Berita Nasional
Beranda » Berita » Kesaksian Siswa Alumni Program Barak Militer Dedi Mulyadi Sempat Ngeluh: Kenapa Kita Masuk, yang Lain Enggak?

Kesaksian Siswa Alumni Program Barak Militer Dedi Mulyadi Sempat Ngeluh: Kenapa Kita Masuk, yang Lain Enggak?

Kesaksian Siswa Alumni Program Barak Militer Dedi Mulyadi Sempat Ngeluh Kenapa Kita Masuk, yang Lain Enggak

SURAU.COSebuah kesaksian mengejutkan datang dari siswa alumni program barak militer. Program ini merupakan gagasan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Siswa tersebut awalnya mengeluh. Ia mempertanyakan mengapa dirinya terpilih. Namun, setelah menjalani pendidikan, ia justru mengaku bahagia. Pengalaman ini mengubah pandangannya secara drastis.

Seperti diketahui, Dedi Mulyadi tengah mencanangkan program pendidikan ala militer. Program ini menyasar siswa yang terindikasi nakal. Dedi telah mengirimkan sejumlah siswa. Mereka mendapat binaan selama beberapa waktu di barak militer. Dedi menjalankan program ini untuk tujuan mulia. Ia ingin mengurangi kasus kenakalan remaja di wilayah Jawa Barat. Sayangnya, program tersebut menuai kritikan dari banyak pihak. Kritikan datang mulai dari Komnas HAM hingga Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Pengakuan Tak Terduga dari Abdul, Alumni Barak TNI

Walau demikian, baru-baru ini seorang siswa alumni barak TNI memberikan fakta mengejutkan. Siswa ini dikirim langsung oleh Dedi Mulyadi. Ia mengungkap hal tak terduga selama menjalani pendidikan ala militer. Kisah ini terungkap dari unggahan di akun Instagram @pembasmi.kehaluan.reall. Unggahan tersebut dipublikasikan pada Minggu (1/6/2025). Dalam unggahan itu, siswa bernama Abdul mengungkap kesan-kesannya. Ia bercerita saat mendapat binaan di barak militer.

Pernyataan Abdul itu ia sampaikan saat hadir di acara FYP Trans7. Acara tersebut dipandu oleh Raffi Ahmad dan Irfan Hakim. Di unggahan itu, Abdul mengungkap momen awal. Momen ketika Dedi mengirimnya ke barak militer.

Keluhan Awal Abdul: “Kenapa Kita Masuk Barak yang Lain Enggak?”

Abdul mengaku sempat mengeluh. Ia juga kaget saat terpilih mengikuti pendidikan ala militer. Namun, ia dan teman-temannya memilih menjalani program tersebut. Akhirnya, mereka justru merasa senang dan mendapat banyak pelajaran.

Peduli Sumatera: Saat Saudara Kita Menjerit, Hati Kita Harus Bangkit

“Awalnya ya kaget, masih belum terimalah, yang nyerahin itu guru,” ucap Abdul. Ia mengenang proses awal penyerahan dirinya. “Ada lima orang (yang masuk barak) dari satu sekolah,” lanjutnya.

Abdul tidak menampik adanya keluhan di awal. “Ngeluh, cenah. Kenapa kita masuk barak yang lain enggak,” keluh Abdul menggunakan bahasa Sunda.

Pertanyaan itu sempat ada di benaknya dan teman-temannya. “Yaudah jalani wae lah, hari kedua udah mulai terbiasalah,” lanjutnya, menceritakan proses adaptasinya.

Transformasi di Barak: Dari Keluh Kesah Menjadi Senang

Abdul mengaku senang setelah beberapa waktu. Hari-hari di barak militer ternyata diisi berbagai kegiatan positif. Selain itu, ia juga terlatih dalam hal kedisiplinan. Ia harus menjalani setiap rutinitas dengan sangat teratur.

“Enggak langsung seneng (hari kedua), minggu kedua lah baru (seneng),” jelas Abdul mengenai perubahan perasaannya. Proses adaptasi membutuhkan waktu.

Asosiasi Ma’had Aly Dorong PenguatanDirektorat Jenderal Pesantren

Rutinitas Disiplin dan Pujian untuk Makanan Barak

Siswa yang sempat dikirim Dedi Mulyadi ke barak TNI tersebut membeberkan rutinitasnya. “Bangun jam 3 pagi persiapan buat sholat subuh, beres-beres kasur, terus mandi,” paparnya. “Berangkat kita ke masjid lanjut baris lagi ke lapang senam pagi, jam 5,” jelas Abdul. Ia merasakan dampak positif dari kegiatan pagi itu.

“Seger, habis jam 5 sampai jam 6 langsung persiapan sarapan pagi, itu yang paling seneng,” tambahnya. Abdul juga memuji makanan yang disediakan oleh barak TNI. Irfan Hakim pun penasaran. “Enak makanannya?” tanya Irfan Hakim. “Enak, enak pisan,” seru Abdul dengan semangat.

Setelah sarapan, kegiatan berlanjut. “Habis sarapan persiapan apel pagi, lanjut PBB sampai jam 10, (panas) tapi sehat,” katanya. “Lanjut ke aula materi bela negara, jam 12 zuhur langsung makan siang. Wah lebih enak makan siangnya. Ayam, telur, rolade, sayur, susu. Kalau di rumah nggak nentu,” jawab Abdul. Ia membandingkan menu makanan di barak dengan di rumahnya.

Dampak Positif: Tumbuhkan Cita-Cita Jadi Anggota TNI

Meski sempat mengeluh di awal, Abdul kini mengaku rindu momen di barak militer. Setelah menjalani pendidikan ala militer, Abdul semakin memiliki mimpi. Ia ingin menjadi anggota TNI. Pengalaman ini memperkuat tekadnya.

“Ngangenin,” ujar Abdul mengenang masa di barak. “Dulu sebelum masuk barak teh cita-cita kayak apa ya, muncul timbul. Punya (cita-cita), tentara pasti. Iya siap,” jawab Abdul dengan tegas dan penuh keyakinan.

Hikayat yang Menggetarkan: Menyelami Kitab Al-Mawa’idhul Ushfuriyah

Orang tua Abdul yang hadir di acara itu juga menunjukkan reaksi kaget. Mereka terkejut lantaran anaknya begitu senang. Anaknya merasa puas mendapat binaan di barak militer. Padahal, orang tua Abdul sempat merasa khawatir tak karuan sebelumnya. Kesaksian Abdul ini membuka perspektif baru. Program Dedi Mulyadi ini mungkin memiliki dampak positif yang tidak banyak diketahui publik. (Grid.id/KAN)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement