Kalam
Beranda » Berita » Psikologi dalam Kitab Alala Tanalul Ilma: Warisan Pendidikan Santri

Psikologi dalam Kitab Alala Tanalul Ilma: Warisan Pendidikan Santri

Pendidikan Santri dengan Belajar Kitab
Santri sedang belajar Kitab Kuning

SURAU.CO – Kitab Alala Tanalul ‘Ilma karya Syekh Al-Zarnuji telah lama menjadi rujukan penting dalam pendidikan pesantren. Kitab ini tidak hanya mengajarkan adab belajar, tetapi juga memuat nilai-nilai psikologis yang membentuk kepribadian santri. Karena itu, penting untuk memahami bagaimana kandungan kitab ini relevan dengan ilmu psikologi modern.

(wafa et al., 2021) mengungkap 14 tema psikologi yang tersebar dalam 37 bait kitab Alala Tanalul ‘Ilma. Tema-tema tersebut mencakup aspek intelektual, emosional, hingga sosial peserta didik. Oleh karena itu, kitab ini layak dikaji lebih dalam, bukan hanya dari aspek agama, tapi juga dari pendekatan psikologi pendidikan.

Nilai-Nilai Psikologi dalam Kitab Alala Tanalul ‘Ilma

Kitab ini menyajikan berbagai prinsip psikologi yang mendukung proses belajar secara utuh. Berikut tema-tema yang terkandung:

  • Kecerdasan: Kemampuan memahami informasi secara cepat menjadi modal awal dalam belajar.
  • Motivasi: Seseorang harus memiliki dorongan kuat untuk menuntut ilmu secara konsisten.
  • Kontrol diri: Santri perlu bersabar dalam menghadapi kesulitan saat belajar.
  • Kebutuhan dasar: Fokus belajar tidak akan tercapai jika kebutuhan jasmani dan ekonomi tidak terpenuhi.
  • Peran guru (guide): Guru memberikan arah dan contoh moral serta intelektual.

Kitab ini juga menekankan pentingnya lingkungan (nature dan nurture). Lingkungan belajar yang sehat dan mendukung akan mempercepat pencapaian ilmu. Sebaliknya, lingkungan yang buruk bisa menjadi penghambat.

Selain itu, terdapat tema proses kognitif. Proses ini melibatkan aktivitas menyimpan, mengolah, dan mengingat kembali informasi. Kitab ini mengajarkan pentingnya muroja’ah atau pengulangan sebagai bentuk penguatan daya ingat.

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Pembentukan Kepribadian dan Nilai Sosial

Kitab Alala Tanalul ‘Ilma juga mengandung ajaran tentang pembentukan karakter. Proses belajar tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga membentuk perilaku dan sikap. Syekh Al-Zarnuji mengajarkan bahwa orang berilmu sebaiknya tidak banyak bicara kecuali hal-hal bermanfaat. Ini menunjukkan nilai kesadaran diri dan etika sosial.

Di sisi lain, kitab ini mengangkat tema prestasi. Seseorang harus berupaya keras agar mencapai hasil terbaik dalam belajar. Maka, nilai kompetensi dan ketekunan mendapat tempat penting dalam pembentukan pribadi santri.

Kitab ini juga menyentuh aspek prosocial behavior. Orang yang memberi manfaat bagi sesama akan dikenang meski telah tiada. Konsep ini mencerminkan perilaku sosial yang positif dan mendorong partisipasi aktif dalam masyarakat.

Beberapa bait juga mencerminkan teori kepribadian Freud seperti id, ego, dan superego. Syekh Al-Zarnuji mendorong santri untuk mengendalikan nafsu dan menahan keinginan berlebihan demi meraih ilmu yang berkah.

Tak kalah penting, konsep tabula rasa dan pola asuh turut ditampilkan. Manusia lahir tanpa pengetahuan, dan orang tua serta lingkungan akan membentuknya. Oleh sebab itu, tanggung jawab pembelajaran tidak hanya ada pada guru, tetapi juga pada orang tua dan masyarakat.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Kemandirian dan Spirit Perantauan

Dalam bagian akhir kitab, Syekh Al-Zarnuji mengajarkan pentingnya kemandirian. Ia mendorong santri untuk merantau demi menambah wawasan dan pengalaman. Dengan merantau, santri belajar mandiri, beradaptasi, dan menghargai perbedaan.

Kemandirian dalam belajar berarti mampu mencari dan mengelola ilmu sendiri. Proses ini melatih tanggung jawab, disiplin, dan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, perantauan bukan hanya perpindahan fisik, tetapi juga perjalanan batin yang mendewasakan.

Kitab ini bahkan menyebut lima manfaat merantau:

  • Menghilangkan kesusahan
  • Menambah harta dan ilmu
  • Menyerap adab dan akhlak
  • Menemukan sahabat sejati

Setiap manfaat tersebut menegaskan pentingnya pengalaman langsung dalam pendidikan.

 

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement