SURAU.CO-Sunnah menjaga kendaraan sebagai amanah merupakan prinsip penting dalam kehidupan seorang Muslim. Islam mengajarkan bahwa kendaraan bukan hanya alat transportasi, tetapi juga titipan Allah yang perlu dirawat. Karena itu, setiap Muslim harus memahami sunnah menjaga kendaraan sebagai amanah secara menyeluruh—bukan hanya dalam hal teknis, tetapi juga dari sisi etika dan spiritualitas.
Kendaraan apa pun—mobil, motor, atau bahkan sepeda—merupakan nikmat yang mendukung aktivitas harian. Rasulullah ﷺ memperlakukan tunggangannya dengan kasih sayang dan perhatian. Umatnya sepatutnya meneladani hal tersebut, meski dalam bentuk modern yang berbeda. Apa pun bentuknya, kendaraan tetap amanah yang harus dijaga.
🚗 Wujud Syukur Nyata Lewat Perawatan Kendaraan
Merawat kendaraan menjadi cara konkret untuk bersyukur. Ketika kita mengganti oli tepat waktu, memeriksa kondisi ban, dan menjaga kebersihan interior, maka kita telah menunjukkan rasa syukur kepada Allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. Ibrahim: 7:
“Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu…”
Tindakan syukur seperti ini memiliki dampak nyata. Kendaraan yang dirawat dengan baik lebih awet, lebih hemat biaya, dan jarang bermasalah. Sebaliknya, orang yang mengabaikan perawatan kendaraan sering mengalami kerugian. Maka, menjaga kendaraan bukan hanya kewajiban praktis, tetapi juga ibadah yang menghasilkan manfaat dunia dan akhirat.

Penampakan Mobil G Class
🛠️ Etika Muslim dalam Perawatan dan Pemakaian Kendaraan
Setiap pemilik kendaraan memikul tanggung jawab. Rasulullah ﷺ bersabda dalam HR. Bukhari dan Muslim:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.”
Oleh sebab itu, setiap Muslim wajib memastikan kendaraannya layak jalan. Memeriksa kondisi rem, lampu, dan tekanan ban termasuk bagian dari akhlak Islami. Selain itu, kita juga harus menghindari menyalahgunakan kendaraan untuk kebut-kebutan, pamer harta, atau kegiatan yang sia-sia. Etika seperti ini mencerminkan kepribadian seorang Muslim yang bertanggung jawab.
Lebih dari itu, menjual kendaraan dalam kondisi rusak tanpa memberi tahu pembeli termasuk pengkhianatan. Islam melarang perbuatan tersebut karena bertentangan dengan prinsip kejujuran dan amanah.
🌿 Kendaraan Ramah Lingkungan dalam Perspektif Syariah
Dalam Islam, menjaga lingkungan termasuk bagian dari amanah. Kendaraan modern sering menjadi penyumbang polusi. Oleh karena itu, seorang Muslim harus menggunakan kendaraannya secara bijak. Misalnya, tidak menyalakan mesin tanpa keperluan, menghindari boros bahan bakar, dan rutin servis emisi.
QS. Al-A’raf: 31 menyebutkan:
“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.”
Kita bisa menerapkan prinsip ini dalam pemakaian kendaraan. Bahkan memilih kendaraan listrik atau hybrid termasuk bentuk ibadah kontemporer yang mendukung maqashid syariah—yakni menjaga alam, nyawa, dan keseimbangan sosial.
🤝 Kendaraan Sebagai Sarana Ibadah dan Amal
Muslim bijak memanfaatkan kendaraannya untuk hal-hal bermanfaat. Banyak contoh yang bisa kita lakukan: mengantar orang tua ke masjid, membantu tetangga membawa barang, atau mendukung kegiatan sosial. Setiap tindakan yang membawa manfaat bernilai sedekah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Setiap kebaikan adalah sedekah.” (HR. Ahmad)
Dengan niat yang benar, perjalanan kita berubah menjadi ibadah. Bahkan duduk di balik kemudi bisa bernilai pahala jika kita menjaga adab dan keselamatan. Maka, fungsi kendaraan tidak terbatas sebagai alat mobilitas, tetapi juga menjadi wasilah amal jariyah.
📍 Teknologi Kendaraan dan Amanah Masa Kini
Kendaraan masa kini sudah canggih. Banyak yang memiliki GPS, sensor keamanan, dan kamera dasbor. Fitur-fitur ini harus kita manfaatkan untuk mendukung sikap amanah, bukan disalahgunakan. Teknologi dapat membantu mencegah kecelakaan, mendukung keadilan, dan menjaga keselamatan.
Seorang Muslim tidak boleh membiarkan teknologi hanya menjadi gaya hidup. Ia harus menjadikannya alat untuk memperkuat etika, memperlancar aktivitas ibadah, dan menambah nilai amanah dalam hidup sehari-hari.
Kendaraan sebagai Cermin Keimanan
Kita perlu memandang kendaraan sebagai amanah dari Allah. Dengan menjaga kendaraan secara lahir dan batin, kita meneladani sunnah Rasulullah ﷺ. Kita tidak hanya akan menikmati manfaat duniawi seperti kenyamanan dan efisiensi, tetapi juga meraih nilai ibadah dan tanggung jawab ukhrawi.
Jika kita serius menjalankan sunnah menjaga kendaraan sebagai amanah, maka kendaraan itu akan menjadi saksi kebaikan yang mengantar kita menuju ridha Allah. (Hen)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
