Teknologi Ban Mobil Listrik: Bukan Sekadar Karet Bundar
Surau.co – Di balik keheningan mobil listrik, tersimpan rahasia pada sektor yang sering diabaikan: ban. Tak seperti ban konvensional, ban mobil listrik memiliki bobot yang lebih berat.
Apakah ini sekadar iseng desain? Tentu tidak. Ini adalah hasil perhitungan teknis yang matang demi menunjang performa kendaraan listrik yang makin populer.
Mobil listrik hadir dengan paket baterai besar yang menjadikannya lebih berat dari mobil berbahan bakar fosil. Berat ini tidak bisa dianggap sepele karena mempengaruhi seluruh dinamika kendaraan.
Maka, produsen ban seperti Bridgestone pun harus memutar otak untuk menciptakan ban yang mampu menghadapi tantangan baru ini. Fisa Rizqiano, selaku Head of Original Equipment Bridgestone Indonesia.
Mengungkap bahwa ban EV tidak dibuat sembarangan. Ada banyak penyesuaian penting yang membedakannya dari ban biasa. Struktur yang diperkuat, material yang dimodifikasi.
hingga desain telapak yang dirancang untuk kenyamanan dan performa optimal adalah bagian dari evolusi ban di era listrik.
Daya Tahan Lebih Kuat, Demi Beban Lebih Berat
Kunci utama mengapa ban mobil listrik terasa lebih berat adalah karena kekuatannya. Ban ini harus menopang bobot kendaraan yang jauh lebih tinggi akibat kehadiran baterai.
Komponen-komponen seperti sidewall dan bead diperkuat agar tidak mudah rusak ketika menahan tekanan ekstra. Kekuatan struktur bukan satu-satunya alasan.
Ban EV juga harus tahan terhadap torsi instan yang menjadi ciri khas motor listrik. Mobil listrik bisa melesat seketika tanpa jeda, dan ini menuntut daya cengkeram tinggi dari ban.
Untuk mengakomodasi hal ini, lapisan tambahan dan material anti-deformasi ditanamkan ke dalam ban.
Tidak heran jika bobot ban bertambah. Tapi ini bukan sekadar berat yang sia-sia. Justru, bobot ini menyimpan nilai fungsional yang sangat vital untuk keamanan dan kenyamanan berkendara.
Ban yang Lebih Senyap untuk Mobil yang Sunyi
Satu lagi aspek menarik dari ban mobil listrik adalah kemampuannya meredam suara. Tanpa deru mesin, suara ban jadi lebih terasa. Hal ini menimbulkan tantangan baru: bagaimana membuat ban yang tetap senyap saat melaju?
Solusinya datang dalam bentuk teknologi peredam suara. Ban EV sering kali memiliki lapisan foam di bagian dalam untuk menyerap kebisingan. Selain itu, pola telapak juga dirancang agar tidak menghasilkan suara yang mencolok saat bersentuhan dengan aspal.
Bisa dibilang, ban EV adalah produk hasil kompromi antara kekuatan dan kenyamanan akustik. Setiap lapisan tambahan, baik itu untuk daya tahan maupun noise reduction, turut menambah berat total ban. Tapi ini semua ditujukan agar pengalaman berkendara menjadi lebih tenang, stabil, dan aman.
Jangan Sembarangan Ganti Ban, Ini Alasannya
Karena kompleksitas teknologi pada ban EV, pengguna mobil listrik tidak bisa sembarangan memilih ban pengganti. Meski ukuran terlihat sama, struktur internal ban EV sangat berbeda dari ban konvensional.
Mengganti dengan ban biasa justru bisa merusak efisiensi kendaraan, bahkan membahayakan pengemudi. Fisa dengan tegas menyarankan agar pemilik mobil listrik tetap menggunakan ban khusus EV.
Hal ini penting bukan hanya untuk kenyamanan, tapi juga untuk memperpanjang usia komponen lain seperti suspensi dan motor penggerak. Ban yang tidak sesuai bisa menyebabkan getaran berlebih, kebisingan meningkat, dan performa menurun drastis.
Ban EV dirancang sebagai bagian integral dari sistem kendaraan listrik. Ia bukan hanya penopang, tapi juga pendukung performa. Jadi, keputusan mengganti ban bukan hal sepele.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
