Shalat malam atau dikenal juga dengan qiyamul lail adalah salah satu ibadah yang memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Dalam hadis yang termuat dalam HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al Albani, Rasulullah SAW bersabda:
> “Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berilah makanan, sambunglah tali persaudaraan dan sholatlah ketika manusia terlelap tidur pada waktu malam, niscaya engkau akan masuk surga dengan selamat.”
Hadis ini menyimpan pesan yang sangat dalam. Rasulullah SAW mengaitkan beberapa amalan mulia yang tampak sederhana namun memiliki dampak besar: menyebarkan salam, memberi makan, menjalin silaturahmi, dan yang paling spesial—shalat di malam hari saat kebanyakan orang sedang tertidur lelap. Shalat malam menjadi simbol keikhlasan, kesungguhan hati, dan kedekatan seorang hamba dengan Rabb-nya.
1. Keutamaan Shalat Malam
Shalat malam adalahhh ibadah yang sangat dianjurkan. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT memuji orang-orang yang bangun di malam hari untuk beribadah kepada-Nya:
> “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhan mereka dengan rasa takut dan harap…”
(QS. As-Sajdah: 16)
Ayat ini menggambarkan perjuangan dan kesungguhan hamba-hamba Allah yang rela meninggalkan kenyamanan tidur demi bermunajat kepada-Nya. Tidak semua orang mampu melakukannya. Dibutuhkan iman yang kuat dan tekad yang besar.
Shalat malam juga menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda:
> “Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.”
(HR. Muslim)
Dengan demikian, shalat malam bukan hanya menambah pahala, tetapi juga menjadi cara yang ampuh untuk memperkuat hubungan spiritual antara seorang hamba dengan Tuhannya.
2. Menghidupkan Nilai Sosial Lewat Amalan Sehari-hari
Menariknya, dalam hadis di atas Rasulullah SAW tidak langsung menyebut shalat malam sebagai satu-satunya jalan ke surga. Beliau justru mengawali nasihatnya dengan amalan sosial:
Menyebarkan salam: Amalan yang tampak sepele ini sebenarnya adalah simbol perdamaian dan kasih sayang antar sesama muslim. Ketika kita terbiasa mengucap salam, kita sedang menebarkan cinta dan mempererat ukhuwah.
Memberi makan: Tindakan ini adalah bentuk nyata dari empati sosial. Islam sangat menekankan pentingnya peduli terhadap orang lain, terutama yang kurang mampu. Memberi makan adalah bentuk kasih sayang yang sangat tinggi nilainya di sisi Allah.
Menyambung silaturahmi: Silaturahmi bukan sekadar kunjungan fisik, tapi juga menjaga hubungan hati dan persaudaraan. Ini bisa dilakukan dengan saling mendoakan, membantu, atau sekadar menanyakan kabar.
Ketiga amalan ini bersifat horizontal—berhubungan dengan manusia. Kemudian Rasulullah menutupnya dengan amalan vertikal—shalat malam—yang berhubungan langsung dengan Allah SWT.
3. Mengapa Shalat Malam Begitu Istimewa?
Shalat malam bukan hanya soal ibadah tambahan, tetapi juga bukti kecintaan dan kerinduan seorang hamba kepada Tuhannya. Di saat orang lain tertidur pulas, seseorang yang bangun untuk sujud kepada Allah menunjukkan bahwa hubungannya dengan Allah begitu kuat dan intim. Ia tidak melakukannya untuk pamer, karena tidak ada yang melihat. Ia hanya mengharapkan ridha dan rahmat dari Allah semata.
Dalam keheningan malam, seorang hamba bisa mencurahkan seluruh isi hatinya. Doa-doanya lebih tulus, tangisnya lebih jujur, dan pengharapannya lebih kuat. Allah SWT pun menjanjikan kedekatan yang luar biasa pada waktu-waktu tersebut:
> “Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia setiap malam, saat tersisa sepertiga malam terakhir. Dia berkata: Siapa yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang memohon ampun kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
4. Cara Memulai dan Membiasakan Shalat Malam
Bagi sebagian orang, bangun malam mungkin terasa berat. Namun dengan niat yang kuat dan pembiasaan yang konsisten, semuanya bisa dilakukan secara bertahap. Berikut beberapa tips:
1. Tidur lebih awal – Hindari begadang jika tidak ada keperluan mendesak. Tidur awal membantu tubuh untuk bangun segar saat malam.
2. Niat sebelum tidur – Niatkan dalam hati untuk bangun shalat malam. Bahkan jika tidak sempat bangun, niat ini tetap dicatat sebagai amal.
3. Pasang alarm atau minta dibangunkan – Gunakan bantuan alarm atau minta bantuan pasangan/keluarga untuk membangunkan.
4. Mulai dari yang ringan – Tidak harus langsung shalat panjang. Dua rakaat pun sudah sangat berarti jika dilakukan dengan ikhlas dan khusyuk.
5. Istiqamah – Yang paling penting adalah konsistensi. Lebih baik sedikit tapi rutin, daripada banyak tapi hanya sesekali.
5. Penutup: Surga untuk Mereka yang Ikhlas
Hadis yang disampaikan Rasulullah SAW menjadi pelita bagi kita dalam menjalani hidup. Ia mengajarkan keseimbangan antara hubungan dengan sesama manusia dan hubungan dengan Allah. Shalat malam, yang dilakukan dengan ikhlas, menjadi bukti bahwa hamba tersebut benar-benar mencintai Tuhannya.
Mereka yang mampu menyebarkan salam, memberi makan, menjalin persaudaraan, dan bangun di malam hari untuk shalat, adalah orang-orang pilihan yang insya Allah akan mendapat tempat di surga dengan selamat. Mereka inilah yang disebut dalam Al-Qur’an sebagai ‘Ibadurrahman—hamba-hamba Allah yang penuh kasih dan rahmat.
Mari kita mulai dari sekarang, meskipun satu langkah kecil: dengan niat, dengan dua rakaat malam, dengan salam yang tulus. Semoga Allah menjadikan kita termasuk golongan yang diberi taufik untuk mencintai dan menghidupkan shalat malam. (Tengku Iskandar)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
