Kesehatan
Beranda » Berita » Bijak Berhenti Merokok

Bijak Berhenti Merokok

Bijak berhenti merokok.

1. Merokok: Kebiasaan yang Membahayakan Semua

Merokok bukan hanya merugikan kesehatan perokok itu sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitarnya, termasuk pasangan dan anak-anak kelak. Asap rokok mengandung lebih dari 7.000 zat kimia berbahaya, termasuk racun dan karsinogen (zat penyebab kanker). Bahkan, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa tidak ada tingkat paparan asap rokok yang aman.

Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan rumah tangga dengan perokok aktif memiliki risiko lebih tinggi terkena asma, infeksi pernapasan, hingga gangguan perkembangan paru-paru. Istri perokok juga berisiko lebih besar mengalami penyakit jantung dan kanker paru-paru meski ia sendiri tidak merokok. Paparan asap rokok pasif adalah pembunuh diam-diam yang mengintai keluarga setiap saat.

2. Bukti Cinta Dimulai dari Menjaga Kesehatan

Ulama, Syariat Islam dan Tanggung Jawab Moral Di Bawah Konstitusi

Jika seseorang benar-benar mencintai kita, tentu ia akan melakukan yang terbaik demi keselamatan dan kesejahteraan bersama. Merokok adalah bentuk kebiasaan yang tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga menjadi beban bagi keluarga. Tidak jarang seorang istri harus mengeluarkan biaya besar untuk pengobatan suami akibat penyakit terkait rokok, padahal biaya tersebut bisa dialihkan untuk pendidikan anak atau kebutuhan rumah tangga yang lebih penting.

Seorang calon suami yang bersedia berhenti merokok demi membangun rumah tangga yang sehat adalah bukti bahwa ia menghargai masa depan, pasangan, dan keturunannya. Namun jika ia tetap mempertahankan kebiasaan merokok bahkan setelah diberi tahu dampak negatifnya, itu menunjukkan bahwa ia lebih memilih kenyamanan pribadi dibanding kesehatan orang-orang tercintanya.bbrp

3. Rokok dan Tanggung Jawab Finansial

Banyak yang beranggapan bahwa merokok adalah hak pribadi. Namun, dalam konteks rumah tangga, setiap pengeluaran harus dihitung dengan cermat. Mari kita hitung sederhana. Jika seorang pria merokok satu bungkus rokok seharga Rp25.000 setiap hari, maka dalam sebulan ia menghabiskan sekitar Rp750.000. Dalam setahun, angkanya menjadi Rp9 juta! Ini belum termasuk jika ia juga mengalami gangguan kesehatan akibat rokok yang memerlukan biaya pengobatan.

Uang sebesar itu seharusnya bisa digunakan untuk membayar cicilan rumah, membiayai pendidikan anak, atau digunakan sebagai dana darurat. Dengan memilih pasangan yang tidak merokok, kita telah mengeliminasi satu potensi besar pemborosan finansial dalam rumah tangga.

Ubi Jalar, Superfood yang Kaya Manfaat

4. Rokok dan Nilai-Nilai Spiritual

Dalam banyak tradisi keagamaan, menjaga kesehatan diri dan menjauhkan diri dari hal-hal yang membahayakan merupakan bagian dari kewajiban moral dan spiritual. Dalam Islam misalnya, terdapat kaidah fiqhiyah yang berbunyi: “La dharara wa la dhirar” (Tidak boleh membahayakan diri sendiri maupun orang lain).

Seorang pria yang merokok secara sadar telah membahayakan dirinya sendiri dan keluarganya. Maka, menerima lamaran dari pria perokok bisa berarti membiarkan potensi mudarat masuk ke dalam rumah tangga. Padahal, tujuan utama pernikahan adalah menciptakan ketenangan, bukan ketakutan akan dampak asap rokok setiap hari.

5. Gambar yang Membuka Mata

Gambar ilustratif yang menampilkan dua tangan memegang sebatang rokok raksasa dan tenggelam dalam lautan asap bukan hanya bentuk visual yang unik, tetapi menyampaikan pesan yang dalam. Rokok diibaratkan seperti rantai atau jerat yang mengikat dan menenggelamkan. Seseorang yang kecanduan rokok tidak hanya akan membawa diri sendiri ke jurang kehancuran, tetapi juga menyeret orang-orang terdekat ke dalam risiko yang sama.

Baik dan Buruk Seorang Isteri Menurut Islam

Tulisan “Dilamar Pria Perokok? Jangan Terima!” bukan sekadar slogan, tapi alarm yang menyadarkan kita untuk mempertimbangkan segala aspek kehidupan sebelum menikah. Jangan terjebak dalam rayuan manis yang menyembunyikan bahaya laten asap rokok.

6. Solusi: Edukasi dan Komunikasi Sejak Awal

Tentunya, tidak semua perokok adalah orang jahat. Banyak dari mereka yang tidak benar-benar memahami dampak merokok terhadap orang-orang terdekat. Maka, jika kamu mencintai seseorang yang merokok, beri ia kesempatan untuk berubah. Ajak bicara secara terbuka, tunjukkan niat baik, dan berikan informasi yang jelas. Jika ia bersedia berubah dan berkomitmen untuk berhenti merokok, itu bisa menjadi awal yang baik untuk membangun masa depan bersama.

Namun, jika ia bersikukuh mempertahankan kebiasaannya, maka pilihan terbaik adalah mundur demi kebaikan bersama. Pernikahan bukan hanya soal cinta, tapi juga tentang tanggung jawab, komitmen, dan pengorbanan.

Penutup

Menikah adalah langkah besar yang akan memengaruhi seluruh aspek kehidupan. Jangan biarkan cinta membutakanmu dari kenyataan. Merokok bukan hanya urusan pribadi—itu adalah masalah keluarga, kesehatan, dan masa depan. Maka dari itu, jika kamu dilamar oleh pria perokok, pikirkan baik-baik. Bukan karena tidak menghargai perasaan, tapi karena kamu layak mendapatkan hidup yang lebih sehat, lebih baik, dan lebih bahagia. (Tengku Iskandar)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement