Internasional
Beranda » Berita » Siapa yang Menguasai Opini Dunia? Perang Narasi Media Barat dan Islam

Siapa yang Menguasai Opini Dunia? Perang Narasi Media Barat dan Islam

Gambar Peta Dunia
Gambar Peta Dunia

SURAU.CO-Di era digital yang hiperaktif, pertarungan opini publik tidak lagi terjadi di medan perang, melainkan di ruang-ruang informasi global. Siapa yang menguasai opini dunia? Perang narasi media Barat dan Islam bukan sekadar soal pemberitaan, tetapi juga pertarungan ideologi dan persepsi yang memengaruhi miliaran pikiran. Dalam lanskap media internasional, banyak opini tentang Islam lahir dari sudut pandang Barat yang sarat bias dan kepentingan geopolitik.

Siapa yang menguasai opini dunia? Perang narasi media Barat dan Islam kini menjelma menjadi medan ideologis yang lebih berbahaya dibanding sekadar perbedaan sudut pandang. Pihak-pihak berkepentingan terus membentuk, menyebarkan, dan mempertahankan opini dengan kekuatan teknologi serta dominasi informasi.

Dominasi Media Barat dan Konstruksi Islamophobia

Media Barat menguasai infrastruktur penyebaran informasi global. Nama-nama besar seperti CNN, BBC, dan Fox News menjangkau lintas negara dan bahasa. Namun, narasi mereka tentang Islam sering kali tidak netral dan cenderung berat sebelah.

Banyak isu seperti terorisme, radikalisme, dan ekstremisme langsung dikaitkan dengan simbol-simbol Islam. Kata “jihad”, misalnya, kehilangan makna spiritualnya karena media mempopulerkannya sebagai aksi kekerasan. Tanpa konteks yang memadai, publik dunia pun terdorong membentuk stereotip negatif terhadap umat Islam.

Menurut laporan Pew Research Center (2022), lebih dari 50% berita tentang Islam di media arus utama Barat bernada negatif. Selain itu, narasi semacam itu memperkuat citra buruk Islam di mata publik global dan berdampak terhadap kebijakan internasional.

Mengupas Kitab Kopi dan Rokok Syaikh Ihsan Jampes

Islam Membalas Lewat Media Alternatif dan Jaringan Sosial

Meski dominasi media Barat begitu kuat, umat Islam tidak tinggal diam. Berbagai media alternatif seperti Al Jazeera, TRT World, OnePath Network, dan Yaqeen Institute hadir sebagai benteng narasi tandingan. Mereka tidak sekadar membantah, tetapi juga menyuguhkan informasi yang berimbang, mendalam, dan edukatif.

Melalui dokumenter, podcast, hingga dakwah kreatif, mereka memperkenalkan Islam sebagai rahmat bagi semesta, bukan ancaman. Selain itu, generasi muda Muslim memanfaatkan media sosial seperti YouTube, X (Twitter), dan TikTok untuk menyebarkan narasi positif. Gaya mereka modern, autentik, dan menyentuh emosi audiens global.

Menariknya, narasi tandingan ini mampu membalik citra Islam di banyak tempat. Bahkan, beberapa jurnalis independen dari Barat kini mulai mengakui keberpihakan media mereka terhadap isu-isu yang menyangkut dunia Islam.

Globe Tampak Peta Indonesia

Globe Tampak Peta Indonesia (Gambar Ilustrasi)

Siapa yang Menentukan Kebenaran?

Pertanyaan krusial muncul: siapa sebenarnya yang menentukan kebenaran dalam opini global? Dalam lanskap informasi modern, kebenaran bukan semata soal fakta, melainkan soal siapa yang menyuarakannya dengan paling konsisten dan efektif.

Korporasi besar, negara kuat, dan kelompok tertentu mendanai banyak media arus utama. Mereka memiliki kekuatan untuk mengarahkan pemberitaan dan menyebarkan narasi sesuai kepentingan politik atau ekonomi. Oleh karena itu, berita pun sering berubah menjadi alat pembentuk opini, bukan lagi cermin objektif realitas.

Introvert: Mengenali Diri dan Merayakan Keunikan Batin

Sementara itu, umat Islam harus menyadari pentingnya menjadi produsen informasi, bukan hanya konsumen. Literasi media menjadi bentuk jihad intelektual yang sangat relevan saat ini. Terlebih lagi, siapa pun yang menguasai informasi, pada akhirnya menguasai persepsi dunia.

Membangun Kekuatan Narasi Islam

Untuk mengubah arah opini global, umat Islam perlu hadir sebagai produsen narasi. Langkah awal bisa dimulai dengan membangun media profesional berbasis nilai Islam, memperkuat jaringan jurnalis Muslim, hingga mendukung para konten kreator yang menebar nilai positif.

Influencer Muslim, ulama digital, dan penulis independen kini memainkan peran besar dalam memengaruhi opini. Mereka menyampaikan pesan Islam secara cerdas, menggabungkan nilai dakwah dengan teknik komunikasi modern.

Selain itu, kekuatan Islam modern justru terletak pada kemampuannya bersaing di medan informasi tanpa kehilangan identitas. Islam dapat menjangkau dunia dan tetap menjaga keaslian nilai-nilainya.

Menguasai Opini Dunia dengan Akhlak dan Teknologi

Menguasai opini dunia tidak membutuhkan propaganda agresif. Umat Islam bisa meraihnya melalui kejujuran, konsistensi, dan kualitas narasi yang humanis. Perang narasi media Barat dan Islam bukan hal yang bisa dihindari, tetapi harus dihadapi dengan strategi yang cerdas, media yang kuat, dan akhlak yang luhur.

Ajining Raga Saka Busana: Menyelami Etika Jawa dalam Arus Modernisasi

Jika ekosistem media Islam berkembang dan mendapat dukungan dari umat, maka wajah Islam di mata dunia perlahan akan berubah. Dari ancaman menjadi harapan. Dari yang disalahpahami menjadi yang dicontohkan. (Hen)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement