SURAU.CO. Daun kelor terkenal sebagai tanaman kaya manfaat di dunia kesehatan. Sedangkan Indonesia, daun kelor telah lama memanfaatkan tanaman herbal tradisional. Salah satu manfaat yang semakin populer adalah kemampuannya dalam meningkatkan produksi air susu ibu (ASI). Menariknya, keutamaan daun kelor dapat dipandang dari perspektif Islam, baik dalam konteks kesehatan maupun nilai-nilai keimanan.
Dalam dunia medis, daun kelor (Moringa oleifera) mengandung berbagai zat gizi penting seperti vitamin A, vitamin C, zat besi, kalsium, dan protein. Zat-zat tersebut sangat bermanfaat bagi ibu menyusui untuk menjaga stamina serta meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI. Beberapa penelitian bahkan menyebutkan bahwa konsumsi rutin daun kelor dapat membantu mencegah kekurangan gizi pada ibu dan bayi.
Daun Kelor dalam Tradisi dan Islam
Secara budaya, daun kelor sering dianggap sebagai tanaman penuh berkah. Dalam beberapa riwayat dan tradisi Islam, kelor sering terkait dengan tanaman yang memiliki keutamaan spiritual dan kesehatan. Meski dalam Al-Qur’an maupun hadits tidak menyebutkan secara langsung mengenai daun kelor, Islam mendorong umatnya untuk menjaga kesehatan, menyusui anak secara optimal, serta memanfaatkan tanaman herbal yang halal dan thayyib (baik dan bermanfaat).
Menurut Ustazah Siti Nur Halimah, seorang mubalighah sekaligus konselor laktasi syar’i, pemanfaatan daun kelor untuk meningkatkan ASI sejalan dengan nilai-nilai Islam. “Islam menganjurkan para ibu untuk menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh sebagaimana dalam Surat Al-Baqarah ayat 233. Maka segala upaya yang dilakukan untuk mendukung kelancaran menyusui, termasuk konsumsi makanan bergizi seperti daun kelor, sangat dianjurkan,” ujarnya.
Menjaga ASI, Menjaga Amanah
Dalam pandangan Islam, menyusui bukan hanya kebutuhan fisik tetapi juga bagian dari amanah spiritual. Memberikan ASI adalah bentuk kasih sayang, pemenuhan hak anak, sekaligus ibadah seorang ibu. Oleh karena itu, menggunakan bahan alami yang menyehatkan seperti daun kelor tidak hanya berdampak pada tubuh, tetapi juga bernilai pahala.
Ahli herbal muslim, dr. Husni Mubarak, menjelaskan bahwa pemanfaatan daun kelor dalam Islam bisa masuk dalam kategori thibbun nabawi (pengobatan ala Nabi) meskipun tidak secara spesifik Rasulullah menyebutkan. “Selama tidak ada unsur haram, dan terbukti memberikan manfaat, maka penggunaannya sejalan dengan prinsip Islam yang mengutamakan kemaslahatan,” katanya.
Kesimpulan
Pemanfaatan daun kelor sebagai pelancar ASI tidak hanya memiliki dasar ilmiah, tetapi juga sejalan dengan ajaran Islam yang menjunjung tinggi kesehatan, kasih sayang ibu, dan pentingnya menyusui. Kombinasi antara pengetahuan medis dan nilai-nilai spiritual menjadikan daun kelor sebagai pilihan alami yang patut mempertimbangkan oleh para ibu menyusui muslimah.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
