“Turutan” dan “Iqro'”
SURAU.CO. “Turutan” dan “Iqro'” adalah dua metode yang digunakan untuk belajar membaca Al-Quran, terutama di Indonesia. “Iqro'” adalah metode membaca Al-Quran yang menekankan pada latihan langsung, sedangkan “Turutan” adalah metode yang lebih tradisional. Meskipun keduanya bertujuan sama, pendekatan, isi, dan penyajiannya berbeda.
1) Metode Iqro’:
Pendekatan:
Metode Iqro’ menekankan pada latihan membaca langsung dengan menggunakan buku panduan yang dibagi menjadi enam jilid.
Isi:
Buku Iqro’ memperkenalkan huruf-huruf hijaiyah, harakat, dan cara menggabungkannya untuk membaca kalimat dan ayat.
Penyajian:
Metode ini biasanya diajarkan secara bertahap, dari tingkat yang sederhana hingga yang lebih kompleks, dengan penekanan pada praktik.
2) Metode Turutan:
Pendekatan:
Metode Turutan cenderung lebih tradisional dan mungkin melibatkan guru yang membimbing siswa secara langsung.
Isi:
Materi dalam metode Turutan bisa bervariasi, tetapi umumnya mencakup pengenalan huruf hijaiyah, harakat, dan latihan membaca Al-Quran secara bertahap.
Penyajian:
Metode ini bisa dilakukan secara individual atau kelompok, dan guru berperan penting dalam memberikan contoh cara membaca yang benar.
3) Perbedaan Utama:
Buku Panduan:
Metode Iqro’ menggunakan buku panduan khusus yang terstruktur, sementara Turutan mungkin tidak memiliki buku panduan yang sama.
Guru:
Metode Iqro’ bisa diajarkan oleh siapa saja, sedangkan Turutan mungkin lebih membutuhkan guru yang terlatih.
Pendekatan:
Iqro’ lebih menekankan pada latihan langsung, sedangkan Turutan lebih menekankan pada bimbingan guru.
Beberapa pesantren di Indonesia menerapkan metode Iqro’ dan Turutan dalam pembelajaran Al-Quran, terutama untuk tingkat dasar. Metode Iqro’ dikenal dengan pendekatannya yang praktis dan bertahap, sementara metode Turutan sering digunakan dalam pembelajaran Al-Quran secara klasikal.
Berikut adalah beberapa contoh pesantren yang menerapkan metode tersebut:
Metode Iqro’:
Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sadeng:
Menerapkan metode Iqro’ untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran santri di kelas Ibtida C, berdasarkan penelitian di institut nida el adabi.
Pondok Pesantren Al Hilal 2 Cipadung:
Menggunakan metode Iqro’ secara rutin untuk membantu santri belajar membaca Al-Quran, menurut LAZIS Al Hilal.
TPQ Aisyiyah Binjai:
Menerapkan metode Iqro’ untuk usia 5-12 tahun, dimulai dari pengenalan huruf hingga kemampuan membaca Al-Quran yang lebih baik, berdasarkan jurnal UMSU.
Metode Turutan:
Madrasah Diniyah Al-Farabi: Menggunakan metode Turutan dalam pembelajaran Al-Quran, meskipun dengan keterbatasan fasilitas dan tenaga pendidik, menurut ARIPAFI.
Kombinasi Metode:
Beberapa pesantren mungkin juga mengkombinasikan metode Iqro’ dan Turutan, atau menggunakan metode lain yang disesuaikan dengan kebutuhan santri. Misalnya, metode Turutan bisa digunakan untuk pembelajaran klasikal, sementara metode Iqro’ digunakan untuk pembelajaran individu atau kelompok kecil.
Penting untuk dicatat :
- Pilihan metode pembelajaran Al-Quran bisa berbeda-beda di setiap pesantren, tergantung pada kebijakan masing-masing.
- Metode Iqro’ dan Turutan hanyalah sebagian dari berbagai metode yang ada dalam pembelajaran Al-Quran.
- Yang terpenting adalah bagaimana metode tersebut dapat membantu santri belajar membaca Al-Quran dengan baik dan benar.
Penerapan metode turutan dan iqro’ untuk kemudahan belajar
Metode turutan (Baghdadiyah) dan Iqro’ adalah dua pendekatan yang berbeda untuk belajar membaca Al-Quran, terutama bagi pemula. Metode Turutan menekankan pada pengenalan huruf per huruf dan mengeja, sementara Iqro’ menekankan pada bacaan langsung dan partisipasi aktif siswa. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam membantu pemula belajar membaca Al-Quran.
Metode Turutan (Baghdadiyah):
- Kelebihan:
- Struktur pembelajaran yang jelas dan bertahap.
- Membantu pemahaman dan hafalan huruf per huruf.
- Cocok untuk pemula yang membutuhkan pendekatan sistematis.
- Kekurangan:
- Bisa terasa membosankan dan monoton jika tidak ada variasi.
