SURAU.CO. Alkisah ada seorang yang sangat terkenal sangat tekun beribadah. Masyarakat menyebutnya seorang abid atau ahli ibadah. Pada suatu hari dirinya ingin menebang pohon karena dianggap menjadi biang kemusyrikan. Pohon tersebut ternyata menjadi tempat sesembahan. Melihat hal itu si ahli ibadah itu merasa harus menebangnya untuk menghilangkan kemusyrikan. Dari sinilah kisah Iblis dan ahli ibadah bermula.
Maka bergegaslah ia menuju pohon yang banyak orang menanggang sebagai pohon keramat . Namun sebelum sampai ia seseorang mencegatnya. Orang tersebut ternyata jelmaan Iblis. Maka terjadilah perkelahian dan ahli ibadah itu menang. Kekalahan bukan sebuah akhir kisah ini. Sejurus kemudian Iblis mengeluarkan jurus ampuhnya.
“Wahai ahli ibadah, mengapa engkau repot-repot ingin menebang pohon besar itu. Bukankah tidak ada urusan denganmu?” tanya Iblis.
Dengan lantang si Abid menjawab,” Saya hanya ingin orang-orang menyembah Allah tidak pohon itu. Dan satu satunya jalan adalah menebangnya.”
Janji Uang
Iblis berkata,” Urungkan saja niatmu. Aku punya saran jika engkau membatalkan niatmu menebang pohon itu, maka aku berjanji akan memberikan uang di bawah bantalmu setiap hari setelah engkau bangun tidur. Uang itu bisa mencukupi kebutuhan keluargamu.”
Mendengar tawaran itu mulai meluluhkan hati si ahli ibadah itu. Ia menuruti kemauan Iblis.
Benar juga, keesokan harinya setelah bangun tidur terdapat uang di bawah bantalnya. Hal itu berlangsung selama dua hari. Pada hari ketiga apa yang dikatakan oleh Iblis tidak terjadi. Maka marahlah. Kemudian bergegaslah ahli ibadah itu menuju pohon keramat itu untuk ditebang. Seperti awal kisah, di tengah jalan ia menjumpai Iblis. Terjadilah perkelahian untuk kedua kalinya. Namun kali ini ahli ibadah itu kalah telak.
Hal tersebut menimbulkan pertanyaan bagi si Abid.” Mengapa hari ini aku kalah?,” katanya.
Iblis pun menjawab,” Kekalahanmu itu sebab engkau berkelahi karena tidak diberi uang. Adapun perkelahian yang pertama kali ketika aku kalah, karena engkau berkelahi dengan niat tulusmu mencari ridha Allah ingin memberantas kemusyrikan. Dan Allah meridai usahamu itu.”
(Diolah dari buku Perempuan dan Bidadari karya KH Mujab Mahalli)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
