Debut Kirin X90: Huawei Menantang Dominasi Global di Dunia Laptop Premium
Surau.co – Huawei kembali mengguncang industri teknologi dengan meluncurkan laptop premium terbarunya, MateBook Pro. Kali ini, perusahaan asal Tiongkok tersebut membekali perangkat dengan sistem operasi HarmonyOS dan yang paling mencolok, chip Kirin X90.
Huawei melalui anak usahanya, HiSilicon, mengembangkan chip ini secara mandiri di dalam negeri. Namun, para pengamat masih mempertanyakan asal-usul dan spesifikasi teknis Kirin X90, karena belum ada analisis independen yang mengonfirmasi kebenarannya.
Kirin X90: Inovasi Asli atau Evolusi dari Kirin 9010?
Chip Kirin X90 langsung menjadi pusat perhatian. Banyak pihak meyakini Huawei merancang chip ini dari awal, tetapi beberapa analis menduga Huawei hanya memodifikasi Kirin 9010, terutama pada struktur CPU-nya. Dugaan tersebut mencuat karena Huawei belum memberikan penjelasan teknis secara terbuka kepada publik.
Spekulasi ini semakin kuat mengingat Huawei tengah berusaha mengembangkan solusi semikonduktor mandiri, usai terkena sanksi perdagangan dari Amerika Serikat. Sejak masuk daftar hitam, Huawei kehilangan akses terhadap teknologi mutakhir milik perusahaan semikonduktor besar seperti TSMC dan Samsung.
SMIC Diduga Jadi Mitra Produksi Chip Kirin X90
Beberapa sumber industri menyebut bahwa SMIC (Semiconductor Manufacturing International Corporation) menjadi pabrik yang memproduksi Kirin X90. SMIC, sebagai produsen chip terbesar di China, menggunakan proses fabrikasi 5nm berbasis node N+3, bukan node N5 milik TSMC.
Walau sama-sama menggunakan teknologi 5nm, node milik SMIC menawarkan kepadatan transistor sekitar 125 juta per milimeter persegi, lebih rendah dibanding TSMC. Perbedaan ini berpotensi memengaruhi performa dan efisiensi daya chip, tetapi tetap mencerminkan lompatan besar dari sisi teknologi domestik.
SMIC menggunakan teknologi litografi DUV (Deep Ultraviolet) sebagai alternatif dari EUV (Extreme Ultraviolet), yang masih belum bisa mereka akses. Dengan pendekatan tersebut, SMIC berhasil memproduksi chip 5nm meskipun dalam jumlah terbatas.
Tantangan Produksi dan Masalah Yield Rate
Meski SMIC berhasil memecahkan batas teknologi tanpa EUV, mereka masih berjuang dalam proses produksi massal. Tingkat keberhasilan produksi atau yield rate Kirin X90 disebut hanya sekitar 20%, angka yang tergolong rendah dalam industri chip.
Produksi SMIC pun terbatas, hanya mencapai 3.000 wafer per bulan, jauh dari kapasitas yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pasar laptop premium seperti MateBook Pro. Rendahnya yield rate membuat biaya produksi per chip melonjak tajam, sehingga menyulitkan Huawei untuk bersaing secara harga dan performa melawan produk dari Intel, AMD, atau Apple.
Desakan Verifikasi Pihak Ketiga
Di tengah peluncuran ini, keraguan publik terhadap Huawei masih cukup kuat. Beberapa kalangan mengingatkan kembali pada kasus masa lalu, ketika Huawei menyamarkan chip TSMC sebagai hasil produksi sendiri. Oleh karena itu, sejumlah pihak meminta verifikasi independen atas Kirin X90.
Tanpa kejelasan dari pihak ketiga, banyak yang mempertanyakan apakah chip ini benar-benar buatan SMIC atau hanya bentuk rebranding. Dunia teknologi mengandalkan transparansi, terutama saat tensi geopolitik dan persaingan teknologi global makin meningkat.
Ambisi Huawei Belum Padam
Terlepas dari kontroversi, peluncuran Kirin X90 menunjukkan bahwa Huawei tidak tinggal diam. Perusahaan ini terus berupaya membangun ekosistem teknologi mandiri, meskipun menghadapi hambatan teknologi dan politik yang tidak ringan.
Dengan langkah berani ini, Huawei tampaknya ingin mengembalikan posisi mereka sebagai pemain utama dalam industri perangkat keras. Jalan menuju kemandirian teknologi mungkin masih panjang, tetapi Kirin X90 menandai awal dari kebangkitan baru Huawei.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
