Otomotif
Beranda » Berita » Pertarungan Pajak Mobil Masa Depan: EV Lebih Diuntungkan dari Hybrid?

Pertarungan Pajak Mobil Masa Depan: EV Lebih Diuntungkan dari Hybrid?

Pajak mobil listrik vs hybrid 2025
Pajak mobil listrik vs hybrid 2025

Mobil Listrik dan Hybrid Dapat Keringanan Pajak, Tapi Mana yang Lebih Untung?

Surau.co –  Era kendaraan ramah lingkungan kini makin melaju kencang di Indonesia. Pemerintah tak hanya menyambut dengan tangan terbuka, tapi juga memberi berbagai insentif pajak. Tahu nggak sih? Ternyata insentif buat mobil listrik (EV) dan mobil hybrid itu beda, lho!

Yuk, kita bahas tuntas perbandingan pajak antara mobil listrik murni dan mobil hybrid, lengkap dengan angka-angka dan perubahan regulasi yang akan berlaku mulai tahun 2025!

Mobil Listrik Nggak Kena Pajak Mewah, Pajak PPN Juga Dapat Diskon

Kendaraan listrik berbasis baterai alias Battery Electric Vehicle (BEV) mendapat perlakuan istimewa dalam hal perpajakan. Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian No. 36 Tahun 2021, mobil listrik tidak lagi dikenakan PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah). Ini tentu menjadi angin segar bagi calon pemilik mobil tanpa emisi.

Tak hanya itu, dari sisi PPN (Pajak Pertambahan Nilai), mobil listrik seharusnya dikenai tarif umum 12 persen. Namun, berkat kebijakan insentif terbaru, PPN tersebut mendapat potongan 10 persen, sehingga konsumen hanya membayar 2 persen saja.

Tapi ada syaratnya! Potongan ini hanya berlaku untuk mobil listrik yang telah memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen. Jadi, hanya mobil listrik buatan lokal atau yang memenuhi standar tersebut yang bisa menikmati potongan pajak penuh.

Baginda Nabi yang Memperhatikan Kendaraannya

Deretan Mobil Listrik yang Menikmati Diskon Pajak Gede

Beberapa model yang telah memenuhi ketentuan TKDN dan berhak mendapatkan dua jenis insentif sekaligus adalah:

  • Wuling Air ev
  • Wuling BinguoEV
  • Wuling Cloud EV
  • MG 4 EV
  • MG ZS EV
  • Chery J6
  • Chery Omoda E5
  • Hyundai Ioniq 5
  • Hyundai Kona Electric

Mobil-mobil ini tidak hanya ramah lingkungan, tapi juga ramah di kantong karena mendapat perlakuan pajak super ringan.

Mobil Hybrid: Masih Kena Pajak Mewah, Tapi Dapat Diskon di 2025

Berbeda dengan mobil listrik, mobil hybrid yang masih mengandalkan mesin bensin dan motor listrik secara bersamaan masih dibebani PPnBM, meskipun ada insentif juga.

Berdasarkan emisi CO₂ yang dihasilkan, tarif PPnBM mobil hybrid saat ini sebagai berikut:

  • Emisi di bawah 100 g/km: 6%
  • Emisi 100–125 g/km: 7%
  • Emisi 125–150 g/km: 8%

Namun, kabar baik datang di tahun 2025, di mana pemerintah akan memberikan insentif 3 persen. Jadi, tarif PPnBM mobil hybrid akan diturunkan menjadi:

Pandangan Orientalis terhadap Kanjeng Nabi Muhammad

  • Dari 6% → 3%
  • Dari 7% → 4%
  • Dari 8% → 5%

Sayangnya, mobil hybrid tetap tidak mendapatkan potongan PPN, alias tetap dikenai PPN sebesar 12% penuh.

Mild Hybrid & Plug-in Hybrid: Pajaknya Lebih Rumit

Mobil yang pakai sistem mild hybrid yang dibantu motor listrik kecil buat bantu irit bensin ternyata masih kena pajak lumayan juga. PPnBM-nya ada di kisaran 8 sampai 12 persen, tergantung seberapa besar emisi yang dihasilin. Setelah insentif 2025, tarifnya akan menjadi 5–9 persen.

Sementara itu, plug-in hybrid (PHEV) yang bisa diisi daya layaknya mobil listrik—memiliki tarif PPnBM lebih rendah, yakni 5 persen flat, tak peduli seberapa besar emisinya. Dan mulai 2025, PHEV akan mendapat keringanan tarif menjadi 2 persen.

Namun seperti hybrid biasa, PHEV juga tetap terkena PPN 12 persen tanpa potongan.

Mobil Listrik Lebih Irit Pajak di Masa Depan

Dari uraian di atas, terlihat jelas bahwa mobil listrik mendapat perlakuan pajak paling ringan dibandingkan jenis kendaraan lainnya. Dengan PPnBM 0 persen dan PPN hanya 2 persen, jelas EV adalah pilihan paling hemat dari sisi fiskal selama mobil tersebut memenuhi syarat TKDN.

Menghidupkan Maulid dengan Parade Kendaraan Hias Islami.

Walaupun mobil hybrid dan plug-in hybrid masih kena PPnBM dan PPN, kabar baiknya mulai 2025 beban pajaknya bakal lebih ringan.Kebijakan ini secara tidak langsung mendorong konsumen untuk beralih ke kendaraan listrik murni sebagai solusi masa depan yang lebih hijau dan hemat.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement