kemampuan tubuh untuk kembali ke kondisi seimbang (homeostasis) akibat penuaan organ.

Tiga Teori Penuaan yang Paling Berpengaruh

  1. Teori Radikal Bebas

Denham Harman (1956) menyatakan bahwa radikal bebas—produk sampingan metabolisme—merusak DNA, protein, dan lipid, mempercepat penuaan dan kerusakan jaringan. (Halliwell & Gutteridge, Free Radicals in Biology and Medicine, 1999)

Kopi Bagi Ibu Hamil dan Menyusui: Antara Kenikmatan dan Amanah Menjaga Kehidupan

  1. Teori Glikosilasi (AGEs)

Teori ini menjelaskan bahwa proses glikosilasi non-enzimatis menghasilkan Advanced Glycation End Products (AGEs), yang menumpuk di jaringan kolagen, lensa mata, dan pembuluh darah. AGEs menurunkan elastisitas jaringan dan mempercepat disfungsi organ. Diet tinggi gula mempercepat pembentukan AGEs, sedangkan pembatasan kalori dapat menguranginya. (Aru W. Sudoyo, 2006)

  1. Teori DNA Repair

Hart dan Setlow (1974) menjelaskan bahwa spesies mamalia dengan usia hidup lebih panjang memiliki kemampuan DNA repair yang lebih tinggi, khususnya dalam memperbaiki kerusakan akibat sinar UV. (Hart & Setlow, PNAS, 1974 – Link artikel)

Sampai saat ini, belum ada satu pun teori yang sepenuhnya dapat menjelaskan seluruh aspek proses menua. Namun pengetahuan dari berbagai teori aging dapat membantu kita mengambil langkah lebih sehat dan bijak dalam menjalani hidup.

Kalau memang tidak bisa menolak penuaan, maka menualah bersama orang-orang yang kita cintai. Karena pada akhirnya, yang penting bukan sekadar menua—tapi dengan siapa kita menua.(Sutan Diyar)

Nikmat Kesehatan: Karunia Besar yang Sering Diremehkan

Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement