Kitab Wasiyyatul Musthofa: Kumpulan Nasihat Nabi Muhammad SAW untuk Ali bin Abi Thalib
Membuka Khazanah Nasihat Nabi Muhammad SAW
Sebuah warisan yang tak ternilai harganya yaitu Kitab “Wasiyyatul Musthofa”. H.M. Sa’dullah Rouyani Al Qudusiy menulis ulang dan menerjemahkan nasihat-nasihat Baginda Nabi Muhammad SAW yang secara khusus beliau sampaikan kepada menantunya sekaligus khalifah, Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karramallaahu Wajhahu. Karya ini membuka jendela bagi kita untuk memahami kedalaman hikmah dan bimbingan Rasulullah SAW dalam berbagai aspek kehidupan.
Wasiyyatul Musthofa bukanlah sekadar kumpulan hadis atau petuah biasa. Nabi SAW sangat peduli kepada umatnya dengan membentuk karakter dan membimbing mereka menuju kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat. Kitab ini merangkai setiap fasal dengan apik, membahas fondasi ibadah hingga akhlak mulia dalam bermasyarakat. Kita mengkaji isi kitab mulia ini secara bertahap agar setiap kata yang kita baca dan pahami dapat menerangi hati serta menuntun kita menuju jalan yang diridhai Allah SWT.
Risalah ini, yang berjudul “Wasiyat Nabi Muhammad SAW Kepada S. Ali bin Abi Thalib Karramallaahu Wajhahu,” merupakan kumpulan pesan dan nasihat mulia yang disampaikan langsung oleh Baginda Nabi Muhammad SAW kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Kami berharap risalah ini membawa manfaat yang agung bagi kita semua, baik dalam urusan agama, dunia, maupun akhirat. Semoga Allah berkenan menjadikan kita termasuk golongan orang-orang yang senantiasa mendengar dan mengikuti sabda-sabda Nabi yang penuh hikmah. Kita memohon kepada Allah agar Dia mengumpulkan kita bersama Nabi SAW di surga utama dan memasukkan kita ke golongan yang disebutkan dalam Al-Qur’an: “Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka akan bersama para Nabi, shiddiqin, syuhada, dan orang-orang salih sebagai teman terbaik.” Amin, ya Rabbal ‘alamin.
Wasiat-wasiat Utama Nabi Muhammad SAW kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib
Sayyidina Ali sendiri memulai penuturan wasiat Nabi Muhammad Al-Musthafa SAW kepadanya. Beliau berkisah, “Rasulullah SAW memanggil saya, kemudian saya datang dan menyendiri bersamanya di tempat tinggalnya lalu beliau bersabda kepada saya”.
Nabi Muhammad SAW berkata kepada Ali, “Kedudukanmu bagiku seperti Nabi Harun bagi Nabi Musa AS, tapi setelahku tidak ada nabi lagi.” Beliau mewasiatkan agar Ali menjaga wasiat itu supaya hidupnya terhormat, mati syahid, dan dibangkitkan sebagai faqih dan ulama. Wasiat ini bukan sekadar nasihat, melainkan pedoman hidup yang mengangkat derajat Sayyidina Ali di dunia dan akhirat.
Wasiat ini kemudian berlanjut dengan berbagai nasihat penting mengenai kehidupan seorang Muslim yang sejati:
- Pentingnya Makanan Halal: Nabi SAW menekankan bahwa “Barang siapa makanannya halal maka bersih agamanya dan lembut hatinya serta doanya terkabul tak terhalang”. Makanan syubhat membuat agama remang dan hati gelap. Jika seseorang makan makanan haram, hatinya mati, imannya tipis, keyakinannya lemah, doanya tidak terkabul, dan ibadahnya sedikit. Ini menunjukkan betapa fundamentalnya kehalalan rezeki dalam pembentukan spiritualitas seseorang.
- Ancaman Harta Haram: Rasulullah SAW memperingatkan, “Manakala Allah murka terhadap seseorang maka Allah memberinya rizqi harta haram”. Allah memperingatkan bahwa saat murka-Nya memuncak, Dia mengizinkan setan menjadi mitra orang yang mengejar rezeki haram. Setan mendorongnya sibuk dengan dunia, mempermudah urusan duniawinya, dan membisikkan bahwa Allah Maha Pengampun. Ini menjadi peringatan keras tentang bahaya harta haram yang merusak dunia dan akhirat.
- Pentingnya Ketaatan, Wasiat ini juga menegaskan bahwa “Allah tidak akan menerima Shalat tanpa berwudlu, dan tidak akan menerima sedekah dari harta haram”. Ini menekankan syarat sahnya ibadah dan pentingnya kebaikan sumber rezeki. Lebih lanjut, “Tidak henti-hentinya seorang mu’min selalu tambah kuat agamanya selagi dia tidak makan perkara haram”. Kontrasnya, “barang siapa menjauhi Ulama maka matilah hatinya, dan buta hatinya untuk berbakti kepada Allah SWT”. Ini menggarisbawahi peran makanan halal dalam menguatkan iman dan pentingnya bimbingan ulama dalam menjaga hati.
- Nabi SAW bersabda, “Barang siapa membaca Al-Qur’an tetapi tidak menghalalkan yang dihalalkannya dan tidak mengharamkan yang diharamkannya, maka ia melemparkan kitab Allah (Al-Qur’an) ke belakang punggungnya.” Beliau menegur keras orang-orang yang membaca Al-Qur’an tanpa mengamalkan isinya.
Nabi Muhammad SAW membimbing umat dengan penuh kepedulian menuju hidup yang diridhai Allah SWT, menekankan keimanan yang kokoh, rezeki halal, dan dampak pilihan hidup terhadap spiritualitas. Mari kita lanjutkan memahami wasiat-wasiat beliau di bagian-bagian selanjutnya.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
