AI Diperketat di Sekolah China, Guru Kini Mendapat Perlindungan Penuh!
Surau.co – Pemerintah China kembali menjadi sorotan setelah merilis kebijakan baru yang mengatur pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) di lingkungan pendidikan. Kementerian Pendidikan China menerbitkan dua panduan resmi: satu tentang pendidikan umum AI, dan satu lagi khusus untuk penggunaan AI generatif di sekolah dasar hingga menengah.
Kebijakan ini menegaskan keseriusan China dalam membangun sistem pendidikan yang modern namun tetap memegang teguh nilai-nilai mendasar. Pemerintah ingin memastikan bahwa teknologi membantu proses belajar, bukan menggantikannya secara membabi buta.
Siswa SD Belajar AI dari Hal-Hal Menyenangkan
China memulai edukasi AI sejak anak duduk di bangku sekolah dasar. Pemerintah tidak langsung membebani siswa dengan materi berat, melainkan mengenalkan konsep AI lewat aktivitas menyenangkan dan memicu rasa ingin tahu.
Anak-anak diajak memahami bagaimana teknologi bekerja melalui permainan interaktif, simulasi, hingga proyek mini. Tujuannya bukan hanya membuat siswa akrab dengan AI, tetapi juga menanamkan pemahaman dasar tentang peran teknologi di kehidupan sehari-hari.
Saat siswa naik ke jenjang SMP, mereka mulai mempelajari prinsip teknis dasar seperti bagaimana algoritma bekerja atau bagaimana AI bisa “belajar” dari data. Di tingkat SMA, pembelajaran bergeser ke arah pengembangan pola pikir kritis, sistematis, dan kreatif. Pemerintah ingin siswa SMA siap menghadapi tantangan global yang serba digital.
Literasi AI Dianggap Sama Pentingnya dengan Matematika dan Bahasa
China melihat literasi AI sebagai keterampilan dasar abad 21. Sama seperti matematika, bahasa, atau sains, pengetahuan tentang AI kini dianggap krusial untuk masa depan siswa.
Pemerintah bahkan tengah menyiapkan revisi kurikulum besar-besaran yang memasukkan literasi teknologi sebagai komponen inti. Selain itu, guru juga mendapat pelatihan khusus agar mereka mampu mengajar topik teknologi dengan pendekatan yang relevan dan bertanggung jawab.
Lebih dari sekadar mengenalkan teknologi, sistem pendidikan ini menekankan pentingnya etika dan tanggung jawab sosial. China ingin menghasilkan generasi muda yang bukan hanya pintar secara teknis, tapi juga bijak dalam menggunakan teknologi untuk kebaikan bersama.
AI Generatif Tak Diizinkan Menggantikan Guru
Di sisi lain, China juga mengatur ketat penggunaan AI generatif, yaitu jenis AI yang mampu menciptakan teks, gambar, atau suara secara otomatis. Meskipun teknologi ini sangat membantu, pemerintah menyadari bahwa penggunaannya di dunia pendidikan bisa menimbulkan risiko besar jika tidak diawasi.
Siswa SD dan SMP dilarang menggunakan AI generatif secara bebas. Mereka hanya boleh mengaksesnya di bawah pengawasan guru atau tenaga pendidik. Aturan ini muncul untuk menjaga keamanan data pribadi serta mencegah penyalahgunaan teknologi.
Guru tetap memegang peran sentral dalam proses belajar. Pemerintah melarang keras penggunaan AI untuk menggantikan interaksi langsung antara guru dan murid. Guru tidak boleh menggunakan AI untuk menjawab pertanyaan siswa secara otomatis, memberi penilaian tanpa keterlibatan langsung, atau menyusun bimbingan akademik berbasis konten AI.
Lebih jauh lagi, guru dilarang keras memasukkan data sensitif seperti nilai ujian atau identitas siswa ke dalam platform AI. Langkah ini diambil untuk melindungi privasi dan mencegah kebocoran data yang bisa berakibat fatal.
China Bangun Sistem Pendidikan AI yang Bertanggung Jawab
Penerapan dua panduan ini dilakukan secara bertahap melalui sekolah-sekolah percontohan di berbagai wilayah. Pemerintah ingin memastikan bahwa setiap langkah diambil dengan pertimbangan matang dan sesuai konteks lokal.
China tidak sekadar mengadopsi AI untuk mengejar kemajuan teknologi. Mereka juga ingin membentuk model pendidikan yang seimbang antara efisiensi teknologi dan nilai-nilai kemanusiaan. Ini mencerminkan ambisi China untuk menjadi pemimpin global dalam pendidikan digital yang etis dan berkelanjutan.
Dengan sistem pengawasan yang ketat, penguatan peran guru, dan pembekalan etika sejak dini, China berharap bisa mencetak generasi baru yang tidak hanya melek teknologi, tapi juga paham cara menggunakannya dengan benar.
Langkah ini bisa menjadi inspirasi bagi negara lain yang ingin memanfaatkan AI dalam pendidikan, tanpa kehilangan sentuhan manusia dalam proses belajar.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
