Ada Jin di Baju yang Digantung Sembarangan.
Kita sering meremehkan hal kecil dalam keseharian. Misalnya, setelah beraktivitas seharian, saya meletakkan baju yang sudah dipakai di berbagai tempat, seperti di balik pintu, di kamar mandi, atau di atas kursi. Dari sisi kesehatan, hal itu memang tidak baik, karena baju bisa menjadi sarang kuman, debu, dan kelembaban yang memicu penyakit kulit dan pernapasan.
Namun, Islam juga mengajarkan etika dalam berpakaian, bahkan sejak proses mengenakan pakaian. Rasulullah ﷺ menuntunkan doa ketika memakai baju:
> اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهِ وَخَيْرِ مَا هُوَ لَهُ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهِ وَشَرِّ مَا هُوَ لَهُ
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan dari pakaian ini dan kebaikan yang terkandung di dalamnya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan yang ada di dalamnya.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi)
Doa ini menunjukkan bahwa pakaian bukan sekadar kain penutup tubuh, tetapi juga bisa membawa kebaikan atau keburukan.
Jin dan Pakaian
Para ulama menjelaskan bahwa jin sangat menyukai tempat-tempat kotor, lembab, dan gelap. Pakaian yang mereka gantung sembarangan bisa menjadi tempat singgah jin, apalagi bila mereka memakainya tanpa menyebut nama Allah.
Tidak heran bila kemudian seseorang yang mengenakan pakaian itu bisa merasa:
Mudah emosi, marah tanpa sebab
Uring-uringan atau stres ringan
Cepat tersinggung, suasana rumah jadi panas
Jin mungkin telah menyentuh pakaian yang dipakai, sehingga menjadi salah satu sebabnya.
Pesan Penting
1. Biasakan doa ketika berpakaian, sebagaimana sunnah Rasulullah ﷺ.
2. Simpan pakaian dengan rapi di lemari, jangan menggantung sembarangan.
3. Biasakan membaca basmalah sebelum mengenakan pakaian, agar terhindar dari gangguan jin.
4. Jaga kebersihan karena Islam sangat menekankan thaharah (kesucian).
Penutup: Adab Dalam Berpakaian
Hal yang tampak sepele ternyata menyimpan pelajaran besar. Menjaga adab dalam berpakaian bukan hanya tentang kesehatan lahir, tetapi juga kesehatan batin.
Maka, mulai sekarang mari kita lebih disiplin menjaga pakaian kita. Jangan sembarangan menggantung baju, jangan abai dengan doa, dan jangan biarkan jin punya kesempatan mengganggu dari hal-hal kecil.
“Awas, ada jin di bajumu!” Mari rapikan pakaian, amalkan doa, dan hadirkan keberkahan dalam rumah tangga. Salam sehat dan barokah.
kisah Ulul Azmi.
Dari kisah Ulil Azmi, orang yang beriman dapat mengambil banyak pelajaran berharga. Karna idak semua orang belajar kisah-kisah menakjubkan yang firmankan, karna kisah-kisah Rasul-rasul Azmi sungguh para Rasul pilihan Allah untuk umat yang pengingkaran dan kedurhakaan semoga kita bisa mengambil pelajaran itu:
1. Konsistensi Penomoran
Di bagian Nabi Isa dan Nabi Muhammad, sama-sama tertulis 4. Bisa dirapikan menjadi 5 Rasul Ulul Azmi secara urut.
2. Dimensi Kontekstual
Setelah menggambarkan kesabaran mereka, bisa ditambahkan relevansi dalam konteks modern:
Nabi Nuh: Teladan konsistensi dakwah meski minoritas.
>Nabi Ibrahim: Spirit hijrah dan pengorbanan di era materialisme.
>Nabi Musa: Melawan kezaliman struktural dengan keberanian.
>Nabi Isa: Menyebarkan kasih sayang dalam fitnah dan kebencian.
>Nabi Muhammad: Menyatukan umat dalam bingkai rahmat.
3. Ulul Azmi ↔ Ulul Albab
Anda sudah menarik hubungan antara “Ulul Azmi” dan “Ulul Albab”. Ini bisa diperluas: bahwa para pelopor peradaban lahir dari jiwa yang teguh seperti Ulul Azmi, lalu berpikir mendalam seperti Ulul Albab, dan tunduk pada aturan Allah serta taat kepada Ulil Amri dalam koridor syariat.
4. Akhir Tulisan
Kita bisa menutup dengan doa atau ajakan konkret, seperti: “Semoga Allah meneguhkan hati kita sebagaimana Dia meneguhkan hati para Rasul-Nya, sehingga kita mampu menjadi pelopor kebaikan, penyabar dalam ujian, dan pemberani dalam menegakkan kebenaran.” (Tengku Iskandar, M.Pd)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
