Menjadi Hamba yang Dicintai Allah: Pesan Kajian Majlis Ta’lim Masjid Mujahidin Bukik Kecil.
Dalam suasana yang teduh dan penuh keberkahan, Majlis Ta’lim Masjid Mujahidin Bukik Kecil kembali menyelenggarakan kajian rutin yang menjadi pelita bagi hati para jamaah. Kali ini, kajian mengangkat tema “Menjadi Hamba yang Dicintai Allah”, sebuah tema yang sangat relevan di tengah arus kehidupan yang semakin cepat, kadang membuat kita lupa arah tujuan sejati: mencari ridha dan cinta Allah ﷻ.
Cinta Allah: Harapan Tertinggi Seorang Mukmin
Seorang Muslim yang sadar akan hakikat hidupnya pasti menyadari bahwa kenikmatan terbesar bukanlah harta, jabatan, atau popularitas, melainkan dicintai oleh Allah. Karena jika Allah mencintai seorang hamba, maka seluruh makhluk pun akan mencintainya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Jika Allah mencintai seorang hamba, Dia akan memanggil Jibril seraya berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mencintai Fulan, maka cintailah dia.’ Maka Jibril mencintainya. Lalu Jibril menyeru di langit: ‘Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka cintailah dia oleh kalian.’ Maka para penghuni langit mencintainya. Kemudian diterima (pula) oleh penduduk bumi.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Inilah buah dari keimanan yang sejati. Maka dari itu, tugas kita bukan hanya menjadi muslim yang sekadar menjalankan kewajiban, tapi menjadi hamba yang dicintai oleh Rabb-nya.
Tanda-Tanda Hamba yang Dicintai Allah
Dalam kajian tersebut, Ustadz menyampaikan beberapa ciri utama dari hamba yang dicintai Allah, berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah Nabi ﷺ:
a. Bertakwa dan Senantiasa Bertaubat
Allah berfirman:
> “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan mencintai orang-orang yang menyucikan diri.”
(QS. Al-Baqarah: 222)
Taubat bukan hanya dilakukan saat terjatuh dalam dosa besar, tapi menjadi rutinitas harian seorang mukmin yang tahu dirinya tidak lepas dari khilaf.
b. Bertawakal
Orang yang bertawakal akan berserah diri sepenuhnya kepada Allah setelah berusaha maksimal. Allah berfirman:
> “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.”
(QS. Ali Imran: 159)
c. Berbuat Adil
Keadilan adalah sifat para nabi. Allah mencintai hamba-Nya yang tidak zalim dalam ucapan maupun tindakan.
> “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.”
(QS. Al-Ma’idah: 42)
d. Berbuat Ihsan (Kebaikan yang Tulus)
Ihsan adalah beribadah seolah-olah kita melihat Allah, dan berbuat baik kepada sesama walau tidak ada yang melihat.
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.”
(QS. Al-Baqarah: 1955
Menghidupkan Majlis Ilmu: Jalan Menuju Kecintaan Allah
Majlis Ta’lim seperti yang rutin dilaksanakan di Masjid Mujahidin Bukik Kecil bukan hanya wadah menambah ilmu, tapi juga tempat turun rahmat dan ketenangan. Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah, membaca kitab Allah dan mempelajarinya bersama-sama, melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, diliputi rahmat, dikelilingi malaikat, dan Allah menyebut mereka di hadapan (malaikat)-Nya.”
(HR. Muslim)
Bahkan kehadiran para ibu-ibu, bapak-bapak, dan pemuda di majlis ini adalah bentuk kecintaan mereka kepada ilmu, dan siapa yang mencintai ilmu, maka ia sedang menapaki jalan menuju surga.
Refleksi dari Bukik Kecil: Membangun Masyarakat Islami
Masjid Mujahidin yang berdiri kokoh di Bukik Kecil bukan sekadar bangunan fisik, tapi menjadi sentral peradaban umat Islam di lingkungan sekitarnya. Dengan adanya majlis ta’lim rutin:
Anak-anak tumbuh dekat dengan masjid.
Kaum ibu dibimbing untuk menjadi pendidik generasi.
Kaum bapak dibekali ilmu menjadi pemimpin keluarga.
Generasi muda tidak tercerabut dari nilai-nilai Islam.
Di sinilah fungsi masjid sebagai pusat pembinaan umat tampak nyata. Kajian bukan hanya berhenti pada hafalan dalil, tapi menyentuh relung kehidupan: mendidik akhlak, memperbaiki rumah tangga, membangun ukhuwah, dan menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.
Ajakan dan Harapan
Sebagaimana pesan Ustadz dalam penutup kajian:
“Kita tidak tahu kapan ajal akan menjemput. Maka mari hidupkan waktu-waktu kita dengan zikir, dengan membaca, dengan menghadiri majlis ta’lim, agar hidup ini tidak hampa. Semoga kelak saat kita menghadap Allah, kita tergolong hamba yang dicintai-Nya, bukan sekadar dikenal di dunia tapi hina di sisi-Nya.”
Maka, ajakan ini ditujukan untuk seluruh warga Bukik Kecil dan sekitarnya:
📌 Mari ramaikan Majlis Ta’lim Masjid Mujahidin!
📚 Belajar agama bukan hanya untuk ustadz, tapi untuk seluruh umat Islam.
🕌 Masjid bukan sekadar tempat shalat, tapi pusat ilmu dan kebangkitan umat.
🤝 Ajak keluarga, tetangga, dan sahabat. Karena satu langkah ke majlis ilmu bisa menjadi awal perubahan hidup.
Penutup
Hidup di dunia hanyalah persinggahan. Satu-satunya bekal yang akan menolong kita kelak di akhirat adalah ilmu yang bermanfaat, amal saleh, dan cinta dari Allah ﷻ. Dengan banyak hadir ke majlis ta’lim, kita menunjukkan kesungguhan ingin mengenal Allah, mencintai Rasulullah ﷺ, dan memperbaiki diri.
Semoga Majlis Ta’lim Masjid Mujahidin Bukik Kecil terus menjadi pelita ilmu yang menuntun masyarakat ke arah kehidupan Islami yang berkah dan damai. Aamiin. (Tengku Iskandar)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
