Indahnya Beternak Ikan: Antara Rizki, Ketekunan, dan Keajaiban Alam.
Beternak ikan adalah salah satu bentuk usaha yang tidak hanya menghasilkan keuntungan materi, tapi juga membawa ketenangan jiwa. Bayangkan pagi yang tenang, embun masih menempel di daun, dan kita berjalan menuju kolam dengan ember pakan di tangan. Suara riak air, gemericik pelan saat ikan berebut makanan, dan sinar matahari yang menyentuh permukaan air menciptakan harmoni yang menyejukkan hati.
Pintu Rizki dari Airlines
Allah ﷻ menciptakan air sebagai sumber kehidupan. Di dalamnya, tersembunyi berbagai jenis makhluk yang bisa menjadi pintu rizki bagi manusia. Salah satunya adalah ikan. Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Sesungguhnya Allah menurunkan rezeki untuk kalian melalui air ini.” (HR. Muslim)
Beternak ikan, baik di kolam tanah, beton, atau sistem bioflok, telah menjadi pilihan banyak petani dan pengusaha kecil. Ikan lele, nila, gurami, hingga patin adalah jenis-jenis yang mudah dipelihara dan memiliki permintaan pasar yang stabil.
Belajar dari Alam tentang Ketekunan
Memelihara ikan bukan pekerjaan instan. Diperlukan kesabaran, pengawasan yang konsisten, serta ilmu yang terus berkembang. Mulai dari menjaga kualitas air, memilih pakan terbaik, hingga menangani penyakit. Semua ini membentuk karakter seorang peternak: sabar, telaten, dan bertanggung jawab.
Setiap tetes keringat saat mengaduk pakan, menimba air kolam, atau bahkan mengevakuasi ikan saat banjir datang—adalah bagian dari ujian dan latihan jiwa. Seorang peternak belajar arti kerja keras dan tawakal secara nyata. Usaha dilakukan sepenuh hati, tapi hasilnya tetap diserahkan kepada Allah.
Menjalin Hubungan dengan Alam
Beternak ikan membuat manusia lebih dekat dengan alam. Air, lumpur, tanaman air, cuaca, bahkan binatang kecil seperti jangkrik atau keong menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Semua ini melatih kepekaan kita sebagai khalifah di bumi.
Ada kepuasan tersendiri saat melihat ikan-ikan tumbuh sehat, bergerak lincah, dan berkembang biak. Ini mengingatkan kita akan ayat Allah dalam surah An-Nur ayat 45:
> “Dan Allah menciptakan setiap makhluk hidup dari air…”
Alam ini bukan hanya tempat tinggal, tapi juga guru terbaik bagi yang mau merenung dan belajar darinya.
Mendekatkan Diri kepada Allah
Peternakan ikan adalah ladang ibadah jika diniatkan dengan benar. Niat karena Allah, ingin memberi nafkah halal, dan menjaga amanah bumi yang dititipkan-Nya. Bahkan, memberi makan ikan pun bisa bernilai sedekah. Sabda Rasulullah ﷺ:
> “Dalam setiap makhluk hidup yang bernyawa ada pahala (dari Allah).” (HR. Bukhari)
Betapa mulianya pekerjaan ini, walau dipandang remeh oleh sebagian orang. Peternak ikan bukan sekadar mencari uang, tapi juga merawat ciptaan Allah dan menjaga keseimbangan lingkungan.
Menjadi Pahlawan Ketahanan Pangan
Di masa krisis ekonomi atau bahkan pandemi, beternak ikan terbukti menjadi penyelamat. Ikan merupakan sumber protein hewani yang lebih terjangkau dibanding daging sapi atau ayam. Dengan beternak ikan, kita turut menyokong ketahanan pangan bangsa.
Bahkan saat panen tiba, bukan hanya keuntungan yang didapat. Tapi juga rasa syukur yang melimpah. Karena hasil jerih payah kita, keluarga bisa makan, pasar bisa terpenuhi, dan masyarakat bisa memperoleh gizi yang baik.
Rasa Syukur dalam Setiap Panen
Panen ikan bukan hanya tentang berat timbangan, tapi tentang rasa syukur yang dalam. Setiap ikan yang ditangkap adalah karunia. Setiap keringat yang jatuh, dibalas oleh Allah dengan rizki yang halal. Ada kebahagiaan luar biasa melihat kolam yang semula kosong, kini penuh dengan ikan gemuk siap panen.
Dan bagi yang jeli, usaha ini bisa terus berkembang. Dari beternak ke pengolahan—seperti pembuatan abon ikan, kerupuk ikan, atau usaha kuliner berbasis hasil ternak sendiri.
Penutup: Ketenangan dalam Simfoni Air
Beternak ikan mengajarkan kita untuk bersahabat dengan air, bersahabat dengan waktu, dan bersahabat dengan takdir. Kadang panen banyak, kadang panen gagal. Kadang cuaca mendukung, kadang sebaliknya. Tapi semua itu mengajarkan arti sabar, syukur, dan optimisme.
Indahnya beternak ikan tidak hanya terasa di kolam, tapi juga di hati. Setiap hari kita diajak untuk melihat bagaimana Allah mengatur rezeki makhluk-makhluk kecil di bawah permukaan air. Dan dari situ, kita belajar: jika ikan saja Allah beri rezeki, apalagi manusia yang bersujud kepada-Nya.
> “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya.” (QS. Hud: 6)
Semoga Allah berkahi setiap usaha kita, dan semoga semakin banyak jiwa-jiwa muda yang tertarik kembali ke alam, bertani, dan beternak—karena di sanalah letak kemuliaan, ketenangan, dan keberkahan sejati. Aamiin. (Tengku Iskandar, M.Pd)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
