Harapan Tinggi, Kenyataan Pahit: Visa Furoda Tak Kunjung Datang
Surau.co – Puluhan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) tengah menghadapi kerugian besar setelah visa haji furoda tahun 2025 dipastikan tidak akan diterbitkan. Akibatnya, ratusan jemaah yang seharusnya berangkat melalui jalur undangan pemerintah Arab Saudi tersebut gagal menunaikan ibadah haji, meskipun seluruh persiapan telah dilakukan jauh-jauh hari.
Abdullah Mufid Mubarok, Ketua Bidang Humas dan Media DPP Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah (AMPHURI), menegaskan bahwa tidak ada tanda-tanda penerbitan visa furoda tahun ini. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, visa furoda biasanya memang baru dirilis mendekati masa wukuf di Arafah, namun tahun ini tidak satu pun yang diterbitkan.
“Banyak travel sudah input data dan membayar layanan Masa’ir, tetapi visanya tidak keluar. Ini kondisi yang sangat merugikan,” ujar Mufid dalam keterangan resminya.
Investasi Besar Tanpa Kepastian
Travel-travel haji swasta yang mengandalkan skema furoda terlanjur menggelontorkan dana dalam jumlah besar. Mereka telah membeli tiket pesawat, menyewa hotel di Arab Saudi, bahkan meningkatkan kelas penginapan demi kenyamanan jemaah. Namun, karena visa tidak terbit, semua rencana pun gagal total.
“Beberapa travel bahkan sudah upgrade dari hotel bintang tiga ke bintang lima. Sekarang semuanya rugi,” jelas Mufid. Ia menambahkan, untuk satu rombongan jemaah berisi sekitar 50 orang, potensi kerugiannya bisa mencapai Rp 1 hingga 2 miliar.
Sejumlah biro perjalanan bahkan sudah membawa para jemaahnya ke Jakarta, dengan harapan visa akan diterbitkan di detik-detik terakhir seperti tahun-tahun sebelumnya. Sayangnya, sistem visa telah resmi ditutup sejak 26 Mei 2025, tanpa ada satu pun visa furoda yang terbit.
Kerugian Tidak Hanya Finansial
Tak hanya kerugian finansial yang menghantui para PIHK, namun juga ketidaknyamanan serta kekecewaan dari jemaah yang telah membayar penuh. Meski sebagian besar travel berjanji akan mengembalikan dana yang sudah dibayarkan, proses refund tidak dapat dilakukan secara instan.
Dana yang sudah digunakan untuk keperluan operasional seperti pemesanan layanan di Arab Saudi, pengurusan administrasi, dan transportasi lokal membutuhkan waktu untuk dikembalikan. Belum lagi jemaah yang telah mengeluarkan biaya tambahan seperti pemeriksaan kesehatan dan penginapan selama di Jakarta.
“Meskipun tidak ada visa, sebagian jemaah sudah keluar banyak uang. Refund akan memakan waktu karena dananya sudah terpakai,” ujar Mufid.
Travel Berpengalaman Lebih Hati-Hati
Dalam kondisi seperti ini, travel haji berpengalaman biasanya menahan diri untuk tidak memesan tiket atau layanan sebelum visa benar-benar keluar. Namun pendekatan ini pun memiliki risiko tersendiri karena harga akan melonjak mendekati hari keberangkatan.
“Travel yang berhati-hati biasanya menunggu sampai visa turun, tapi ya itu, harga bisa lebih mahal. Di sisi lain, travel yang ambil risiko lebih dulu justru sekarang rugi besar,” tambahnya.
Potensi Kekacauan Jika Visa Hanya Terbit Sebagian
AMPHURI juga mewanti-wanti potensi masalah baru apabila visa tiba-tiba diterbitkan dalam jumlah terbatas. Jika, misalnya, hanya 1.000 visa keluar dari total 10.000 jemaah yang terdata, penyelenggara akan kesulitan mengatur keberangkatan dan logistik secara mendadak.
“Bayangkan jika hanya sebagian yang dapat visa. Travel harus menentukan siapa yang berangkat dan siapa yang tertunda. Ini bisa memicu konflik, belum lagi urusan logistik yang sangat mepet,” kata Mufid.
Tidak Ada Harapan di Tahun Ini
Situasi ini bukan kali pertama terjadi. Pada 2022, penerbitan visa furoda juga mengalami kendala besar, meskipun saat itu masih ada sebagian kecil visa yang berhasil keluar. Namun, kondisi tahun ini dinilai jauh lebih serius karena tidak ada satupun visa furoda yang terbit hingga sistem ditutup.
“Kami sudah instruksikan kepada seluruh travel agar menyampaikan secara jujur kepada jemaah. Tidak perlu memberi harapan palsu. Tahun ini, visa furoda benar-benar tidak terbit,” tegas Mufid.
Dengan kondisi tersebut, PIHK dan jemaah harus menelan pil pahit. Kegagalan penerbitan visa furoda membuat impian ratusan orang untuk menunaikan haji sirna, sementara kerugian finansial yang ditanggung para penyelenggara terus membengkak.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
