🕊️ Berpulangnya Sang Penjaga Sunnah: In Memoriam Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali 🕊️
“Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn.” Sungguh, duka menyelimuti hati kaum Muslimin, khususnya para penuntut ilmu dan pengikut manhaj Salaf di seluruh dunia. Sebuah kehilangan besar baru saja terjadi. Cahaya yang menerangi jalan Ahlus Sunnah wal Jama’ah telah padam. Ulama besar, pembawa panji ilmu Jarh wa Ta’dil, sang penjaga hadits dan aqidah Salafiyah, Syaikh al-‘Allamah Dr. Rabi’ bin Hadi al-Madkhali rahimahullah, telah wafat.
Syaikh Munir as-Sa’di, dalam unggahan singkat namun penuh makna, menulis:
“Wafat ayah para Salafi di dunia. Wafat Rabi’ul Khair (musim semi kebaikan). Wafat pembawa bendera sunnah, imam dalam ilmu Jarh wa Ta’dil, Fadhilah Syaikh al-‘Allamah Dr. Rabi’ bin Hadi al-Madkhali. Semoga Allah merahmatinya, mengampuninya, mengangkat derajatnya di surga Firdaus yang paling tinggi, dan menjadikan pengganti yang baik untuk Ahlus Sunnah.”
🌿 Warisan Ilmu yang Tak Tergantikan
Syaikh Rabi’ bukan sekadar ulama. Beliau adalah benteng penjaga aqidah dari berbagai penyimpangan. Dalam dekade terakhir, beliau tampil sebagai pembimbing utama dalam menghadapi arus pemikiran yang menyimpang—baik dari kalangan hizbiyyin (kelompok-kelompok partisan), tokoh-tokoh pemikiran modern yang jauh dari manhaj salaf, maupun serangan terhadap prinsip-prinsip akidah Ahlus Sunnah.
Salah satu kontribusi terbesar beliau adalah dalam bidang Jarh wa Ta’dil, yaitu disiplin ilmu dalam menilai perawi hadits—siapa yang jujur, siapa yang lemah, siapa yang bisa dijadikan hujjah dan siapa yang ditinggalkan. Ilmu ini tidak hanya relevan dalam kajian hadits, tapi juga dalam menilai validitas berbagai sumber keilmuan dan tokoh-tokoh agama dalam zaman sekarang.
📚 Karya-Karya Ilmiah dan Pengaruh Global
Kitab-kitab karangan beliau telah tersebar luas dan menjadi rujukan utama di berbagai pesantren salafiyah, lembaga pendidikan Islam, dan kalangan akademik Islam di dunia. Beberapa karyanya seperti:
Manhajul Anbiya fi Da’wah ilallah (Metode Para Nabi dalam Berdakwah kepada Allah), Jama’atun Wahidah, Lā Jama’āt (Hanya Satu Jama’ah: Ahlus Sunnah), Kritik terhadap Sayyid Quthb dan tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin, telah memperjelas batas antara manhaj salafi murni dan jalan-jalan lain yang menyimpang dari sunnah.
🕌 Sosok yang Tegas namun Lembut Hati
Walau dikenal sangat tegas terhadap penyimpangan aqidah dan manhaj, Syaikh Rabi’ dikenal memiliki hati yang lembut terhadap kaum Muslimin. Banyak murid yang bersaksi tentang kasih sayangnya, kesabaran dalam mengajar, dan doanya yang terus mengalir bagi umat Islam. Beliau bukan hanya seorang alim dalam ilmu, tapi juga contoh dalam akhlak.
📢 Pesan Terakhir: Jaga Sunnah, Jaga Persatuan di Atas Kebenaran
Wafatnya Syaikh Rabi’ adalah panggilan untuk kita semua—khususnya para dai, penuntut ilmu, dan pegiat dakwah sunnah—untuk semakin kokoh dalam menjaga warisan beliau: berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah menurut pemahaman para sahabat, menjauhi bid’ah, hizbiyah, dan perpecahan, serta menegakkan ilmu syar’i dengan niat yang tulus karena Allah.
✒️ Penutup: Generasi Penerus, Bangkitlah
Kini, estafet perjuangan itu berada di tangan generasi penerus. Para murid Syaikh Rabi’, para penyebar dakwah tauhid di pelosok dunia, para ulama rabbani yang mewarisi ilmu dari beliau, dan kita semua yang pernah menyentuh satu halaman pun dari kitab-kitab beliau, memiliki kewajiban untuk meneruskan jalan ini.
Semoga Allah Azza wa Jalla menerima Syaikh Rabi’ di sisi-Nya sebagai hamba-Nya yang mulia. Semoga Allah memberikan ganjaran yang besar atas jasa-jasanya dalam menjaga dien ini. Semoga Allah mengangkat derajatnya di surga tertinggi, al-Firdaus al-A’la, dan menggantikan posisinya dengan para ulama rabbani yang terus membimbing umat di atas petunjuk.
“Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn.” “اللهم اغفر له وارفع درجته في عليين، واخلف على الأمة خيرًا.”. Aamiin ya Rabbal ‘Alamin. (Tengku Iskandar, M.Pd)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