- Membutuhkan waktu lebih lama untuk menguasai bacaan.
- Tekanan pada hafalan mungkin kurang menarik bagi sebagian orang
Metode Iqro’:
- Kelebihan:
- Pendekatan yang lebih interaktif dan partisipatif (Cara Belajar Siswa Aktif).
- Memungkinkan belajar lebih cepat dan langsung membaca.
- Buku Iqro’ populer dan mudah diakses.
- Kekurangan:
- Mungkin kurang sistematis bagi sebagian orang yang membutuhkan struktur yang jelas.
- Membutuhkan guru yang terampil dalam membimbing bacaan.
- Fokus pada bacaan tanpa banyak penekanan pada tajwid
Kedua metode memiliki peran dalam membantu belajar membaca Al-Quran. Pemilihan metode sebaiknya disesuaikan dengan gaya belajar dan preferensi siswa, serta kemampuan guru dalam mengimplementasikan metode tersebut. Beberapa tempat bahkan menggabungkan kedua metode untuk hasil yang optimal.
Penerapan metode iqro’ dan turutan dalam keluarga
Penerapan metode iqro’ dan turutan dalam keluarga dapat dilakukan untuk mengajarkan anak membaca Al-Quran. Metode iqro’ menekankan pada pengenalan huruf hijaiyah dan bacaan yang benar, sementara metode turutan (seperti Al-Baghdadiyah) fokus pada pemahaman tajwid dan makharijul huruf. Keduanya dapat digunakan secara bersamaan untuk membangun pemahaman yang kuat tentang Al-Quran.
Metode Iqro’ dalam Keluarga
Metode Iqro’ adalah pendekatan yang populer untuk mengajarkan anak membaca Al-Quran. Berikut adalah beberapa langkah penerapan metode Iqro’ dalam keluarga:
- Pengenalan Huruf Hijaiyah:
Mulailah dengan memperkenalkan huruf-huruf hijaiyah satu per satu, menggunakan buku Iqro’ sebagai panduan.
- Pembelajaran Berjenjang:
Lanjutkan dengan belajar membaca suku kata, kata, dan kemudian kalimat dalam Al-Quran.
- Penerapan Tajwid:
Setelah anak lancar membaca, ajarkan dasar-dasar tajwid seperti panjang pendek bacaan (mad), dengung (ghunnah), dan lain-lain.
- Latihan Rutin:
Lakukan latihan membaca secara rutin, baik dengan orang tua maupun dengan anggota keluarga lainnya.
- Aplikasi dan Media:
Manfaatkan aplikasi atau media pembelajaran lain yang menarik untuk mendukung proses belajar.
- Suasana Belajar yang Menyenangkan:
Ciptakan suasana belajar yang santai dan menyenangkan agar anak tidak merasa terbebani.
Metode Turutan (Al-Baghdadiyah) dalam Keluarga
Metode turutan, seperti Al-Baghdadiyah, menekankan pada pemahaman makharijul huruf (tempat keluarnya huruf) dan tajwid. Berikut cara penerapannya:
1. Pelajari Makharijul Huruf:
Orang tua perlu memahami dengan baik tempat keluarnya huruf-huruf hijaiyah agar dapat mengajarkannya dengan benar.
2. Penerapan Tajwid:
Ajarkan hukum-hukum tajwid secara bertahap, mulai dari yang paling dasar.
3. Latihan Bersama:
Latihan membaca Al-Quran bersama-sama, dengan fokus pada pelafalan yang benar dan tajwid.
4. Konsisten:
Latihan yang konsisten akan membantu anak memahami dan menerapkan kaidah tajwid dalam bacaan Al-Quran.
Kombinasi Metode Iqro’ dan Turutan
Penerapan metode Iqro’ dan turutan secara bersamaan dapat memberikan hasil yang optimal. Metode Iqro’ membantu anak lancar membaca, sementara metode turutan membantu anak membaca dengan tajwid yang benar.
Dengan menerapkan metode Iqro’ dan turutan secara efektif, orang tua dapat membimbing anak-anak mereka menjadi generasi yang cinta Al-Quran dan mampu membacanya dengan baik dan benar. Generasi cinta membaca Al-Quran adalah generasi yang menempatkan Al-Quran sebagai pedoman hidup, bukan hanya sekadar dibaca, tetapi juga dipahami, diamalkan, dan diajarkan kepada orang lain. Generasi ini memiliki pemahaman mendalam tentang nilai-nilai Al-Quran dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, serta berupaya untuk menyebarkan pesan-pesan Al-Quran kepada sesama.
Membaca Al-Quran memiliki banyak manfaat, baik di dunia maupun di akhirat, yang dapat mengantarkan seseorang pada keselamatan. Al-Quran adalah petunjuk hidup bagi umat Islam, dan membacanya dengan baik dan benar serta mengamalkan kandungannya akan mendatangkan keberkahan dan pertolongan di dunia dan akhirat.
(Dikutip dari berbagai sumber-Budi S).
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
