Kesehatan
Beranda » Berita » Pandangan Islam Tentang Kopi: Manfaat, Keutamaan, dan Batasannya

Pandangan Islam Tentang Kopi: Manfaat, Keutamaan, dan Batasannya

Sumber poto external

Kopi telah menjadi minuman favorit banyak orang di seluruh dunia. Aroma khas dan efek menyegarkannya membuat banyak orang menyukai kopi. Lantas, bagaimana Islam memandang kopi? Sejarah mencatat adanya hubungan erat antara kopi dan dunia Islam. Bahkan, para ulama dan ahli ibadah bersahabat dengan minuman ini.

Artikel ini akan mengupas tuntas keutamaan kopi dalam Islam. Kita juga akan membahas mengapa konsumsinya perlu dibatasi. Mari kita selami lebih dalam.

1. Jejak Kopi dalam Tradisi Kaum Sufi

Sejarah kopi tidak bisa dilepaskan dari peran kaum sufi. Para ahli tasawuf memanfaatkan kopi sebagai sarana penunjang ibadah. Mereka meminum kopi agar tetap terjaga di malam hari. Tujuannya adalah untuk memperbanyak zikir dan menunaikan shalat malam (tahajud).

Kebiasaan ini membuat kopi dikenal sebagai minuman spiritual. Ia membantu seseorang melawan kantuk demi mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dari sinilah, kopi mulai menyebar dan menjadi bagian dari budaya di berbagai komunitas Muslim.

2. Perdebatan Awal Mengenai Hukum Kopi

Pada masa lampau, hukum meminum kopi sempat menjadi perdebatan. Beberapa ulama awalnya meragukan kehalalannya. Mereka khawatir efek stimulan kopi menyerupai khamr (minuman keras). Mereka memandang efek kopi yang menyegarkan itu menyerupai efek khamr (minuman keras).

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Namun, argumen ini tidak bertahan lama. Mayoritas ulama kemudian menyimpulkan bahwa kopi sangat berbeda dari khamr. Kopi tidak menghilangkan akal sehat. Sebaliknya, ia justru mempertajam pikiran dan menyegarkan tubuh. Oleh karena itu, para ulama menetapkan kopi sebagai minuman yang mubah.

3. Kopi Menjadi Minuman Para Ulama

Setelah perdebatan mereda, kopi justru mendapat tempat terhormat. Minuman ini menjadi kegemaran para ulama dan penuntut ilmu. Mereka meminumnya untuk menjaga fokus saat membaca, menulis, dan berdiskusi. Kopi menjadi alat bantu untuk kegiatan intelektual yang positif.

Ulama besar nusantara, Syekh Ihsan Jampes, bahkan membahasnya secara khusus. Dalam kitabnya, beliau menulis tentang keutamaan kopi. Beliau mengutip syair dari ulama lain yang memuji kopi sebagai berikut:

“Duhai orang-orang yang asyik dengan kopi yang warnanya seperti tinta, ia mampu mengusir kantuk dari pelupuk mata. Jadikan ia sebagai pembantu untuk taat kepada Allah, dengan cara meminumnya secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.”

Kutipan ini menunjukkan bagaimana kopi dipandang sebagai wasilah (perantara) untuk kebaikan.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

4. Berbagai Khasiat Kopi dalam Tinjauan Islam

Selain membantu ibadah dan belajar, banyak orang percaya kopi memiliki segudang khasiat.. Para ulama mencatat beberapa manfaat kopi bagi kesehatan fisik dan mental, di antaranya:

Manfaat-manfaat ini sejalan dengan prinsip Islam untuk menjaga kesehatan. Tubuh adalah amanah yang harus dirawat dengan baik.

5. Mengapa Konsumsi Kopi Tetap Harus Dibatasi?

Meskipun memiliki banyak keutamaan, Islam mengajarkan prinsip keseimbangan. Segala sesuatu yang berlebihan (israf) dilarang, termasuk dalam hal yang halal. Al-Qur’an mengingatkan dalam Surat Al-A’raf ayat 31, “…makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”

Prinsip ini berlaku juga untuk kopi. Mengapa konsumsinya perlu dibatasi?

  • Potensi Mudarat (Bahaya) bagi Kesehatan: Sesuatu yang baik bisa menjadi buruk jika berlebihan. Terlalu banyak minum kopi dapat menyebabkan masalah kesehatan. Contohnya seperti jantung berdebar, gangguan tidur (insomnia), kecemasan, dan masalah lambung. Islam melarang kita melakukan sesuatu yang dapat merusak diri sendiri.

  • Menimbulkan Kelalaian: Jika kecanduan kopi membuat seseorang lalai dari kewajiban, maka hukumnya bisa berubah. Misalnya, menghabiskan terlalu banyak waktu dan uang untuk kopi hingga melupakan shalat atau tanggung jawab keluarga. Tujuan awal kopi sebagai penunjang ibadah justru bisa berbalik menjadi penyebab kelalaian.

  • Menjadi Pemborosan: Membeli kopi mahal secara terus-menerus tanpa mempertimbangkan kebutuhan lain dapat termasuk dalam perilaku boros (tabdzir). Islam mendorong umatnya untuk hidup sederhana dan mengelola harta dengan bijak.

Kesimpulan

Pandangan Islam tentang kopi pada dasarnya sangat positif. Minuman ini halal dan memiliki keutamaan sebagai penunjang ibadah serta aktivitas bermanfaat lainnya. Namun, kunci utamanya adalah moderasi. Nikmatilah secangkir kopi untuk menyegarkan pikiran dan menambah semangat dalam ketaatan. Hindari konsumsi berlebihan yang dapat mendatangkan mudarat bagi tubuh dan melalaikan dari kewajiban. Dengan begitu, kita bisa mengambil manfaat kopi sambil menghindari larangannya.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement