SURAU.CO – Anda mungkin pernah berada di sebuah tempat baru. Namun, tiba-tiba muncul perasaan aneh. Anda merasa sangat familier dengan suasana sekitar. Rasanya Anda pernah mengalami momen ini sebelumnya. Sensasi unik inilah yang kita kenal sebagai dejavu. Fenomena dejavu ini membingungkan sekaligus menarik. Banyak orang mencoba mengaitkannya dengan hal-hal mistis. Padahal, sains memiliki penjelasan logis di baliknya.
Istilah dejavu sendiri berasal dari bahasa Prancis. Artinya adalah “pernah melihat”. Fenomena ini sangat umum terjadi. Riset menunjukkan sekitar 70% populasi dunia pernah mengalaminya. Usia muda dan remaja lebih sering melaporkan dejavu. Orang yang sering mengalami lucid dream atau mimpi sadar juga rentan merasakannya. Dejavu terasa seperti kilasan memori dari masa lalu. Padahal, Anda sedang mengalami peristiwa itu untuk pertama kalinya. Sensasi ini biasanya berlangsung singkat, hanya beberapa detik. Namun, dampaknya bisa membuat kita termenung sejenak.
Proses di Balik Terjadinya Dejavu
Para ilmuwan dan psikolog telah mengembangkan beberapa teori. Teori-teori ini mencoba menjelaskan bagaimana dejavu bisa terjadi. Semuanya berpusat pada cara kerja otak kita yang kompleks. Proses ini melibatkan persepsi, ingatan, dan aktivitas listrik di dalam otak. Memahami mekanisme ini membantu kita melihat dejavu sebagai fenomena kognitif, bukan mistis. Berikut adalah beberapa penjelasan logis yang paling diterima.
Teori Psikologis: Persepsi dan Memori
Dua teori populer datang dari sudut pandang psikologi. Keduanya fokus pada cara otak memproses pemandangan dan mengingat pengalaman.
1. Teori Persepsi Terbelah (Split Perception)
Teori ini menyatakan dejavu terjadi karena otak memproses informasi dua kali. Bayangkan Anda berjalan sambil melirik sebuah kafe. Anda mungkin tidak terlalu fokus pada pandangan pertama. Otak Anda merekamnya secara tidak sadar. Beberapa saat kemudian, Anda melihat kafe itu lagi dengan perhatian penuh. Otak Anda kemudian memproses informasi untuk kedua kalinya. Karena sudah ada jejak memori yang sangat singkat, otak menafsirkannya sebagai pengalaman masa lalu. Padahal, keduanya adalah bagian dari satu peristiwa yang berkelanjutan.
2. Teori Ingatan Kembali (Memory Recall)
Teori ini menghubungkan dejavu dengan cara otak mengakses memori. Menurut teori ini, dejavu muncul saat sebuah situasi baru memiliki kemiripan dengan pengalaman lama yang terlupakan. Misalnya, Anda mengunjungi sebuah kota saat masih kecil. Anda mungkin tidak memiliki ingatan sadar tentang detailnya. Bertahun-tahun kemudian, Anda kembali ke kota tersebut. Suasana, aroma, atau bangunan di sana memicu jejak memori yang tersimpan jauh di dalam otak. Akibatnya, Anda merasa familier dengan lingkungan tersebut.
Penjelasan Neurologis: Aktivitas Listrik Otak
Penjelasan lain berfokus pada aktivitas fisik di dalam otak itu sendiri. Gangguan kecil pada sistem kelistrikan otak dapat memicu sensasi yang tidak biasa ini.
3. Gangguan Sinyal Listrik Sementara
Otak kita bekerja menggunakan impuls listrik. Teori ini menjelaskan dejavu sebagai akibat dari gangguan minor pada aktivitas listrik otak. Aliran listrik ini bisa mengalami sedikit penyimpangan dari biasanya. Kondisi ini mirip dengan apa yang terjadi pada pasien epilepsi. Namun, perbedaannya sangat jelas. Pada dejavu, gangguan ini hanya bersifat sementara. Gangguan tidak menyebabkan kerusakan atau masalah serius pada fungsi otak secara keseluruhan. Ini hanyalah “gangguan sinyal” sesaat yang menciptakan sensasi aneh.
4. Peran Lobus Temporal Otak
Riset modern semakin memperkuat dugaan keterlibatan lobus temporal. Lobus temporal adalah bagian otak yang bertanggung jawab atas pengolahan emosi dan penyimpanan memori. Studi menunjukkan adanya aktivitas gelombang listrik yang tidak biasa di area ini saat dejavu terjadi. Aktivitas ini serupa dengan yang dialami oleh pasien epilepsi lobus temporal. Gangguan pada lobus temporal dapat mengacaukan sinyal memori. Akibatnya, otak salah mengartikan pengalaman baru sebagai kenangan lama.
Kapan Dejavu Menjadi Sesuatu yang Perlu Diwaspadai?
Pada dasarnya, Anda tidak perlu khawatir saat mengalami dejavu. Anggap saja ini sebagai fenomena kognitif yang wajar. Ini bukanlah pertanda hal mistis atau kemampuan paranormal. Namun, Anda harus waspada jika dejavu terjadi terlalu sering. Apalagi jika disertai dengan gejala-gejala lain yang mengganggu.
Segera konsultasikan dengan dokter atau ahli saraf jika Anda mengalami dejavu bersamaan dengan gejala berikut:
-
Mudah lupa atau kesulitan berkonsentrasi.
-
Kejang atau gerakan tubuh yang tidak terkendali.
-
Kehilangan kesadaran atau pingsan.
-
Perubahan drastis pada suasana hati, emosi, atau perilaku.
Dokter akan membantu mencari tahu penyebab pastinya. Pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya kondisi medis serius seperti epilepsi atau gangguan neurologis lainnya. Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan penanganan yang tepat dan akurat.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
