Beranda » Berita » Manusia Terbaik Setelah Rasulullah

Manusia Terbaik Setelah Rasulullah

Presiden Prabowo bertolak ke Arab Saudi bahas Kampung Haji
Presiden Prabowo menggagas pembangunan Kampung Haji Indonesia di Makkah. Rencana strategis ini bertujuan meningkatkan layanan dan kenyamanan jemaah haji Indonesia.

Manusia Terbaik Setelah Rasulullah

 

Mukadimah, Segala puji hanya milik Allah ﷻ, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, manusia terbaik yang pernah hidup di muka bumi. Sosok yang sempurna dalam akhlak, pemimpin yang adil, guru yang lembut, dan hamba Allah yang paling taat. Setelah wafatnya beliau, muncul pertanyaan: siapakah manusia terbaik setelah Rasulullah ﷺ?

Pertanyaan ini penting, bukan hanya sebagai pelajaran sejarah, tetapi juga sebagai cerminan untuk mengambil teladan. Rasulullah ﷺ sendiri telah menunjuk secara tidak langsung dan langsung beberapa sahabat yang memiliki keutamaan luar biasa, yang layak dijadikan panutan oleh umat Islam sepanjang zaman.

Abu Bakar Ash-Shiddiq: Manusia Terbaik Setelah Rasulullah ﷺ

Anugerah Terbaik Bernama Husnudzan

Tidak diragukan lagi bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq رضي الله عنه adalah manusia terbaik setelah Nabi Muhammad ﷺ. Hal ini telah ditegaskan oleh banyak hadits dan ijma’ (kesepakatan) para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Dalil dari Hadits

Rasulullah ﷺ bersabda:

> “Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling utama dari umatku adalah Abu Bakar.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits lain, disebutkan:

Ulama, Syariat Islam dan Tanggung Jawab Moral Di Bawah Konstitusi

> “Seandainya aku mengambil seorang kekasih dari umatku selain Rabb-ku, sungguh aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasihku.”
(HR. Bukhari no. 3656 dan Muslim no. 2382)

Rasulullah ﷺ juga memilih Abu Bakar sebagai imam shalat menggantikannya saat sakit menjelang wafat. Ini adalah isyarat kuat bahwa Abu Bakar layak memimpin umat setelah beliau wafat.

Keutamaan Abu Bakar

Beberapa keutamaan Abu Bakar رضي الله عنه antara lain:

1. Orang pertama yang masuk Islam dari kalangan laki-laki dewasa.
2. Selalu menyertai Rasulullah ﷺ, termasuk saat hijrah, sebagaimana diabadikan dalam Al-Qur’an:

Baik dan Buruk Seorang Isteri Menurut Islam

> “Jika kamu tidak menolong (Muhammad), maka sesungguhnya Allah telah menolongnya, ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengusirnya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang, ketika keduanya berada dalam gua, ketika dia berkata kepada temannya: ‘Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.’…”
(QS. At-Taubah: 40)

3. Mendermakan seluruh hartanya di jalan Allah tanpa menyisakan apa pun untuk dirinya.
4. Orang pertama yang dibebaskan dari api neraka dalam banyak riwayat.
5. Disepakati oleh para sahabat untuk menjadi khalifah pertama setelah wafatnya Rasulullah ﷺ.

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan:

> “Umat ini telah sepakat bahwa manusia terbaik setelah Rasulullah ﷺ adalah Abu Bakar.”

Umar bin Khattab: Kedua Terbaik Setelah Abu Bakar

Setelah Abu Bakar رضي الله عنه, manusia terbaik adalah Umar bin Al-Khattab رضي الله عنه. Ia adalah sosok yang penuh keberanian, keadilan, dan ketegasan dalam menegakkan kebenaran. Ia juga khalifah kedua setelah Rasulullah ﷺ.

Rasulullah ﷺ bersabda:

> “Sesungguhnya Allah menjadikan kebenaran berada di lisan dan hati Umar.”
(HR. At-Tirmidzi no. 3682, hasan shahih)

Umar termasuk sahabat yang disebutkan dalam hadits “sepuluh orang yang dijamin masuk surga” dan banyak kisah yang menunjukkan betapa dekatnya Umar dengan wahyu. Bahkan, beberapa pendapat Umar disetujui oleh Allah ﷻ melalui turunnya ayat-ayat Al-Qur’an.

Utsman bin Affan: Pemilik Dua Cahaya

Di urutan ketiga adalah Utsman bin Affan رضي الله عنه. Ia terkenal sebagai sahabat yang sangat pemalu, dermawan, dan lembut. Ia menikah dengan dua putri Rasulullah ﷺ, Ruqayyah dan kemudian Ummu Kultsum, sehingga digelari Dzun-Nurain (pemilik dua cahaya).

Rasulullah ﷺ bersabda:

> “Setiap Nabi memiliki sahabat, dan sahabatku di surga adalah Utsman.”
(HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)

Utsman adalah orang yang membiayai perluasan Masjid Nabawi dan membeli sumur Raumah untuk kaum muslimin. Ia juga berjasa besar dalam pengumpulan dan pembukuan mushaf Al-Qur’an dalam satu standar bacaan yang menyelamatkan umat dari perpecahan.

Ali bin Abi Thalib: Sang Pintu Ilmu

Di posisi keempat adalah Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه, sepupu sekaligus menantu Rasulullah ﷺ. Ali adalah sahabat yang sangat cerdas, pemberani, dan memiliki kedudukan istimewa di hati Nabi ﷺ.

Rasulullah ﷺ bersabda:

> “Aku adalah kota ilmu, dan Ali adalah pintunya.”
(HR. At-Tirmidzi, dinilai hasan oleh beberapa ulama)

Ali juga dijamin masuk surga dan merupakan sahabat yang memiliki kedalaman ilmu serta kekuatan hujjah. Ia memimpin kaum muslimin sebagai khalifah keempat dalam Khulafaur Rasyidin dan dikenal sebagai sosok yang sangat adil.

Urutan Keutamaan Sahabat Menurut Ahlus Sunnah

Ahlus Sunnah wal Jama’ah memiliki pendirian yang jelas mengenai urutan sahabat terbaik:

1. Abu Bakar Ash-Shiddiq
2. Umar bin Al-Khattab
3. Utsman bin Affan
4. Ali bin Abi Thalib

Urutan ini didasarkan pada nash-nash hadits serta ijma’ ulama. Adapun selebihnya, sahabat-sahabat Nabi memiliki kedudukan mulia secara umum, dan masing-masing memiliki keutamaan yang tidak bisa diremehkan.

Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:

> “Sebaik-baik umat ini setelah Nabi ﷺ adalah Abu Bakar, kemudian Umar, kemudian Utsman, kemudian Ali. Ini adalah keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama’ah.”
(Majmu’ Fatawa, 3/152)

Mengapa Perlu Mengetahui Siapa yang Terbaik Setelah Rasulullah ﷺ?

Mengetahui siapa manusia terbaik setelah Nabi ﷺ bukan sekadar wacana sejarah, melainkan bagian dari aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Tujuannya antara lain:

1. Meneladani akhlak dan perjuangan mereka. Keimanan, kesetiaan, dan pengorbanan para sahabat adalah contoh konkret yang bisa diterapkan dalam kehidupan.
2. Menjaga kemurnian sejarah Islam. Banyak kelompok menyimpang yang menjelekkan sahabat Nabi, terutama Abu Bakar dan Umar. Mengenal kedudukan mereka adalah bentuk pembelaan terhadap Islam.
3. Menumbuhkan cinta kepada sahabat. Cinta kepada sahabat adalah bagian dari keimanan. Nabi ﷺ bersabda:

> “Janganlah kalian mencela sahabatku! Demi Allah, seandainya salah satu dari kalian menginfakkan emas sebesar Gunung Uhud, tidak akan bisa menyamai (pahala) satu mud (ukuran tangan) dari salah seorang mereka, bahkan setengahnya pun tidak.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Penutup: Meneladani Para Sahabat

Para sahabat bukan hanya nama-nama dalam sejarah. Mereka adalah teladan nyata dari generasi terbaik umat ini. Rasulullah ﷺ bersabda:

> “Sebaik-baik manusia adalah generasiku (sahabat), kemudian generasi setelah mereka, kemudian generasi setelah mereka.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Kita harus belajar dari keikhlasan Abu Bakar, ketegasan Umar, kedermawanan Utsman, dan keberanian serta ilmu Ali. Keempat Khulafaur Rasyidin ini bukan sekadar pemimpin, tapi cermin dari akhlak dan nilai-nilai Islam yang murni.

Dalam dunia yang penuh kekacauan moral dan krisis keteladanan, kembali kepada jejak para sahabat adalah jalan yang aman untuk tetap berada di atas manhaj yang lurus.

Doa

اللهم اجعلنا ممن يتّبع آثار صحابة نبيّك محمد ﷺ، وامنحنا حبهم ورضاك عنهم.

“Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang mengikuti jejak para sahabat Nabi-Mu Muhammad ﷺ, dan karuniakanlah kepada kami kecintaan kepada mereka serta ridha-Mu kepada mereka.”

Rumah Bahasa Arab
📚 Menebar Ilmu, Merawat Sunnah, Menjadi Sahabat Qurani.

Jika Anda menyukai tulisan ini, silakan bagikan kepada yang lain. Semoga menjadi amal jariyah dan pembuka hidayah. (Tengku Iskandar)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement