
wamendikdasmen
Surau.co – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq menekankan pentingnya pemanfaatan media digital dalam pelestarian bahasa daerah. Bahasa daerah menghadapi tantangan serius di era digital, karena anak-anak lebih akrab dengan bahasa gaul.
Bahasa daerah juga sudah tidak lagi banyak digunakan di lingkungan keluarga, karena orang tua berasal dari suku yang berbeda, sehingga menggunakan bahasa Indonesia.
Hal itu disampaikan Fajar pada Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) di Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah dan komunitas literasi dan sastra.
“Bahasa daerah menghadapi tantangan serius di era digital, karena anak-anak lebih akrab dengan bahasa gaul,” ujarnya.
Bahasa daerah juga sudah tidak lagi banyak digunakan di lingkungan keluarga, karena orang tua berasal dari suku yang berbeda, sehingga menggunakan bahasa Indonesia.
“Hal ini juga menjadi peluang, dengan cara manfaatkan media sosial, kemas dalam bentuk menarik. Bicarakan isu anak muda dalam bahasa daerah. Itu bisa menjadi gerakan viral yang menyenangkan,” ujar Wamen Fajar di Semarang
Wamen Fajar juga menyoroti perlunya penggunaan bahasa daerah sebagai pengantar pembelajaran pada kelas awal.
Berdasarkan hasil penelitian dan kajian, pembelajaran menggunakan bahasa daerah di kelas dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi lebih baik.
“Penggunaan bahasa daerah yang efektif dalam pembelajaran telah menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam pencapaian peserta didik secara keseluruhan,” tegas Wamen Fajar.
Wamen Fajar juga berharap para tunas muda tidak sekadar sebagai tunas, namun bisa tumbuh subur laksana pohon yang akan berbuah dan bermanfaat bagi masyarakat sebagai agen pelestari bahasa daerah ke generasi selanjutnya. “Kita semua punya peran. Pemerintah, sekolah, keluarga, dan komunitas harus bersinergi,” ujarnya.
Kegiatan ini juga menjadi ajang sosialisasi bantuan pemerintah (Banpem) tahun 2025 untuk komunitas literasi dan komunitas sastra. Program ini ditujukan untuk meningkatkan kapabilitas komunitas, memperluas jangkauan, memperkuat sinergi, serta memberikan apresiasi kepada komunitas yang aktif dan berdampak.
Kegiatan diikuti oleh perwakilan komunitas literasi dan sastra dari Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Demak, Kabupaten Tegal, Kota Tegal, Kabupaten Brebes, dan Kabupaten Purbalingga. Hadir pula Dinas Pendidikan, DPRD Kabupaten Semarang, dan mitra strategis lainnya. ***
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
