Kalam
Beranda » Berita » Nikah Muda atau Nunggu Mapan, Mana Pilihan yang Lebih Islami?

Nikah Muda atau Nunggu Mapan, Mana Pilihan yang Lebih Islami?

Ilustrasi pasangan muda
Ilustrasi pasangan muda

Nikah muda atau nunggu mapan ya? Banyak pertanyaan muncul di kalangan Muslim dan Muslimah ketika memasuki umur quarter life crisis. Untuk menjawab hal tersebut, Rasulullah SAW memberikan sebuah seruan yang sangat populer kepada para pemuda. Beliau bersabda:

“Wahai para pemuda, siapa yang mampu di antara kalian, menikahlah…”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Seruan ini sering menjadi landasan diskusi tentang pernikahan. Bagi banyak anak muda hari ini, mengajukan pertanyaan “Nikah muda atau Nunggu mapan ya?” seringkali hal ini memicu kegalauan. Ada tim yang memilih nikah muda. Tujuannya mulia, yaitu untuk menjaga diri dari fitnah. Di sisi lain, ada tim yang memilih menunggu “mapan” terlebih dahulu. Mapan di sini mencakup kemapanan finansial, mental, hingga spiritual.

Islam sendiri tidak menetapkan angka pasti untuk usia menikah yang ideal. Agama yang mulia ini lebih menekankan pada kesiapan lahir dan batin. Maka, pertanyaan krusialnya bergeser. Bukan lagi “umur berapa aku harus menikah?”, melainkan “apakah aku sudah benar-benar siap?”.

Dalil Nikah Muda: Dorongan Bersyarat, Bukan Kewajiban

Hadis tentang anjuran menikah bagi pemuda memang sangat terkenal.

Manajemen Waktu: Refleksi Mendalam Bab Bersegera dalam Kebaikan

“Wahai para pemuda, siapa di antara kalian yang sudah mampu menikah, maka menikahlah. Sebab menikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan.”
(HR. Bukhari & Muslim)

Namun, kita perlu memahami kata kunci dalam hadis ini, yaitu “mampu” (الْبَاءَةُ). Para ulama, termasuk Imam An-Nawawi, menjelaskan bahwa kata “mampu” memiliki makna yang sangat luas. Ia tidak hanya berarti mampu secara fisik atau biologis. Makna “mampu” mencakup beberapa aspek penting:

Dengan kata lain, Islam memang mendorong pernikahan, terutama di usia muda. Namun, dorongan itu bersifat kondisional. Ia berlaku jika semua syarat kesiapan tersebut sudah terpenuhi.

Menikah Matang: Menunda untuk Kebaikan Bukanlah Dosa

Bagaimana jika seseorang memilih menunda pernikahan? Dalam konteks modern, banyak Muslim menunda menikah dengan alasan yang sangat logis. Mereka ingin menyelesaikan pendidikan tinggi, membangun stabilitas karier, atau memperdalam ilmu agama terlebih dahulu. Pilihan ini bukanlah hal yang tercela dalam pandangan Islam.

Bahkan, ulama besar seperti Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitabnya, Tuhfatul Maudud, menulis:

“Tidak semua yang mampu harus segera menikah. Bila ia tahu dirinya tidak mampu memikul beban rumah tangga, maka menunda lebih baik baginya.”

Frugal Living Ala Nabi: Menemukan Kebahagiaan Lewat Pintu Qanaah

Pandangan ini menunjukkan betapa realistisnya Islam. Menunda pernikahan bukan berarti lari dari sunnah. Justru, itu bisa menjadi bentuk kesadaran diri. Sebuah pengakuan bahwa pernikahan adalah tanggung jawab besar yang butuh persiapan matang.

Mana yang Lebih Baik: Nikah Muda atau Matang?

Islam memberikan jawaban yang sangat bijaksana. Pilihan terbaik adalah yang didasari oleh kesiapan paling matang. Kesiapan ini dibangun di atas tiga fondasi utama:

  1. Akidah yang Lurus: Agar rumah tangga tidak hanya berlandaskan cinta duniawi, tetapi bertujuan meraih ridha Allah.

  2. Akhlak dan Komunikasi yang Baik: Karena sebagian besar konflik rumah tangga bukan lahir dari kurangnya harta, melainkan dari miskinnya adab dan komunikasi.

  3. Komitmen Spiritual Bersama: Siap untuk saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran.

Usia hanyalah angka. Ada pasangan yang menikah di usia 20-an dan rumah tangganya penuh berkah. Ada pula yang baru menikah di usia 30-an dan pernikahannya jauh lebih tenang dan bijaksana. Kuncinya ada pada kualitas persiapan, bukan kecepatan mengambil keputusan.

Islam Menghargai Pilihan yang Berlandaskan Ilmu

Pada akhirnya, Islam menghormati setiap pilihan yang diambil berdasarkan pertimbangan ilmu dan niat yang tulus.

  • Anda ingin menikah muda untuk terhindar dari zina dan fitnah? Itu adalah niat yang sangat mulia.

  • Anda ingin menunda untuk menata finansial dan memperkuat iman? Itu pun bisa bernilai ibadah jika niatnya benar.

Islam tidak pernah memaksa. Agama ini menekankan pentingnya niat yang ikhlas, persiapan yang nyata, dan ilmu yang memadai sebagai bekal perjalanan.

Jangan Tergesa, tapi Siapkan Diri Segera

Pernikahan adalah sebuah ibadah jangka panjang. Menikah muda bisa mendatangkan banyak keberkahan jika didasari oleh kematangan. Menikah di usia matang pun bisa jauh lebih menenangkan jika disiapkan dengan bekal ilmu dan adab. Fokusnya bukanlah seberapa cepat Anda menikah. Fokus utamanya adalah seberapa dalam Anda mempersiapkan diri untuk menjadi pasangan yang salih atau salihah.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement