Kesehatan
Beranda » Berita » Meneladani Sahabat: Tradisi Minum Teh dalam Islam untuk Kesehatan Badan

Meneladani Sahabat: Tradisi Minum Teh dalam Islam untuk Kesehatan Badan

Teh

Teh telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya global. Banyak orang memulai hari dengan secangkir teh hangat. Namun, pernahkah Anda bertanya tentang tradisi minum teh dalam Islam, terutama yang meneladani para sahabat Nabi?

Memang, Rasulullah SAW dan para sahabat belum mengenal tanaman teh (Camellia sinensis) secara langsung. Budaya minum teh baru menyebar ke kawasan Timur Tengah berabad-abad setelahnya. Namun, fakta ini justru membuka pintu bagi kita untuk mengadopsi kebiasaan minum teh dengan cara yang sejalan dengan prinsip ajaran Islam.

Alih-alih berfokus pada jenis minumannya, kita perlu memahami prinsip dasarnya. Sebab, Islam sangat mendorong umatnya untuk senantiasa menjaga kesehatan Pemahaman ini memungkinkan kita untuk mengadopsi kebiasaan minum teh sebagai bagian dari gaya hidup sehat sesuai anjuran Islam, selama kita menerapkannya dengan cara yang tepat.

Prinsip Kesehatan dalam Ajaran Islam

Islam memandang kesehatan sebagai nikmat besar dari Allah SWT. Menjaga tubuh adalah sebuah bentuk syukur. Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya badanmu memiliki hak atasmu, matamu memiliki hak atasmu, dan istrimu memiliki hak atasmu.” (HR. Bukhari)

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Hadis ini menegaskan bahwa kita wajib merawat tubuh. Konsep ini melahirkan Thibbun Nabawi atau metode pengobatan ala Nabi. Thibbun Nabawi tidak hanya berfokus pada penyembuhan, tetapi juga pada pencegahan penyakit melalui pola hidup sehat, termasuk dalam memilih makanan dan minuman.

Minuman Favorit Nabi dan Sahabat Sebagai Teladan

Para sahabat meneladani gaya hidup Rasulullah SAW, termasuk dalam hal minuman. Minuman yang dikonsumsi beliau sangat sederhana, alami, dan menyehatkan. Beberapa di antaranya adalah:

  • Air Putih: Minuman terbaik yang paling utama dan sangat dibutuhkan tubuh.

  • Susu: Sumber kalsium dan protein yang baik untuk tulang dan energi.

  • Madu: Dikenal memiliki khasiat penyembuhan yang luar biasa. Al-Qur’an bahkan menyebutnya sebagai obat bagi manusia.

    Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

  • Nabeez: Ini adalah air rendaman kurma atau kismis. Minuman ini berfungsi sebagai infused water alami yang mengembalikan energi dan menyehatkan pencernaan.

Pola ini menunjukkan sebuah prinsip: mengonsumsi minuman yang halalan thayyiban (halal dan baik). Halal berarti dibolehkan syariat. Thayyib berarti baik, berkualitas, bersih, dan bermanfaat bagi tubuh.

Teh dalam Perspektif Islam Modern

Berdasarkan prinsip inilah, teh mendapatkan tempatnya. Manusia mengolah minuman ini secara alami dari daun tanaman. Karena prosesnya alami, teh tidak hanya halal, tetapi juga menjadi sangat thayyib saat kita mengonsumsinya dengan cara yang benar.. Teh, terutama teh hijau atau teh herbal lainnya, memiliki banyak manfaat:

  • Kaya Antioksidan: Melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.

  • Menenangkan Pikiran: Kandungan L-theanine dalam teh membantu mengurangi stres dan meningkatkan fokus.

    Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

  • Menjaga Kesehatan Jantung: Membantu menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.

  • Meningkatkan Metabolisme: Dapat membantu dalam menjaga berat badan ideal.

Karena alasan inilah, kita bisa mengadopsi kebiasaan minum teh sebagai cara cerdas untuk menjaga kesehatan. Tindakan ini secara langsung mewujudkan semangat Thibbun Nabawi dalam kehidupan sehari-hari.

Adab Minum Teh Ala Sahabat Nabi

Adab yang Rasulullah SAW ajarkan dapat mengubah kebiasaan minum teh kita menjadi sebuah amalan yang bernilai ibadah inilah.

  1. Niat untuk Kesehatan: Awali dengan niat minum teh untuk menjaga kesehatan tubuh sebagai bentuk syukur.

  2. Membaca Basmalah: Mulailah segala sesuatu dengan menyebut nama Allah.

  3. Menggunakan Tangan Kanan: Rasulullah SAW selalu mendahulukan bagian kanan dalam hal-hal baik.

  4. Minum Sambil Duduk: Ini adalah sunnah yang sangat dianjurkan untuk kebaikan pencernaan dan kesopanan.

  5. Tidak Meniup Minuman Panas: Nabi melarang meniup-niup pada bejana (tempat minum). Biarkan teh menjadi hangat dengan sendirinya.

  6. Tidak Berlebihan: Minumlah secukupnya. Segala sesuatu yang berlebihan tidak baik.

  7. Mengucap Hamdalah: Akhiri dengan bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan.

Kesimpulan

Jadi, tradisi minum teh dalam Islam tidak mewajibkan kita meminum jenis teh spesifik seperti yang diminum para sahabat. Sebaliknya, inti dari tradisi ini adalah tantangan bagi kita untuk secara aktif mengadopsi prinsip dan adab mereka dalam seluruh sisi kehidupan, bahkan saat menikmati secangkir teh.

Maka dari itu, dengan menerapkan niat yang lurus dan menjaga adab, kita secara aktif mengubah kebiasaan sederhana ini menjadi cara untuk meneladani gaya hidup sehat para sahabat.. Minum teh tidak lagi sekadar rutinitas, tetapi menjadi ikhtiar untuk meraih ridha Allah melalui tubuh yang sehat dan bugar.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement