Sifat-Sifat ‘Ibadurrahman dalam al-Qur’an
(Berdasarkan Surah Al-Furqan ayat 63–77).
Dalam Surah Al-Furqan ayat 63–77, Allah SWT menyebutkan sifat-sifat hamba-hamba Ar-Rahman (‘ibādur-Raḥmān) sebagai teladan mulia bagi kaum muslimin. Mereka adalah hamba pilihan yang menjadi kekasih Allah karena keistimewaan akhlak dan amal mereka. Berikut ini uraian sifat-sifat tersebut beserta penjelasannya:
Tawadhu’ dan Lemah Lembut (QS. Al-Furqan: 63)
> “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati, dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.”
Maknanya: ‘Ibadurrahman bersikap tawadhu’ (rendah hati) bukan merendah karena lemah, tapi karena kekuatan iman. Ketika mereka disakiti oleh orang bodoh, mereka menahan diri dan menjawab dengan perkataan yang baik. Bukan membalas dengan emosi, tetapi merespons dengan hikmah.
Menghidupkan Malam dengan Ibadah (QS. Al-Furqan: 64)
> “Dan orang-orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.”
Maknanya: Mereka menghidupkan malam dengan shalat tahajud, munajat, dan mendekatkan diri kepada Allah. Ini menunjukkan kekuatan spiritual mereka, yang menjadikan malam sebagai saat-saat intim dengan Allah.
Takut akan Azab Neraka (QS. Al-Furqan: 65–66)
> “Dan orang-orang yang berkata: ‘Ya Tuhan kami, jauhkanlah kami dari azab Jahannam, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal.’”
Maknanya: Meski amal mereka banyak, mereka tetap merasa takut terhadap siksa Allah. Mereka tidak merasa aman dari murka-Nya, dan terus berdoa agar diselamatkan dari api neraka. Inilah sifat hamba yang rendah hati di hadapan Rabbnya.
Pertengahan dalam Pengeluaran (QS. Al-Furqan: 67)
> “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.”
Maknanya: Mereka tidak boros, tapi juga tidak pelit. Mereka bijak dalam membelanjakan harta, baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun untuk amal shalih. Mereka menghindari israf (pemborosan) dan tabdzir (penghamburan).
Tidak Syirik, Membunuh, atau Berzina (QS. Al-Furqan: 68–70)
> “Dan orang-orang yang tidak menyembah sembahan lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah, kecuali dengan hak, dan tidak berzina…”
Maknanya: ‘Ibadurrahman menjaga tauhid, tidak menyekutukan Allah, dan menjaga nilai-nilai kemanusiaan dengan tidak membunuh dan tidak berzina. Kalaupun mereka pernah terjerumus dalam dosa besar, mereka bertaubat dengan sungguh-sungguh.
Catatan penting: Allah menjanjikan bahwa siapa yang bertobat dengan tobat nasuha, amal buruknya akan diganti dengan kebaikan.
Tidak Menjadi Saksi Palsu dan Menjauhi Perkataan Sia-sia (QS. Al-Furqan: 72)
> “Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan yang tidak berfaedah, mereka berlalu (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.”
Maknanya: Mereka tidak ikut dalam hal yang batil, tidak berdusta, dan tidak menyebarkan fitnah. Ketika berada di tengah keramaian yang penuh kebatilan, mereka memilih untuk tidak larut di dalamnya.
Tunduk pada Ayat-ayat Allah (QS. Al-Furqan: 73)
> “Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah bersikap tuli dan buta terhadapnya.”
Maknanya: Mereka selalu mendengar dan menerima nasihat dari al-Qur’an dan sunnah. Hatinya terbuka, tidak keras kepala, tidak berpaling dari kebenaran. Mereka senantiasa ingin bertambah iman dan ilmu.
Doa untuk Keluarga (QS. Al-Furqan: 74)
> “Dan orang-orang yang berkata: ‘Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk mata, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.’”
Maknanya: Mereka tidak hanya memperbaiki diri, tapi juga mendoakan dan membina keluarganya. Mereka ingin keluarganya menjadi qurrota a’yun (penyejuk mata) dan berharap menjadi pemimpin dalam kebaikan dan ketakwaan
Ganjaran Besar di Akhirat (QS. Al-Furqan: 75–76)
> “Mereka itulah yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka, dan mereka disambut dengan penghormatan dan salam di dalamnya.”
Maknanya: Karena kesabaran mereka dalam menjalani hidup sesuai syariat, Allah akan memuliakan mereka di surga yang penuh kenikmatan. Mereka tidak hanya masuk surga, tapi juga mendapat penghormatan dan kedudukan istimewa.
Penutup: Siapa ‘Ibadurrahman Itu?
‘Ibadurrahman bukan hanya status, tapi hasil dari ketaatan, akhlak mulia, ketekunan ibadah, dan ketulusan hati. Mereka adalah role model yang patut diteladani oleh umat Islam, terutama di tengah zaman penuh fitnah ini.
Mari kita berusaha menjadi bagian dari mereka, meski belum sempurna. Karena Allah tidak melihat hasil akhir semata, tapi perjuangan kita untuk terus mendekat pada-Nya.
“Barangsiapa meniti jalan ‘ibadurrahman, maka ia sedang menapaki jalan kemuliaan di dunia dan keselamatan di akhirat.” (Tengku Iskandar)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
